Konten dari Pengguna

Viscoose: Kombinasikan Tren Fashion Terkini dengan Pola Batik dan Lurik nan Unik

22 Mei 2017 12:43 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Soprema UGM tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Viscoose: Kombinasikan Tren Fashion Terkini dengan Pola Batik dan Lurik nan Unik
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Viscoose menjadi salah satu pengisi stand pada gelaran Exposure 2017 tanggal 17 – 19 Maret lalu di Ambarukmo Plaza.
ADVERTISEMENT
Yogyakarta – Di Indonesia, khususnya Yogyakarta, banyak sekali ibu rumah tangga yang hanya menghabiskan waktu luangnya untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga saja. Padahal jika ditelusuri, banyak ibu rumah tangga memiliki bakat yang tidak tersampaikan karena tidak adanya fasilitas yang mewadahi, salah satunya adalah menjahit.
Di mata Novi dan Kara, masalah tersebut merupakan sebuah peluang besar untuk memulai sebuah bisnis. Berangkat dari minat dan hobi yang sama di bidang fashion, keduanya memanfaatkan kemampuan ibu-ibu rumah tangga di daerah Ambarketawang, Gamping Kidul, Sleman, Yogyakarta sebagai tenaga penjahit untuk brand mereka, Viscoose.
Viscoose adalah sebuah merek pakaian wanita yang memadukan desain-desain modern yang simpel dengan motif batik dan lurik khas Indonesia. “Kami berbeda dari brand-brand lainnya, selalu ada sentuhan etnik di setiap produk kami. Selain itu, kami menggunakan bahan-bahan pilihan sehingga sangat nyaman digunakan,” terang Novi.
ADVERTISEMENT
Melalui Viscoose, Novi dan Kara tidak hanya ingin meningkatkan kesejahteraan para ibu rumah tangga dengan memanfaatkan kemampuan yang mereka miliki, mereka juga membantu meningkatkan perekonomian UKM-UKM di Yogyakarta. “Kami tidak memproduksi kain batik dan lurik sendiri, saat ini kami masih membeli bahan dari pasar-pasar tradisional seperti pasar dan berbagai usaha kecil menengah di sekitar kami, biasanya kami membeli kain batik atau lurik di Jalan Kaliurang dan Pasar Beringharjo” ungkap Novi, salah satu pemilik Viscoose.
Ditemui di stand Viscoose saat acara Exposure di Ambarukmo Plaza (19/3), Novi mengatakan bahwa dengan konsep unik yang mereka bawa, Viscoose mampu bersaing dengan produk-produk dari brand ternama di berbagai marketplace dan e-commers Indonesia, misalnya Berrybenka. “Produk kita sudah mulai banyak dikenal orang, bahkan pelanggan kita tidak sebatas warga Yogyakarta saja. Banyak pelanggan kita dari kota-kota besar seperti Bandung dan Jakarta,” kata Novi.
ADVERTISEMENT
Usaha yang berangkat dari akun @viscoose_id di instagram ini, kini telah memiliki sekitar 24.400 followers. Kara mengatakan bahwa kunci keberhasilan Viscoose menarik para pelanggan melalui instagram adalah foto produk yang menarik di setiap koleksinya. Salah satu rahasianya yaitu dengan menggunakan bantuan selebgram untuk mempromosikan produk mereka, seperti Aghnia Punjabi, Amelia Elle dan Intan Khasanah.
“Biasanya kami mengeluarkan koleksi terbaru setiap tiga bulan sekali dengan total delapan hingga dua belas artikel dan hanya tersedia dua puluh pieces untuk setiap artikel,” ujar Novi. Untuk setiap satu koleksi yang dikeluarkan, Viscoose mampu mengantongi omzet sekitar Rp 20.000.000 dengan kisaran harga pakaian yang di jual Rp 100.000 – Rp 200.000. Selain itu, Viscoose juga sedang mempersiapkan untuk koleksi selanjutnya, yaitu edisi lebaran. Viscoose akan mengeluarkan berbagai pakaian yang hijab friendly dan tetap mempertahankan ciri khas mereka tentunya.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, SOPREMA 2016 telah memberikan manfaat bagi Novi dan Kara khususnya untuk pembentukan mental dalam berkompetisi dan menambah pengetahuan mengenai bisnis sosial. Novi mengaku bangga menjadi salah satu bagian dari SOPREMA 2016. Ia mengatakan bahwa SOPREMA telah banyak mambantu mereka dengan memberikan pengalaman-pengalaman yang didapatkan dari peseta lain dan juga tokoh-tokoh yang luar biasa inspiratif. “Banyak anak muda yang punya semangat bisnis dan juga peduli akan lingkungan dan sosial. Kami bertemu dengan orang-orang hebat yang sama-sama berjuang untuk membangun bisnis sosial,” ungkap Novi.
Penulis : Nivita Saldyni Adiibah
Editor : Gilang Desti Parahita, SIP, MA