Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Konten dari Pengguna
KangPuj Farm Gunakan Lalat Tentara Hitam untuk Urban Farming
26 November 2017 11:45 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
Tulisan dari Soprema UGM tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ngatinah, pegawai KangPuj Farm bagian keuangan saat panen kangkung di kebun KangPuj Farm, Rancaekek, Bandung pada Juni 2017.
ADVERTISEMENT
Yogyakarta – Sampah adalah permasalahan yang dialami di seluruh daerah di Indonesia, tak terkecuali kota-kota besar dan maju sekalipun. Salah satunya yaitu di daerah Ciparay, Jawa Barat. Namun masalah ini dapat diatasi dengan hadirnya lalat Black Soldier Fly (BSF) atau lalat tentara hitam
Ia dikenal sebagai agen biokonversi, di mana larvanya mampu mengurangi limbah organik hingga 56%. Selain itu banyak lagi manfaat yang bisa didapatkan dengan memberdayakan larva BSF sebagai agen, di antaranya larva BSF dapat diadikan sebagai sumber protein pakan ternak ayam dan ikan, cairan hasil aktivitas larva berfungsi sebagai pupuk cair, dan sisa limbah organik kering dapat dijadikan sebagai pupuk.
Hal inilah yang dibaca oleh pasangan suami istri, Alya dan Puji, jawara SOPREMA 2017 dari kategori kick off dengan tema Ketahanan Pangan. Berangkat dari masalah pengelolaan sampah yang masih sangat minim, keduanya berinisiasi membangun KangPuj Farm, sebuah bisnis yang mengaplikasikan konsep integrated urban farming.
ADVERTISEMENT
“Bisnis kami yaitu mengintegrasikan bidang perikanan berupa lele, perkebunan berupa kangkung, dan peternakan berupa lalat BSF. Namun saat ini kami baru mengembangkan bisnis perikanan dan perkebunan saja, untuk peternakan itu rencana kami tahun depan,” kata Alya, salah satu CEO KangPuj Farm. Melalui lalat BSF itulah KangPuj Farm bersama masyarakat akan melakukan pengelolaan sampah organik.
Selain masalah pengelolaan sampah, kurang produktifnya anggota karang taruna di sana dalam kegiatan positif serta minimnya lapangan pekerjaan tetap masyarakat sekitar juga menjadi masalah yang ingin diatasi oleh KangPuj Farm. Mereka inilah yang menjadi sasaran utama binaan KangPuj Farm dalam mengembangkan bisnisnya
“Nantinya Kelompok yang dijadikan mitra adalah desa binaan yang rencananya di daerah Ciparay. Di sana kami akan membina masyarakat untuk menerapkan konsep integrated urban farming ini dalam skala yang lebih besar, sehingga ketika mereka mampu produktif dan menghasilkan produk sendiri, maka desa ini akan dijadikan mitra dengan KangPuj Farm,” tegas Alya.
ADVERTISEMENT
Dengan empat orang tenaga kerja, KangPuj Farm mampu mengantongi omzet sebesar Rp 3 jt – Rp 4 jt setiap bulannya. Adapun produk yang dijual berupa ikan lele bersih dan siap olah yang dijual seharga Rp 25.000/kg dan kangkung hidroponik yang dijual Rp 10.000/ikat dengan sistem delivery order, sehingga jumlah produksinya tergantung pemesanan.
Untuk saat ini hasil produksi dipasarkan ke daerah sekitar kebun KangPuj Farm yang berlokasi di Komp. Permata Hijau, Desa Jelegong, Kec. Rancaekek, Kab. Bandung dan sebagian warga kota. “Rencananya kami akan memperluas pasar ke restoran dan supermarket dan menyesuaikan dengan memperbanyak jumlah produksi. Selain itu juga kami akan memproduksi lele olahan seperti abon dan keripik,” tambah Alya.
Untuk mencapai target tersebut, Alya mengaku bahwa dirinya dan tim masih mengalami berbagai kendala. Di sisi produksi ia harus menambah jumlah produk yang dihasilkan, namun jumlah kolam yang terbatas membuat mereka hanya mampu memproduksi lele bersih dan siap olah dalam jumlah banyak. Selain itu karena produk harus tersaji dalam keadaan segar, jarak menjadi kendala. Inilah yang membuat jangkauan wilayah distribusi hasil produksi KangPuj Farm belum bisa terlalu luas.
ADVERTISEMENT
Keluarnya KangPuj Farm sebagai jawara membantu mereka mengembangkan dan mencapai target-target bisnisnya. “SOPREMA 2017 merupakan kegiatan yang luar biasa, dengan cakupan nasional ia mampu menciptakan sebuah momen untuk mempertemukan banyak sociopreneur. Hal ini menjadi kesempatan untuk kami saling belajar, bertukar pengalaman, dan membangun relasi,” kata Puji, salah satu CEO KangPuj Farm.
Penulis : Nivita Saldyni Adiibah
Editor : Gilang Desti Parahita, SIP, M.A