Konten dari Pengguna

Mungkinkah Kutukan Mario Goetze Bersama Timnas Jerman?

Irawan Aji
Cuma Seorang Pemahat Teks dari Lembah Kelud
18 Juni 2018 9:58 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Irawan Aji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hernandez melawan Hummels. (Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach)
zoom-in-whitePerbesar
Hernandez melawan Hummels. (Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach)
ADVERTISEMENT
Hirving Lozano, gelandang serang Meksiko berumur 22 tahun, menjadi aktor antagonis bagi Die Mannschaft pada laga Jerman kontra Meksiko. Satu golnya di menit 35', mampu membuat malu juara dunia 2014 itu di partai pembuka mereka.
ADVERTISEMENT
Permainan Chicarito Hernandez dan kawan-kawan mampu membuat frustasi skuat Joachim Loew. Badai peluang mentah tak menjadi gol. Padahal sebelum laga, Jerman diprediksi akan menghujani Meksiko dengan banyak gol.
Prediksi itu tak keluar sembarangan. Jerman punya tradisi banyak membobol gawang lawan di setiap laga pembuka mereka di piala dunia. Paling tidak, hal itu selalu mereka lakukan dalam empat edisi piala dunia terakhir.
Selebrasi gol Lozano. (Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi gol Lozano. (Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach)
4 gol ke gawang Portugal (2014), 4 gol ke gawang Australia (2010), 4 gol untuk Kostarika (2006), dan 8 gol ke gawang Arab Saudi (2002). Untuk itu, satu gol Lozano sekaligus mengakhiri dominasi laga pembuka Jerman di Piala Dunia.
"Kami memiliki beberapa tendangan ke gawang tetapi bernasib buruk. Bolanya tidak masuk ke gawang lawan. Sudah pasti semua orang tidak senang dan kecewa. Kami harus melihat ke depan, dan menaruh kekalahan ini di belakang kami. Kami harus menang pada pertandingan selanjutnya," komentar Joachim Loew pasca laga. Dikutip dari laman resmi FIFA, Senin (18/6).
ADVERTISEMENT
Mungkinkah Kutukan Goetze?
Sepak bola kadang berperilaku aneh. Ada hal-hal tak tertulis yang menjadi unik untuk ditelisik. Kutukan seorang Bela Guttman untuk Benfica misalnya. Ketika Guttman dibuang Benfica saat mampu membawa klub itu mencapai masa keemasan di kancah liga Eropa, dia mengutuk Benfica tak akan pernah lagi juara Eropa selama 100 tahun. Hasilnya? Enam partai final Benfica setelah itu, berakhir tragis. Benfica menjadi klub medioker Eropa.
Ini mengingatkan publik pada sosok Mario Goetze. Pada final piala dunia 2014 melawan Argentina, satu golnya di menit 113' menjadikan dirinya bak pahlawan. Sayang, kontribusi dari sejarah penting tersebut tak membuat namanya dipanggil Joachim Loew ke Rusia.
"Tentu saja saya sedih karena saya tidak menghadiri Piala Dunia. Saya akan melakukan semua yang saya bisa untuk kembali ke skuat tim nasional kami. Saya berharap anak-anak, pelatih, dan tim di belakang tim sukses di Rusia dan saya berharap mereka bisa menjadi juara dunia." Kata Goetze kala Jerman resmi mengumumkan skuat.
Goetze kembali ke Timnas Jerman. (Foto: AFP/Martin Bureau)
zoom-in-whitePerbesar
Goetze kembali ke Timnas Jerman. (Foto: AFP/Martin Bureau)
Memang, tak ada ancaman eksplisit keluar dari mulut Goetze. Namun aroma kekecewaan karena merasa dicampakkan, jelas tercium tajam. Kita lihat saja bagaimana kiprah timnas Jerman di Rusia kali ini.
ADVERTISEMENT
Referensi: fifa.com