Konten dari Pengguna

Kenali Penyakit Akibat Pencemaran Air dan Cara Mencegahnya!

Sophia Triani Dahlia
Mahasiswi S1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
23 Mei 2022 15:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sophia Triani Dahlia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gambar diambil dari https://kumparan.com/kanalbali/1-29-juta-metrik-ton-sampah-plastik-kotori-laut-indonesia-1r3G12NuN6z
zoom-in-whitePerbesar
Gambar diambil dari https://kumparan.com/kanalbali/1-29-juta-metrik-ton-sampah-plastik-kotori-laut-indonesia-1r3G12NuN6z
Banyaknya aktivitas yang menghasilkan limbah sudah marak dilakukan oleh manusia. Hal tersebut menyebabkan pencemaran yang terjadi di lingkungan baik tanah, udara, dan air (Disperkimta 2019). Beragam sebab akibatnya tetapi mayoritas disebabkan oleh zat polutan.
ADVERTISEMENT
Semua makhluk hidup yang ada di dunia membutuhkan air. Ambarwati menuliskan dalam artikelnya yang berjudul Manfaat Air Bagi Kehidupan Manusia pada tahun 2014, bahwa tanpa air maka bukan tidak mungkin kehidupan di dunia akan menghilang. Lalu jika air yang seharusnya membawa berbagai manfaat kini malah membawa beragam mudarat, apa yang harus kita lakukan? Kita perlu mengenal apa saja penyakit akibat pencemaran air pada tubuh manusia dan bagaimana caranya agar kita dapat terhindar.
Dilansir dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO, berikut adalah penyakit pada tubuh yang terjadi akibat dari adanya pencemaran air:

1. Kolera

Kolera adalah infeksi diare akut yang disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi bakteri Vibrio cholerae (WHO 2022). Bakteri ini biasanya masuk ke dalam tubuh melalui air minum yang terkontaminasi oleh sanitasi yang tidak benar atau dengan memakan ikan yang tidak dimasak benar, terutama kerang. Gejalanya yaitu diare, perut keram, mual, muntah, dan dehidrasi (Anggaraditya 2015).
ADVERTISEMENT

2. Diare

Diare adalah buang air besar dengan kotoran (tinja) yang encer dengan intensitas lebih dari 3 kali dalam sehari atau lebih sering dari biasanya (Health Direct 2021).
Gejala lain yang mungkin dirasakan adalah mual, muntah, demam, sakit kepala, perut kembung seperti terisi gas berlebih, sakit perut, kehilangan selera makan, merasa lemah, dan dehidrasi.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rahman dkk pada tahun 2016, faktor yang menyebabkan adanya penyakit diare, yaitu sanitasi makanan, fasilitas yang tersedia, kebiasaan buang air seseorang, sanitasi lingkungan, ketersediaan air bersih, dan kebersihan diri.

3. Disentri

Disentri adalah infeksi pada usus yang menyebabkan diare yang mengandung darah atau lendir (NHS 2020). Gejala disentri lainnya dapat meliputi, kram perut yang menyakitkan, merasa sakit atau sakit (muntah), dan suhu badan yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Disentri terbagi menjadi 2 jenis, yaitu, Disentri Basiler (Shigellosis), yang disebabkan oleh bakteri Shigella dan Disentri Ameba (Amoebiasis), yang disebabkan oleh ameba (parasit bersel tunggal) yang disebut Entamoeba histolytica, ameba ini banyak ditemukan di daerah tropis.
Penyakit ini dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi kotoran (tinja) orang yang terinfeksi dan dimakan oleh orang lain.

4. Hepatitis A

Hepatitis A merupakan suatu keadaan di mana terjadinya kelainan peradangan pada hati yang diakibatkan oleh infeksi virus hepatitis A (Dinas Kabupaten Pacitan 2019).
Gejalanya akan muncul beberapa minggu setelah tertular oleh virus. Gejala hepatitis A dapat bertahan hingga 2 bulan dan termasuk kelelahan, mual, sakit perut, dan penyakit kuning (Berry 2020).
Penyakit ini menular dengan mudah melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi virus.
ADVERTISEMENT

5. Tifoid

Tifoid atau demam tifoid ialah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi (CDC 2020). Gejalanya berupa demam tinggi, merasa lemah, sakit perut, sakit kepala, diare atau sembelit, batuk, dan kehilangan nafsu makan. Penyakit ini dapat muncul pada lokasi dengan sanitasi yang buruk dan air yang kotor.

