Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Analisis Berbasis Firasat, Ronaldo ke Juventus Demi Piala Dunia 2022
11 Juli 2018 13:15 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:19 WIB
Tulisan dari Irawan Aji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kabar sesak tentang Cristiano Ronaldo, akhirnya meledak. Real Madrid secara lapang dada, mengakhiri ekspektasi media dengan mengumumkan sendiri kepergian Ronaldo ke Turin. Juventus menang, Serie A laksana ketiban durian.
ADVERTISEMENT
Kedatangan Ronaldo sangat penting bagi sepak bola Italia, dia adalah mesin uang. Kata Fabio Capello dikutip dari Sky Sport Italia (11/07). Pamor Serie A yang sempat lemah syahwat, lunglai, hampir dua dasawarsa terakhir, seperti sedang mau orgasme lagi.
Ronaldo adalah obat perangsang manjur berstatus jaminan mutu. Migrasi besar-besaran fans memungkinkan terjadi. Halla Madrid?, mulai biasakan dirimu untuk mengucap Halla Juve! Bukankah Ronaldo punya follower 138 juta di Instagram, yang artinya hampir setengah penduduk Indonesia?
Saya sendiri fans berat Parma, yang bosan sangat melihat dominasi Juventus setelah mereka tertangkap tangan Calciopoli. Benar, Juventus mungkin akan lebih dominan saat di depan skema formasinya ada predator sekelas Ronaldo.
Namun, dengan Ronaldo di lingkaran Serie A, maka media akan berebut menayangkan liga yang mashyur itu ketika saya remaja. Itu artinya Parma ikut kecipratan dan cari panggung lagi di kancah sepak bola nyata dan maya.
Sekali lagi, faktor uang dan popularitas, Ronaldo adalah jaminan. Namun, ada firasat juga yang menyatakan jika faktor itu tak menjadi dasar bagi Ronaldo untuk hengkang dari fakta ini: besar di Madrid, dan mengakhiri pahatan legenda sepak bolanya di Los Blancos.
ADVERTISEMENT
Di saat La Liga mulai terserang gejala panik karena (mungkin) Messi kehilangan rival abadinya, rating gengsi El Classico yang (mungkin) akan melandai, Ronaldo bisa cukup tenang mempersiapkan sesuatu.
Dia butuh iklim tak seketat La Liga atau Premiere League, atau tak selonggar Ligue 1 Prancis yang menjadikan Neymar bintang abal-abal itu, untuk terus menjaga kebugarannya di umur 37 tahun, 4 tahun yang akan datang. Ketika sepak bola menggelar hajatan akbar di Qatar.
Jose Carlos Coronha, seorang ahli bedah asal Portugal sekaligus dokter langganan Ronaldo, pernah melakukan Studi. Dia takjub dengan kondisi fisik dari struktur tubuh Ronaldo. Unik, dan belum pernah ditemui pada pesepak bola lainnya.
"Ronaldo memiliki fisik yang unik, seperti mobil yang sudah menempuh jutaan kilometer tanpa kerusakan sedikitpun," jelas Coronha, dikutip dari Daily News (18/05/17)
Cara Ronaldo merawat tubuhnya demi tampil ideal tak perlu diragukan. Bahkan bisa dikatakan terlalu ekstrim. Ronaldo tak kenal kompromi. Diet ketat, jam tidur, sampai tak mentato tubuhnya demi menjaga rutinitasnya mendonorkan darah adalah hal yang spesial. Pernahkah dia tertangkap media menghabiskan malam di bar, atau mengendarai mobil dalam keadaan setengah sadar?
ADVERTISEMENT
Namun, kesehatan bukan hanya masalah fisik. Faktor psikis seseorang juga berpengaruh. Dan Serie A serta Juventus adalah rumah yang tepat bagi Ronaldo. Dia mungkin tak akan banyak menari-nari lagi sambil sprint di sisi lapangan. Dia berubah menjadi striker efektif di dalam kotak penalti lawan.
"Sebagai manusia, bertambah tua adalah hal wajar, namun saya akan mencoba posisi lain. Saya juga akan coba memperbaiki fisik setiap hari. Saya bukan hanya memikirkan musim ini melainkan musim-musim berikutnya," kata Ronaldo dalam sebuah sesi wawancara. Dikutip dari Tribal Football (15/12/16)
Layak rasanya jika saya sudahi dengan membuat kesimpulan sederhana berbasis firasat ini, Ronaldo ke Juventus demi bisa tampil di Qatar 2022.