Sutan Zico, Lewandowski atau Aguero?

Irawan Aji
Cuma Seorang Pemahat Teks dari Lembah Kelud
Konten dari Pengguna
22 September 2017 1:16 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Irawan Aji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
8 gol dari 2 pertandingan di Grup G kualifikasi piala Asia U-16 2018 Thailand adalah bukti tajamnya remaja 15 tahun ini. Lima gol atau quintrick dia cetak di pertandingan perdana melawan Mariana Utara. Kemudian dia lanjutkan dengan hatrick saat Timnas U-16 menang 3-1 atas timor leste. Spesialnya, di dua pertandingan itu Sutan Zico memulai start dari bangku cadangan.
Namanya pun unik, Sutan Diego Armando Zico. Penggila bola pasti akan mengingat dua legenda besar di nama lengkap remaja tersebut. Diego Armando Marado sang legenda Argentina dan Arthur Antunes Coimbra yang terkenal dengan panggilan Zico sang 'Pele putih' legenda Brazil.
ADVERTISEMENT
Tercatat, karir bermain Sutan Zico termasuk mentereng. 2014, Dia menimba ilmu di training camp Chelsea Soccer School di Singapura dan mengikuti piala Danone di Brazil. Pada tahun ini, dia mengikuti kompetisi usia muda di FC Bayern Youth Cup di Jerman dan Gothia Cup 2017 bersama klub LKG-SGF Indonesia di China.
Bagaimana permainannya? Apakah gaya Maradona dan Zico ada di kaki remaja 15 tahun tersebut? Yang jelas, Sutan Diego lahir jauh dari era Maradona dan Zico. Dia lahir di era Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Namun, bukan Ronaldo atau Messi yang dia idolakan, striker Timnas U-16 tersebut malah mengidolakan Robert Lewandowski, striker jangkung Polandia yang bermain di Bayern Muenchen. Jika dilihat dari dua permainan di kualifikasi piala Asia U-16, Sutan memang menonjol dalam hal penempatan posisi. Dia tau kapan harus bergerak dan tau harus bergerak ke mana. Efektifitas dan ketenangannya saat memanfaatkan peluang dari posisi yang dia dapatkan sangat khas "striker murni".
Wajar saja Sutan Diego mengidolakan Robert Lewandowski, permainan juru gedor Bayern Muenchen itu jelas menjadi referensi Sutan sebagai striker. Hal ini mengingatkan publik tentang Egy Maulana Vikri yang dijuluki Lionel Messi karena sangat menonjol dalam dribble dan kecepatan. Egy sendiri pun mengakui kalau Messi sebagai pemain idolanya.
ADVERTISEMENT
Namun, saya punya pendapat lain. Boleh dong saya berpendapat. Saya melihat Sutan Diego Zico seperti sosok Sergio Aguero di Manchester City. Tiga gol saat melawan Timor Leste kental sekali aroma efektifitas Aguero tersebut. Peluang yang datang dari hasil penempatan posisi cerdas, kemudian hanya perlu satu-dua sentuhan untuk mengkonvesi menjadi gol, oportunis dan khas Aguero sekali.
Tapi itu pendapat saya. Dan siapalah saya ini, hanya remahan rengginang di toples sisa hari raya.
Saya harap generasi tahun 2000-an tak ada yang membandingkan Sultan Zico dengan Filippo Inzaghi, sang oportunis pemalas lari yang hobi offside itu.