Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Konten dari Pengguna
Growth Mindset vs. Fixed Mindset: Kunci Mengubah Kegagalan
24 Februari 2025 13:11 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Siti Chusnul Kamariah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Thomas Alva Edison pernah mengatakan, "Saya tidak gagal. Saya hanya menemukan 10.000 cara yang tidak akan berhasil." Tapi, apakah semua orang bisa memiliki mindset seperti ini?
ADVERTISEMENT
Tidak semua orang dapat memiliki mindset seperti Edison. Sebagian orang berpikir bahwa kegagalan merupakan tanda bahwa mereka tidak cukup berbakat atau pintar. Namun, bagi sebagian lainnya, kegagalan justru dianggap sebagai kesempatan untuk berkembang dan belajar. Cara kita memandang kegagalan sangat menentukan apakah kita akan terus berusaha atau menyerah begitu saja. Inilah yang dikenal dalam psikologi sebagai Growth Mindset dan Fixed Mindset, konsep yang diperkenalkan oleh Carol Dweck (2006). Dia menemukan bahwa cara seseorang melihat kegagalan dapat berdampak signifikan pada perkembangan diri dan pencapaiannya.
Mereka yang memiliki Fixed Mindset percaya bahwa kecerdasan dan kemampuan adalah sesuatu yang tetap. Ketika mereka gagal, mereka menganggap bahwa mereka tidak cukup pintar dan berbakat. Oleh karena itu, mereka cenderung menghindari tantangan, mudah menyerah, dan memandang usaha sebagai sesuatu yang sia-sia. Sebaliknya, mereka yang memiliki Growth Mindset yakin bahwa kemampuan mereka bisa berkembang melalui upaya, kerja keras, strategi yang tepat, dan belajar dari kesalahan. Mereka tidak melihat kegagalan sebagai akhir dari segalanya, tetapi sebagai bagian dari proses pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu merasakan momen ketika otakmu terasa beku setelah melakukan kesalahan? Menariknya, penelitian menunjukkan bahwa cara kita berpikir memiliki pengaruh besar terhadap reaksi otak kita saat menghadapi kegagalan. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dweck dan timnya, mereka menemukan bahwa otak individu dengan Growth Mindset menunjukkan tingkat aktivitas yang lebih tinggi di area yang berhubungan dengan pembelajaran ketika mereka melakukan kesalahan. Meskipun mengalami kegagalan, otak mereka tetap aktif, terus mencari solusi, dan berusaha memahami kesalahan tersebut.
Sebaliknya, individu dengan Fixed Mindset menunjukkan tingkat aktivitas otak yang lebih rendah setelah mengalami kegagalan. Daripada berusaha untuk belajar dari kegagalan tersebut, mereka cenderung mengabaikan kesalahan atau merasa terjebak dalam rasa frustrasi.
Perbedaan ini menjelaskan mengapa orang yang memiliki Growth Mindset biasanya lebih tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan. Mereka tidak melihat kegagalan sebagai akhir, melainkan sebagai peluang untuk mengembangkan diri.
ADVERTISEMENT
Namun, Seberapa Besar Pola Pikir Ini Mempengaruhi Kehidupan Sehari-hari?
Seseorang yang memiliki Fixed Mindset cenderung menghindari tantangan karena takut akan kegagalan. Misalnya, seorang siswa yang memperoleh nilai jelek mungkin berpikir, "Saya memang tidak berbakat, jadi tidak ada gunanya mencoba." Dalam dunia kerja, kritik sering kali dianggap sebagai tanda ketidakmampuan, bukan sebagai kesempatan untuk berkembang.
Sebaliknya, individu yang memiliki Growth Mindset akan memandang kegagalan sebagai peluang untuk belajar. Alih-alih menyerah, mereka akan mencari cara untuk memperbaiki diri dan mencoba kembali. Dengan pola pikir ini, seseorang menjadi lebih siap untuk menghadapi tantangan dan terus berkembang menjadi individu yang lebih baik.
Sebagian orang mungkin bertanya, "Jika saya memiliki Fixed Mindset, apakah itu bisa diubah?" Kabar baiknya, pola pikir bukanlah sesuatu yang permanen. Melalui latihan dan kesadaran, kita dapat melatih diri agar lebih terbuka terhadap tantangan serta memandang kegagalan sebagai bagian dari proses pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Jika kamu ingin mengubah cara pandang terhadap kegagalan, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan:
1. Sadarilah bahwa otak kita memiliki kemampuan untuk berubah.
Penelitian telah menunjukkan bahwa otak manusia terus berkembang dan membangun koneksi baru sepanjang hidupnya. Hal ini berarti bahwa kecerdasan bukanlah sesuatu yang tetap, melainkan dapat ditingkatkan melalui latihan dan pengalaman.
2. Perubahan dalam cara berbicara kepada diri sendiri juga sangat penting.
Alih-alih mengatakan, "Aku tidak bisa," cobalah menggantinya dengan, "Aku belum bisa, tetapi aku bisa belajar." Penggunaan kata "belum" sangat krusial dalam membentuk pola pikir yang berkembang (Growth Mindset).
3. Anggaplah kegagalan sebagai bagian dari proses belajar.
Setiap orang yang meraih kesuksesan tentunya pernah mengalami kegagalan, namun yang membedakan mereka adalah cara mereka merespons kegagalan tersebut.
ADVERTISEMENT
4. Fokuslah pada proses, bukan hanya hasil akhir.
Kesuksesan tidak hanya diukur dari pencapaian final, tetapi juga dari usaha dan kemajuan yang telah kita buat.
5. Jangan lupa untuk merayakan setiap progres kecil.
Setiap langkah maju, sekecil apa pun, adalah bukti bahwa usaha kita membuahkan hasil.
Pada akhirnya, kegagalan bukanlah indikasi keterbatasan yang kita miliki, melainkan bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Dengan memiliki Growth Mindset, kita dapat menghadapi tantangan dengan lebih percaya diri, mengambil pelajaran dari setiap kesalahan, dan terus berkembang. Oleh karena itu, ketika kamu menghadapi kegagalan, jangan cepat menyerah—anggaplah itu sebagai langkah menuju versi terbaik dari dirimu.
Daftar Pustaka
Blackwell, L. S., Trzesniewski, K. H., & Dweck, C. S. (2007). Implicit theories of intelligence predict achievement across an adolescent transition: A longitudinal study and an intervention. Child Development, 78(1), 246–263. https://doi.org/10.1111/j.1467-8624.2007.00995.x
ADVERTISEMENT
Dweck, C. S. (2006). Mindset: The new psychology of success. Random House.
Moser, J. S., Schroder, H. S., Heeter, C., Moran, T. P., & Lee, Y. H. (2011). Mind your errors: Evidence for a neural mechanism linking growth mindset to adaptive post-error adjustments. Psychological Science, 22(12), 1484–1489. https://doi.org/10.1177/0956797611419520