Konten dari Pengguna

Urban Farming: Mewujudkan Kemandirian Pangan di Apartemen Transit Jawa Barat

Sophia Dwiratna (Founder Dr Hidroponik)
Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Universitas Padjadjaran, Peneliti, Praktisi dan Instruktur Hidroponik Tingkat Nasional
6 Februari 2024 12:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sophia Dwiratna (Founder Dr Hidroponik) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Apartemen transit merupakan hunian vertikal untuk kelompok Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan sistem sewa dan memiliki batas waktu tinggal. Program apartemen transit juga dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan target menyasar penduduk dengan berprofesi sebagai buruh dan pekerja informal dengan penghasilan rendah. Selain membayar uang sewa, penghuni apartemen transit juga diwajibkan untuk menabung dengan besaran minimal 10% dari penghasilan per bulannya. Sistem tabungan ini dilakukan untuk membantu agar masyarakat dapat membeli hunian sendiri setelah melewati batas waktu tinggal yang ditentukan.
ADVERTISEMENT
Selain menyediakan tempat tinggal sementara dengan sistem sewa dan batas waktu, UPTD Pengelolaan Dan Pelayanan Perumahan Jawa Barat (UPTD P3JB) selaku pengelola apartemen transit juga menerapkan program inovatif untuk memberdayakan penghuninya. Salah satu program pemberdayaan yang dilakukan adalah memfasilitasi program urban farming dan hidroponik yang bertujuan mengembangkan kemandirian pangan serta menciptakan peluang ekonomi lokal bagi penghuni apartemen transit.
Urban farming dan hidroponik merupakan solusi inovatif untuk memberdayakan masyarakat penghuni apartemen transit di Jawa Barat. Dalam konteks yang terus berkembang ini, pelatihan hidroponik dan urban farming menjadi kunci untuk meningkatkan kemandirian pangan, memperbaiki lingkungan, dan menciptakan peluang ekonomi lokal.
Pendampingan komunitas hidroponik dan urban farming Apartemen Transit Rancaekek dalam kegiatan KKN-PPM Intergratif Universitas Padjadjaran (Sumber Foto : Penulis)

Mengapa Urban Farming?

Seiring dengan pertumbuhan populasi dan urbanisasi yang pesat, terdapat peningkatan kebutuhan akan pangan yang berkelanjutan di kota-kota besar. Masyarakat penghuni apartemen transit di Jawa Barat, dengan ruang yang terbatas, seringkali kesulitan memenuhi kebutuhan pangan mereka secara mandiri. Urban farming memberikan solusi dengan memberdayakan mereka untuk menjadi produsen pangan di tengah lingkungan perkotaan, mengurangi ketergantungan pada pasokan eksternal dan memperkuat ketahanan pangan lokal. Urban farming, yang melibatkan pertanian di dalam atau di sekitar kota, menjadi alternatif yang menarik.
ADVERTISEMENT
Urban farming menjadi imperatif di tengah pertumbuhan populasi dan urbanisasi yang pesat karena memberikan solusi konkret terhadap tantangan keberlanjutan pangan dan dampak lingkungan yang semakin meningkat. Seiring dengan pertumbuhan populasi, permintaan akan pangan meningkat. Urban farming menjadi penting karena keterbatasan lahan pertanian yang tersedia di luar kota. Dengan mendekatkan produksi pangan ke tempat konsumen, urban farming mengatasi hambatan lahan dan memastikan efisiensi dalam rantai pasokan pangan.
Dengan menghasilkan makanan secara lokal, urban farming secara signifikan mengurangi dampak ekologis transportasi dan pengemasan pangan. Rantai pasokan konvensional sering melibatkan perjalanan jauh dari lokasi pertanian ke konsumen, menyebabkan emisi gas rumah kaca dan polusi. Urban farming mengurangi jarak transportasi, menciptakan sistem pasokan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Urban farming juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran konsumen terhadap asal-usul makanan mereka. Dengan menyaksikan proses pertumbuhan tanaman secara langsung, konsumen dapat menghargai kualitas dan keberlanjutan makanan lokal, menciptakan siklus positif yang mendukung pertanian perkotaan. Selain itu, urban farming juga membuka peluang untuk kreativitas dalam desain kota. Ruang-ruang terbuka dapat diubah menjadi taman-taman kota yang produktif, menciptakan lingkungan yang sehat dan memberdayakan warga kota untuk berpartisipasi dalam produksi pangan lokal.
Dengan mengintegrasikan urban farming, kita bukan hanya mengatasi masalah ketahanan pangan, tetapi juga menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih berkelanjutan, ramah lingkungan, dan memberdayakan masyarakat untuk berkontribusi pada produksi pangan lokal.

