Konten dari Pengguna

Titik Nadir Demokrasi : Demokrasi Hanya Ritual atau Ada Maknanya?

Muhammad Sopiyan
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta
16 Februari 2025 9:01 WIB
Ā·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Sopiyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang saat ini dipakai oleh banyak negara, Indonesia khusunya, sistem demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang mana kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat, rakyatlah yang memiliki kekuasaan penuh untuk dapat menjalankan haknya untuk memilih pemimpin dan membuat keputusan penting terkait kebijakan publik melalui mekanisme pemilihan umum atau referendum.
ADVERTISEMENT
Menurut Miriam Budiardjo, demokrasi adalah sistem pemerintahan yang kebijakannya di tentukan oleh wakil rakyat. Wakil-wakil rakyat tersebut dipilih secara langsung oleh rakyat. Miriam Budiardjo mengutip pendapat Henry B. Mayo mengenai demokrasi. Menurut Henry B. Mayo, nilai-nilai demokrasi meliputi, menyelesaikan perselisihan dengan damai, menjamin perubahan secara damai dalam masyarakat, serta menyelenggarakan pergantian pemimpin secara teratur.
Prinsip utama dari sistem pemerintahan demokrasi adalah partisipasi rakyat yang aktif dan sadar sepenuhnya dengan pilihan yang telah mereka lakukan, perlindungan hak asasi manusia, kebebasan berbicara, serta kesetaraan di hadapan hukum. Demokrasi sejatinya mengutamakan adanya checks and balances antara lembaga-lembaga dalam negara supaya tidak ada kekuasaan yang terpusat pada satu pihak atau individu saja.
Photo by : Muhammad Sopiyan
Selain itu, demokrasi juga menjamin kebebasan individu dalam berbagai aspek kehidupan, seperti kebebasan beragama, kebebasan berkumpul, dan kebebasan berpendapat. Dalam praktiknya demokrasi sangatlah bervariasi, diantaranya demokrasi langsung, yaitu rakyat secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan, hingga demokrasi perwakilan, yaitu rakyat memilih wakil untuk membuat keputusan atas nama mereka.
ADVERTISEMENT
Secara umum, demokrasi adalah sistem pemerintahan yang memberikan kekuasaan tertinggi kepada rakyat. Dalam demokrasi, rakyat berkuasa dan kekuasaan itu hanya berasal dari rakyat dan oleh rakyat. Inti dari demokrasi adalah adanya pemerintahan yang mendapat kekuasaan atas kesepakatan rakyat berdasarkan pemilihan umum. Presiden Abraham Lincoln menyatakan bahwa prinsip kesepakatan bersama tersebut dinamakan ā€œpemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Keadaan demokrasi saat ini sangatlah menyedihkan dan memprihatinkan. Bagaimana tidak, saat ini demokrasi layaknya mesin yang kehilangan esensinya, mesin ini jalan terus menerus tanpa tau kemana arah perjalanannya.
Setiap lima tahun sekali, rakyat selalu terlibat dalam proses pelaksanaan pemilu, esensi dan maksud yang disebut untuk memilih pemimpin yang akan menjadi wakil rakyat nantinya. Tapi setelah itu banyak kebijakan yang muncul justru sering kali tidak sesuai dengan harapan rakyat. Demokrasi saat ini hanyalah sekadar ritual formal saja, tanpa adanya substansi yang jelas.
ADVERTISEMENT
Singkatnya, kita hanya terfokus ke sektor prosedural saja. Karena anggapan rakyat yang terpenting pemilu setiap lima tahun sekali terus ada dan berjalan, yang terpenting hak suara sudah selesai dihitung, itu yang tertanam di kepala rakyat Indonesia saat ini. Padahal, sejatinya jika hanya memikirkan dan terfokus pada prosedur itu saja, kita tidak akan pernah mendapatkan esensi asli dari demokrasi, yaitu esensi demokrasi adalah untuk kesejahteraan dan keadilan bahi semua rakyat Indonesia.
Jika banyak rakyat yang sudah sadar tentang masalah ini, pemilu dapat dikatakan hanya sebagai pintu masuk demokrasi saja, bukan ujung ataupun hasil dari demokrasi, bahkan belum menjadi kesuksesan dari demokrasi. Setelah pemilu selesai seharusnya muncul perjuangan yang nyata untuk membangun kehidupan yang adil, sejahtera, dan bebas dari segala penindasan.
ADVERTISEMENT
Kita sepertinya sudah terlalu sibuk dengan aspek teknis perihal pilih-memilih, coblos-mencoblos kertas bergambar wajah para wakil, dan menunggu hasil dari pemilihan, lalu kemudian setelah selesai rakyat kembali kepada rutinitasnya masing-masing.
aphoto by : Muhammad Sopiyan
Seharusnya esensi demokrasi itu bukan hanya perihal menang dan kalah pada pemilu. Bukan perihal siapa yang duduk diatas kursi kekuasaan. Melainkan yang terpenting adalah bagaimana kebijakan yang dihasilkan dapat membawa kebahagiaan dan keadilan untuk semua rakyat Indonesia, bukan hanya kesejahteraan untuk para elit politik saja.
Selain itu, kebebasan di dalam demokrasi saat ini cenderung semu dan mati. Di luar itu semua rakyat terlihat bebas berbicara dan bebas memilih, tapi coba perhatikan apa benar kebebasan itu membuat hidup rakyat lebih baik, banyak rakyat bisa berbicara apa saja di medsos, tapi hanya sebatas menjadi suara semu atau bahkan berakhir di penjara.
ADVERTISEMENT
Kebebasan tanpa kesejahteraan juga seperti memberikan mikrofon kepada orang yang kehausan di padang pasir, suaranya keras tetapi tidak ada yang peduli dan mendengar.
Seharusnya kita harus mampu mengembalikan nilai-nilai dasar dari demokrasi, yakni keadilan, kesejahteraan, dan tanggung jawab sosial. Tidak hanya sebatas partisipasi saat pemilu saja, tapi juga ikut terlibat dalam setiap proses sosial, berjuang untuk kebijakan yang berpihak kepada rakyat, dan mendesak pemimpin untuk bertanggung jawab atas semua janji politinya.
Demokrasi harus hidup dengan segala nilai dan prinsip-prinsipnya, harus nyata, dan harus punya makna bagi orang banyak. Jangan sampai demokrasi hanya menjadi seremoni kosong dan sementara rakyatnya tidak mendapat apa-apa.
Mari kita bersama berjuang menghidupkan demokrasi kembali, mengingatkan dan menyadarkan para pemimpin yang menjadi wakil kita semua akan pentingnya nilai-nilai yang harus dicapai dalam berdemokrasi.
ADVERTISEMENT