Konten dari Pengguna

Pendidikan dan Kesetaraan Gender di Sekolah

Sri Anggih fauziah
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Mahasiswa
31 Oktober 2024 8:53 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sri Anggih fauziah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/id/photos/anak-anak-india-pendidikan-kelas-876543/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/id/photos/anak-anak-india-pendidikan-kelas-876543/
ADVERTISEMENT
Pendidikan adalah hak asasi seluruh manusia. Kesetaraan gender merupakan isu yang paling penting dan banyak menjadi perbincangan di dunia masyarakat modern. Mengenai relasi yang sejajar antara laki-laki dan perempuan, khususnya dalam konteks persamaan perlakuan, akses, dan kesempatan di berbagai bidang kehidupan. Di sekolah, berbagai upaya bisa dilakukan untuk memastikan bahwa setiap siswa, tanpa memandang jenis kelamin, mendapatkan peran yang sama untuk berkembang dan berprestasi.
ADVERTISEMENT
Langkah awal yang menjadi dorongan pada kesetaraan gender di sekolah adalah melalui kurikulum yang inklusif. Kurikulum harus di ancang untuk mencangkup berbgai prespektif gender, serta menghindari penguatan stereotip gender. Sebagai contohnya seperti memasukan seorang tokoh-tokoh perempuan yang berprestasi dalam sejarah yang dapat membantu siswa melihat bahwa keberhsilan bukan hanya untuk lai-laki, tetapi perempuan juga dapat menempuh pendidikan yang tinggi. Karena, pendidikan tidak terbatas pada satu jenis kelamin, hal ini berlaku pada siapapun yang ingin kesuksesan.
Kesetaraan gender dalam pendidikan merupakan aspek penting untuk memastikan bahwa, pendidikan bukan hanya untuk laki-laki. Melainkan perempuan juga bisa mendapatkan hak mereka untuk menempuh pendidikannya. Mereka sama-sama memiliki kesempatan untuk belajar dan berkembang. Ketika kesetaraan gender di terapkan, anak perempuan dan laki-laki memiliki akses yang sama terhadap sumber pendidikan, beasiswa, dan kegiatan ektrakulikuler.
ADVERTISEMENT
Menurut Sasongko (2009), mengatakan bahwa: “terdapat beberapa aliran mengenai kesetaraan gender yaitu teori nurture, nature, dan equilibrium. Pada teori nurture diungkapkan bahwa kesetaraan gender itu adalah hasil dari konstruksi sosial dan budaya yang akhirnya menghasilkan peran yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Konstruksi sosial ini menyebabkan perbedaan kelas antara laki- laki dan perempuan dimana laki-laki di kelas atas dan perempuan di kelas bawah. Sedangkan, teori nature ini membahas tentang perbedaan antara laki-laki dan perempuan adalah kodrat alamiah sehingga harus diterima.”
Terdapat beberapa peran antara laki-laki dan perempuan yang dapat ditukar, tetapi ada juga yang tidak ditukar karena sudah menjadi kodrat almiahnya. Sedangkan, teori equilibrium membahas tentang sebuah keharmonisan antara laki-laki dan perempuan yang harus bekerja sama dalam kehidupan internal atau eksternal. Demi mewujudkan suatu masa depan yang adil, maka pendidikan harus menjadi alat yang kuat untuk dijadikan sebuah patokan dalam mengakseskan pendidikan yang berkualitas.
ADVERTISEMENT
Kesetaraan gender dalam pendidikan sangat penting untuk membangun masyarakat yang pola pemikirannya maju dan berkelanjutan. Untuk mencapai pendidikan dan kesetaraan gender yang positif, kita dapat melakukan suatu hal yang positif, yaitu dengan cara:
1. Kurikulum yang Inklusif
Kurikulum ini harus dirancang mencangkup berbagai prespektif. Dalam kurikulum ini juga dapat menjelaskan tokoh-tokoh perempuan yang berprestasi dalam sejarah. Dan isu-isu gender juga penting untuk membangun pemikiran yang kritis bagi siswa.
2. Pelatihan Guru
Guru adalah peran yang paling utama dalam mempromosikan kesetaraan gender di kelas. Guru harus dilatih untuk menciptakan lingkungan belajar yang adil dan mendukung bagi semua siswa.
3. Menciptakan lingkungan belajar yang aman
Lingkungan yang aman ini maksudnya lingkungan yang terbebaskan dari kekerasan dan diskriminasi antar gender.
ADVERTISEMENT
4. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ini harus menyediakan kesempatan bagi siswa agar aktif dalam segala bidang sesuai takaran kemampuan, seperti di bidang olahraga dan club.
5. Pendidikan Seksualitas
Menyediakan pendidikan yang mengenai kesehatan reproduksi dan kesehatan akal, seperti konsentrasi.
6. Dukungan Khusus untuk Siswa Perempuan
Kegiatan ini tercipta khusus untuk perempuan untuk membantu siswa perempuan dalam mengejar minat dan aspirasi akademis.
7. Partisipasi Siswa
Mendorong siswa agar dapat mengambil keputusan di sekolah dan mendengarkan pendapat seorang yang pantas untuk di terima atau tidak terkait kebijakan yang berpengaruh pada gender.
8. Monitoring dan Laporan
Sistem pelaporan ini bisa berlaku untuk menangani kasus diskrminasi atau kekerasan gender di sekolah.
Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, sekolah dapat menjadi tempat yang mendukung dalam pendidikan dan kesetaraan gender.
ADVERTISEMENT
Kesetaraan gender bagi pendidikan dapat diartikan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk berprestasi dan melanjutkan pendidikan. Pendidikan dan kesetaraan gender di sekolah adalah pendidikan yang inklusif dan adil sangat penting untuk mendorong kesetaraan gender. Sekolah harus menciptakan lingkungan yang mendukung semua siswa, tanpa memandang jenis kelamin. Setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang, meningkatkan kesadaran tentang isu gender, menyediakan materi yang bebas dari stereotip, dan melibatkan semua pihak dalam menciptakan kebijakan yang adil dalam membantu mengatasi ketidaksetaraan dan mendorong partisipasi aktif semua siswa dalam proses pendidikan. Dengan demikian, pendidikan dapat menjadi alat yang efektif untuk mencapai kesetaraan gender di masyarakat.