Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tentang Kolaborasi Band dengan Brand
26 Oktober 2020 9:41 WIB
Tulisan dari Soundfren tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perencanaan strategi dan identifikasi peluang bisnis adalah hal penting yang perlu kita kuasai jika ingin membangun B2B partnership antara brand dengan band kita.
ADVERTISEMENT
Sekarang adalah eranya kolaborasi. Bagaimana dua pihak saling bekerjasama dan kemudian menghasilkan sebuah karya yang saling menguntungkan. Hal ini jamak terjadi sekarang ini, termasuk di dunia musik.
Bukan hanya band dengan band atau antar sesama artis/musisi, kolaborasi saat ini juga berlangsung antara band dengan brand. Saat ini kolaborasi brand, -ya, kita harusnya bisa melihat band kita sebagai brand- termasuk salah satu strategi mutualisme yang dapat dilakukan dengan saling bertukar gagasan dan penciptaan bersama sebuah produk, event, platform, maupun desain baru.
Meski bukan hal baru, tapi hal ini makin ramai beberapa tahun belakangan di scene musik lokal kita. Beberapa contohnya seperti kolaborasi Kelompok Penerbang Roket dengan brand sepatu Compass, Shaggydog dengan Anggur Orang tua, Kunto Aji dengan Turu, Seringai dengan Visval, Hindia dengan Locale, dan masih banyak kolaborasi-kolaborasi lainnya.
ADVERTISEMENT
Menarik? Pastinya. Apakah menguntungkan? Harusnya iya.
Karena bentuk kolaborasi yang bersifat mutualisme ini pada dasarnya tercipta untuk melahirkan sebuah kreativitas baru yang saling menguntungkan. Keuntungannya tentu bisa berupa profit finansial, maupun peningkatan citra band atau brand tersebut. Inovasi kolaborasi ini juga merupakan cara untuk memperluas pasar, dan memperkenalkan hal baru.
Dan untuk mewujudkan kolaborasi yang ideal, tentunya bukan hal yang mudah, meski juga bukan sesuatu yang tidak mungkin dilakukan. Banyak hal yang perlu kita persiapkan dan lakukan, baik itu di internal ataupun hubungan eksternal band.
Di internal, faktor-faktor seperti kualitas karya, citra dan karakter band, serta fanbase atau komunitas pastinya jadi pertimbangan dan harus dibangun semaksimal mungkin. Sementara di bagian eksternal, hal-hal seperti bagaimana kita menjalin networking sebesar-besarnya, kejelian melihat peluang, skill komunikasi, kemampuan kita membuat dan menawarkan konsep bisnis, dan lain-lainnya juga perlu dipelajari oleh manajemen band.
ADVERTISEMENT
Dengan kita bisa melihat dan memaksimalkan potensi di dalam dan di luar, kita akan bisa menciptakan kolaborasi yang menguntungkan.
Nah, kalau penasaran dan ingin tau lebih dalam lagi mengenai langkah-langkah membangun relasi dan partnership band dengan brand serta bagaimana perencanaan strategi dan identifikasi peluang bisnis, kamu wajib ikutan Soundfren Connect yang digelar 25 Oktober 2020 ini. Nantinya, akan ada Angga Badilz (Manager HMGNC & Beside) yang akan berbagi pengalaman serta tips dan triknya di sesi “How to Get & Manage B2B Partnership for Your Band”.
Untuk ikutan sesi menarik ini, kamu bisa mendaftarkan diri via aplikasi Soundfren, dengan biaya keikutsertaan sebesar 50 ribu rupiah. Hanya akan tersedia 35 slot di sesi ini, so jangan sampai kehabisan yah, Fren! Langsung saja meluncur ke Soundfren, di mana semua kebutuhan bermusikmu dalam satu aplikasi. (Erick)
ADVERTISEMENT
Foto oleh Cytonn Photography di Unsplash