Hidroponik sebagai Solusi Inovatif

Hidroponik, sebagai solusi inovatif dalam konteks pertanian perkotaan, memberikan berbagai keunggulan yang tidak hanya mencakup produktivitas tanaman tetapi juga efisiensi sumber daya dan dampak positif pada lingkungan.
ADVERTISEMENT
Metode hidroponik memungkinkan tanaman tumbuh lebih cepat dan efisien dibandingkan dengan pertanian konvensional. Tanaman menerima nutrisi langsung melalui larutan nutrisi air, mempercepat proses fotosintesis dan pertumbuhan, yang menjadi keunggulan krusial dalam lingkungan perkotaan dengan waktu yang terbatas. Hidroponik menggunakan jumlah air yang lebih sedikit dibandingkan dengan pertanian tanah, karena air dalam sistem dapat didaur ulang dan dikontrol secara akurat. Dalam konteks perkotaan, di mana sumber daya air dapat menjadi terbatas, ini menjadi solusi yang lebih efisien.
Dalam hidroponik, lingkungan yang terkendali mengurangi kebutuhan akan pestisida karena tanaman ditanam di dalam ruangan. Selain itu, pupuk dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman secara tepat, mengurangi risiko pencemaran tanah dan air oleh residu pestisida dan pupuk. Hidroponik memungkinkan produksi tanaman sepanjang tahun, tidak tergantung pada musim atau kondisi cuaca ekstrem. Ini sangat penting dalam menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan di lingkungan perkotaan, di mana fluktuasi musiman dan perubahan iklim dapat mempengaruhi produksi pertanian.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks apartemen transit di Jawa Barat yang memiliki ruang terbatas, hidroponik memberikan solusi yang efisien dalam pemanfaatan ruang. Sistem vertikal atau sistem hidroponik rak memungkinkan tanaman tumbuh dalam lapisan, memaksimalkan penggunaan ruang secara vertikal.
Hidroponik juga dapat digunakan sebagai alat pendidikan dan keterlibatan masyarakat. Masyarakat penghuni apartemen transit dapat belajar cara menanam tanaman secara efisien dan mendapatkan pemahaman lebih dalam tentang siklus hidup tanaman, membangun kesadaran lingkungan, dan mendukung keberlanjutan. Dengan mengadopsi hidroponik, masyarakat penghuni apartemen transit dapat menjawab tantangan ruang yang terbatas sambil meningkatkan ketahanan pangan, menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Keberlanjutan dan efisiensi inilah yang menjadikan hidroponik sebagai solusi inovatif yang memainkan peran kunci dalam meningkatkan sistem pertanian di tengah kota
ADVERTISEMENT

Manfaat Pemberdayaan Masyarakat

Pelatihan hidroponik dan urban farming tidak hanya memberikan pengetahuan teknis, tetapi juga memberdayakan masyarakat secara ekonomi. Dengan memiliki kemampuan untuk menanam sendiri, masyarakat dapat mengurangi pengeluaran untuk membeli produk pangan dan bahkan memiliki potensi untuk menjual sisa hasil panen mereka ke komunitas sekitar.
Selain itu, urban farming dapat menciptakan lapangan kerja lokal. Dengan meningkatnya permintaan akan produk pertanian lokal, peluang bisnis baru pun dapat muncul. Ini tidak hanya mencakup penjualan hasil panen tetapi juga jasa konsultasi hidroponik, desain taman, dan dukungan teknis lainnya.

Pentingnya Kesadaran Lingkungan

Pelatihan ini juga memiliki dampak positif pada kesadaran lingkungan masyarakat. Dengan memahami proses pertanian dan dampaknya pada lingkungan, masyarakat menjadi lebih sadar akan keberlanjutan dan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem. Ini menciptakan pola pikir yang berkelanjutan dan peduli terhadap lingkungan, yang pada gilirannya dapat membentuk kebiasaan hidup yang lebih berkelanjutan.
ADVERTISEMENT

Tantangan dan Solusi Dalam Implementasi

Meskipun memiliki banyak manfaat, implementasi pelatihan hidroponik dan urban farming di masyarakat penghuni apartemen transit tidaklah tanpa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya ruang yang memadai. Oleh karena itu, solusi seperti vertikultur atau dinding tanaman dapat menjadi alternatif yang efektif untuk memaksimalkan penggunaan ruang yang terbatas.
Selain itu, pendekatan partisipatif dan inklusif dalam merancang program pelatihan sangat penting. Mendengarkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat adalah langkah kunci untuk menciptakan program yang relevan dan berkelanjutan.

Peran Pemerintah dan Pihak Swasta

Pemerintah daerah, perguruan tinggi dan pihak swasta memiliki peran penting dalam mendukung pelatihan hidroponik dan urban farming ini. Dukungan finansial, penyediaan infrastruktur, dan peraturan yang mendukung pertanian perkotaan dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi masyarakat untuk mengadopsi praktik pertanian ini.
ADVERTISEMENT
Dalam menanggapi tantangan ketahanan pangan, pelatihan hidroponik dan urban farming di masyarakat penghuni apartemen transit di Jawa Barat bukan hanya solusi praktis tetapi juga langkah menuju masyarakat yang lebih berkelanjutan. Dengan memberdayakan masyarakat untuk menjadi produsen pangan, kita dapat menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih hijau, mandiri, dan berdaya tahan. Pelatihan ini tidak hanya tentang tanaman, tetapi juga tentang membentuk masyarakat yang terkoneksi dengan sumber daya alam dan memiliki dampak positif pada lingkungan mereka.