Riset Global Buktikan Orang Indonesia Paling Percaya pada Ulama dan TNI

Spiral News
Seviral-viralnya berita!!
Konten dari Pengguna
4 Oktober 2017 15:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Spiral News tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Aksi Bela Ulama (Foto: Wandha Nur/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Bela Ulama (Foto: Wandha Nur/kumparan)
ADVERTISEMENT
Survei yang diterbitkan lembaga riset global Pew Research Center pada Oktober 2017 memperlihatkan Ulama dan TNI sebagai dua institusi yang paling dipercaya oleh orang Indonesia. Lembaga pengadilan dan polisi menempati urutan terbawah sebagai institusi paling dipercaya.
ADVERTISEMENT
Survei global ini dilakukan terhadap 5.581 responden dari Indonesia, India, Kenya, dan Meksiko. Metode survei berupa wawancara langsung yang diselenggarakan pada 21 Februari-3 Mei 2017.
Riset Global Buktikan Orang Indonesia Paling Percaya pada Ulama dan TNI (1)
zoom-in-whitePerbesar
Tingkat kepercayaan orang Indonesia terhadap ulama mencapai angka 93 persen. Angka ini mengalahkan tingkat kepercayaan orang Kenya terhadap pemuka agama yaitu pada level 87 persen. Di sisi lain, orang India paling tidak percaya terhadap pemuka agama dengan tingkat kepercayaan 53 persen.
Orang Indonesia juga sangat percaya terhadap TNI. Hasil survei menunjukkan kepercayaan terhadap TNI mencapai 90 persen, kalah tipis dibandingkan kepercayaan terhadap ulama. Secara global, kepercayaan masyarakat terhadap militer memang tergolong tinggi yaitu 77-90 persen.
Indonesia merupakan negara dengan pemeluk Islam terbesar di dunia. Dari 250 juta penduduk Indonesia, sebanyak 85 persen di antaranya beragama Islam. Namun tak semua muslim tersebut merupakan orang yang taat. Sebagian penduduk muslim Indonesia juga menganut paham nasionalis yang relatif tidak mementingkan ritual.
ADVERTISEMENT
Hasil survei ini bisa jadi berdampak pada demokratisasi di Indonesia. Pemilik suara di Indonesia bisa jadi sangat menanti rekomendasi kandidat dari ulama. Lebih dari itu, perkataan ulama mengenai kandidat pemimpin tertentu bisa jadi diikuti oleh banyak orang.
Contoh terbaru mengenai kepercayaan terhadap ulama adalah gelombang aksi penentangan terhadap calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pada akhir tahun lalu hingga awal tahun ini. Basuki atau biasa disapa Ahok diketahui beragama Kristen dan dicap telah menghina agama Islam melalui pidatonya mengenai surat Al-Maidah ayat 51 mengenai larangan memilih pemimpin dari kalangan non-muslim.
Aksi 212 di Monas diikuti jutaan orang. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi 212 di Monas diikuti jutaan orang. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Aksi penentangan yang dipimpin oleh ulama tersebut sukses mengumpulkan 500.000 massa untuk turun ke jalan. Mereka yang turun ke jalan juga melaksanakan salat Jumat. Bahkan Presiden Joko Widodo alias Jokowi ikut menjalankan aksi ini.
ADVERTISEMENT
Ada figur lain yang juga mendapatkan manfaat dari aksi ini. Dia adalah Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Gatot yang juga turut hadir di puncak aksi bersama Jokowi kemudian diposisikan sebagai pemimpin militer yang memihak kepada ulama dan masyarakat Islam. Gatot terang-terangan menyebut wajar jika Panglima TNI berpolitik.
Hasil survei Pew Research Center dan beberapa peristiwa politik penting sepanjang 2016 dan 2017 dapat memberikan gambaran mengenai lansekap politik yang akan terjadi pada 2019. Dua tahun lagi, Indonesia akan melaksanakan pemilihan presiden. Terdapat dua kandidat utama yang berpotensi berlaga di pemilihan tersebut yaitu Jokowi selaku inkumben dan Prabowo Subianto yang memiliki latar belakang militer.
Jokowi menjamu Prabowo di Istana Merdeka (Foto: Biro Press)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi menjamu Prabowo di Istana Merdeka (Foto: Biro Press)
Kedua tokoh politik yang memecah pilihan orang Indonesia pada 2014 ini terpaksa harus mendekatkan diri kepada dua institusi paling dipercaya di Indonesia yaitu ulama dan militer.
ADVERTISEMENT