Konten dari Pengguna

Lampiaskan Dendam Berakibat Hilangnya Nyawa

Bapas Kelas II Purwokerto
akun ini dikelola tim Humas Bapas Purwokerto Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan RI
9 Februari 2024 19:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bapas Kelas II Purwokerto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lampiaskan Dendam Berakibat Hilangnya Nyawa
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Purwokerto, Info_ PAS_Dalam kehidupan bermasyarakat di suatu wilayah pasti akan banyak mendapatkan hambatan dan rintangan. Terkadang kita sudah berbuat baik masih ada saja ada orang yang membalas kebaikan itu dengan sikap dan perilaku yang kurang baik atau mungkin perbuatan yang baik tersebut belum tentu dianggap baik oleh orang lain. Apalagi bila kita berbuat salah, pasti akan menjadi bahan gunjingan di masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
Niat hati ingin menyelesaikan masalah dengan tanpa melibatkan orang lain dengan tujuan tidak ingin merepotkan orang lain dan untuk memberikan pelajaran agar orang yang telah berbuat salah segera berhenti dan tidak mengulangi lagi. Namun justru perbuatan ini menjadi awal dari malapetaka panjang yang tak akan pernah dilupakan dalam sejarah kehidupan seseorang.
Hal ini terungkap saat Pembimbing Kemasyarakatan Madya Bapas Purwokerto melaksanakan penggalian data guna penyusunan Asesmen dan Penelitian Kemasyarakatan Pembinaan Tahap Awal di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Narkotika Purwokerto di ruang Bimkemas. Sebut saja SKN, seorang Narapidana dalam kasus pembunuhan berencana yang mendekam di Lembaga Pemasyarakatan karena harus menjalani pidana penjara 13 tahun lamanya. Dengan  tinggi badan yang hanya 155 cm dan berat badan 48 kg, seakan tidak mungkin kalau SKN ini dapat menghabisi seorang preman yang bertubuh tegap dan tinggi besar di daerah Cilacap.
ADVERTISEMENT
"Saya sungguh menyesal telah membunuh orang, namun semua saya lakukan karena saya sudah tidak tahan semua barang yang saya punya telah habis dirampas oleh korban. Saya benar-benar sakit hati dan dendam" ujar SKN sambil tertunduk saat membuka awal cerita bagaimana dirinya bisa berada di Lembaga Pemasyarakatan.
Pria yang mengenyam pendidikan hanya sampai sekolah dasar ini sesekali tampak mengusap air mata manakala, Hadi Prasetyo selaku Pembimbing Kemasyarakatan Madya Bapas Purwokerto ini menanyakan tentang kondisi keluarga sekarang ini.
"Selama Saudara menjalani pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan, bagaimana kondisi keluarga Saudara? tanya Hadi Prast, sapaan akrab Pembimbing Kemasyarakatan Madya Bapas Purwokerto ini.
Suasana begitu terasa haru saat SKN menceritakan panjang lebar bahwa dirinya tidak pernah menyangka kalau perbuatan melampiaskan rasa dendam harus dibayar dengan malapetaka yang begitu panjang dalam sejarah kehidupannnya.
ADVERTISEMENT
"Ya Allah, saya bertaubat, akibat perbuatan saya ini,  belum pernah Isteri dan anak serta keluarga yang lain mau berkomunikasi apalagi besuk ke Lapas. Saya seolah sudah tidak berguna lagi. Saya tidak tahu kondisi saat ini" ucap Narapidana yang berusia 53 tahun ini.
"Sekarang semua sudah terjadi. Ambillah hikmah dibalik ini semua.Yakinlah Saudara masih punya kesempatan untuk berbuat baik dan bermanfaat bagi orang lain. Untuk itulah, ikutilah semua program dan ketentuan yang ada di Lapas ini" pinta Hadi Prast sambil membuka berkas dokumen yang tersedia.
Hadi Prasetyo juga menyarankan kalau SKN sudah biasa bekerja sebagai Petani, maka ketika bimbingan kemandirian berupa kegiatan pertanian adalah kegiatan yang sangat bermanfaat. Hal ini terlihat kalau selama ini SKN rajin menanam dan merawat lahan pertanian berupa tanaman cabai, cesim dan beberapa sayuran yang lain. Dan hasilnya lumayan bagus.  "Kalau SKN ini, orangnya rajin beribadah dan bercocok tanam. Tanaman cabai, cesim dan beberapa sayuran yang lain itu adalah SKN yang merawat dan memelihara. SKN memang punya bakat di bidang pertanian" jelas Nurul Kepala Sub Sie Bimkemas Lapas  Narkotika Purwokerto ini.(HPH/KE/YR)
ADVERTISEMENT