Konten dari Pengguna

Perjuangan Ada Di Tangan Kita, Begitupun Dengan Kehancuran!

Resna Sollehudin
Mahasiswa Dirasat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, memiliki hobi membaca, olahraga, dan berbicara :). Pegiat komunitas sosial kemasyarakatan berbasis literasi (TBM kolong fly over Ciputat).
27 Oktober 2024 2:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Resna Sollehudin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perjuangan, kata yang mungkin sering kita dengar pelafalannya dan pengucapannya dalam kehidupan sehari-hari. Perjuangan erat kaitannya dengan berbagai peristiwa-peristiwa heroik yang sifatnya berupa usaha pembebasan terhadap hak-hak kemanusiaan dan keadilan yang di dalam perjalanannya dihiasi dengan berbagai macam kesukaran dan bahaya.
ADVERTISEMENT
Kata perjuangan juga acap kali dikaitkan dengan berbagai macam peristiwa patriotik berupa perlawanan terhadap berbagai bentuk penindasan serta penjajahan terhadap suatu bangsa, negara, atau bahkan ras tertentu. Dalam hal ini sebagai contohnya adalah, seperti apa yang telah dilakukan oleh para pendahulu negara kita Indonesia dalam mempertahankan hak-hak bangsa, warga, serta para kaum di negeri ini. Mereka dengan kesadaran penuh melakukan tindakan-tindakan preventif guna menjaga keutuhan nilai-nilai dan hak-hak bangsa kewarganegaraan di negeri ini.
Ilustrasi, Foto: https://pixabay.com/id/illustrations/tinju-rantai-kebebasan-meletus-8633167/
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi, Foto: https://pixabay.com/id/illustrations/tinju-rantai-kebebasan-meletus-8633167/
Para pendahulu bangsa (kita sebut para "Pejuang Negeri") selain mereka melakukan perlawanan mereka juga melakukan berbagai macam bentuk pergerakan dalam usahanya melaksanakan perjuangan demi utuhnya negara tercinta ini. Kita sebut saja sebagai contoh, awal mula pergerakan muncul pada tahun 1908 yang mana ini menjadi awal mula munculnya pergerakan nasional. Budi Utomo yang mana pada kala itu sebagai awal pergerakan yang muncul dan kemudian disusul dengan berbagai macam bentuk-bentuk pergerakan lainnya seperti, Sarekat Islam(SI), Indische Partij, Perhimpunan Indonesia, dsb. Seluruh pergerakan-pergerakan tersebut muncul bukan tanpa sebab, mereka mencuat ke permukaan dikarenakan adanya rasa senasib yang timbul akibat tekanan dan penderitaan berkelanjutan yang dilakukan oleh para penjajah kala itu. Yang mana kemudian, dari adanya rasa senasib akibat tekanan dan penderitaan tersebut terbentuklah semangat persatuaan serta rasa kesadaran nasional.
ADVERTISEMENT
Tidak dapat dibayangkan betapa besarnya kehancuran yang dapat terjadi jikalau para pendahulu kita bersifat Apatis(tidak peduli) dan enggan melakukan perjuangan serta perlawanan terhadap para penjajah yang datang pada kala itu. Jikalau saja para pendahulu kita bersikap Apatis dan enggan melakukan perjuangan akan penderitaan yang mereka terima dan alami dari para penjajah tadi, mungkin tidak akan ada negara yang bernama Indonesia, mungkin pula hingga saat ini kita masih hidup dalam tekanan dan penindasan para penjajah asing tersebut.
Oleh karena itu, patutlah bagi kita sebagai generasi penerus para pendahulu bangsa, untuk senantiasa mensyukuri atas segala bentuk perjuangan yang telah dilakukan oleh para pendahulu kita. Salah satu bentuk rasa syukur kita akan segala bentuk perjuangan tadi adalah dengan tetap menjaga semangat perjuangan para pendahulu bangsa pada diri kita dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sampai perjuangan yang telah dilakukan oleh para pendahulu kita menjadi sia-sia belaka dikarenakan diri kita yang tidak berusaha berjuang bahkan untuk kehidupan kita sendiri.
ADVERTISEMENT