6. Polio

Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus polio. Virus Polio yang masuk ke tubuh akan melakukan replikasi di usus dan dikeluarkan melalui kotoran (tinja) (Infeksi Emerging 2022). Penyakit ini menyerang sistem saraf sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan atau bahkan kematian dalam hitungan jam. Gejala awalnya ialah demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, merasa kaku di area leher, dan nyeri pada anggota badan.
Virus polio memasuki tubuh lewat mulut dari makanan yang terkontaminasi kotoran (tinja) orang yang terinfeksi, lalu berkembang biak di usus dan diekskresikan di feses (tinja).
ADVERTISEMENT
Perlu adanya tindakan pencegahan diri agar pencemaran air yang terjadi di lingkungan kita tidak menimbulkan dampak yang berat bagi kesehatan tubuh. Berikut adalah beberapa upaya yang bisa kita lakukan agar dapat meminimalkan dampak dari pencemaran air menurut (JDIH 2010) dan (Dinas Kabupaten Pacitan 2019):
1. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
2. Tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak dahulu.
3. Sering mencuci tangan, terlebih sebelum makan.
Selain itu, menurut laman Water Pollution pada tahun 2018, kita dapat mengurangi pencemaran air di sekitar kita dengan cara sebagai berikut:
1. Menghemat air.
2. Tidak membuang cat, minyak atau bentuk sampah lainnya ke saluran pembuangan dan menggunakan produk rumah tangga yang ramah lingkungan, seperti detergen, bahan pembersih rumah tangga, dan perlengkapan mandi.
ADVERTISEMENT
3. Tidak menggunakan pestisida dan pupuk secara berlebihan.
4. Tidak membuang sampah sembarangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, R. D. 2014. “Manfaat Air Bagi Kehidupan Manusia.” Artikel Lingkungan Hidup 4(2):1–6.
Anggaraditya, Putu Bagus. 2015. “Menekan Laju Penyebaran Kolera Di Asia Dengan 3Sw (Sterilization, Sewage, Sources, and Water Purification).” Inti sari Sains Medis 3(1):83–87. Doi: 10.15562/ism.v3i1.71.
Berry, A. J. 2020. “Hepatitis A.” Centers of Disease Control and Prevention (CDC). Retrieved May 5, 2022 (https://www.cdc.gov/hepatitis/hav/index.htm).
CDC. 2020. “Typhoid Fever.” Centers of Disease Control and Prevention (CDC). Retrieved May 6, 2022 (https://wwwnc.cdc.gov/travel/diseases/typhoid).
Dinas Kabupaten Pacitan. 2019. “Apa Itu Hepatitis A ? Kenali Gejala, Penyebab, Dan Cara Penyembuhannya.” Dinkes.Pacitankab.Go.Id 1–2. Retrieved May 5, 2022 (https://dinkes.pacitankab.go.id/apa-itu-hepatitis-a-kenali-gejala-penyebab-dan-cara-penyembuhannya/).
ADVERTISEMENT
Disperkimta. 2019. “Jenis Dan Tingkatan Pencemaran Yang Merusak Lingkungan.” Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman Dan Pertanahan (Disperkimta) Buleleng. Retrieved May 3, 2022 (https://disperkimta.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/jenis-dan-tingkatan-pencemaran-yang-merusak-lingkungan-75).
Health Direct. 2021. “Diarrhoea.” Healthdirect.Gov.Au. Retrieved May 6, 2022 (https://www.healthdirect.gov.au/diarrhoea).
Infeksi Emerging. 2022. “Poliomyelitis (Penyakit Virus Polio).” Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Retrieved May 6, 2022 (https://infeksiemerging.kemkes.go.id/penyakit-virus/poliomyelitis-penyakit-virus-polio/).
JDIH. 2010. “Strategi Pengendalian Pencemaran Lingkungan.” Jaringan Dokumentasi Dan Informasi Hukum Nasional Pemerintah Yogyakarta. Retrieved May 3, 2022 (https://hukum.jogjakota.go.id/index.php/articles/read/37).
NHS. 2020. “Dysentery.” NHS. Retrieved May 6, 2022 (https://www.nhs.uk/our-policies/cookies-policy/).
Rahman, Handono Fatkhur, Slamet Widoyo, Heri Siswanto, and Biantoro. 2016. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Di Desa Solor Kecamatan Cermee Bondowoso.” NurseLine Journal 1(1):24–35.
Water Pollution. 2018. “Prevent Water Pollution.” Water-Pollution.Org.Uk. Retrieved May 6, 2022 (https://www.water-pollution.org.uk/prevent-water-pollution/).
ADVERTISEMENT
WHO. 2022a. “Cholera.” World Health Organization (WHO). Retrieved May 6, 2022 (https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/cholera).
WHO. 2022b. “Drinking Water.” World Health Organization (WHO). Retrieved May 6, 2022 (https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/drinking-water#:~:text=Contaminated water and poor sanitation,individuals to preventable health risks.).