Konten dari Pengguna

Diplomasi Sate Lilit sebagai Simbol Budaya dalam Pariwisata Internasional

Sri Handayani
Mahasiswa S1 Program Studi Hubungan Internasional Universitas Udayana
11 Mei 2024 9:46 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sri Handayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sate lilit Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
sate lilit Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tidak dapat dipungkiri, Bali memiliki keindahan alam yang memukau dan budaya yang kaya dan kental. Sehingga, banyak wisatawan yang ingin mengunjungi Bali, baik itu wisatawan domestik maupun mancanegara. Selain memiliki pantai-pantai yang indah dan ribuan pura, Bali juga memiliki berbagai hidangan yang lezat, salah satunya adalah sate lilit.
ADVERTISEMENT
Sate lilit merupakan makanan tradisional Bali yang terbuat dari daging (bisa babi, ayam, ikan, dan sapi) cincang, parutan kelapa, santan kental, dan bumbu rempah-rempah khas Bali yang dililitkan pada tusuk bambu atau serai, kemudian dibakar di atas arang hingga matang dengan sempurna. Di balik kelezatannya yang memanjakan lidah, sate lilit ternyata mengandung makna filosofi budaya yang kaya dan mendalam.
Pada saat daging dan bumbu bersatu dengan sempurna pada batang bambu atau serai, melambangkan kesatuan dan keseimbangan dalam kehidupan. Serai dan bambu melambangkan elemen alam yang kokoh, mempresentasikan kekuatan dan ketahanan, sedangkan daging dan bumbu yang telah menyatu di dalamnya melambangkan perpaduan berbagai elemen untuk mencapai kesempurnaan rasa.
Hal ini sejalan dengan filosofi “Tri Hita Karana” dalam budaya Bali, yaitu hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam. Selain itu, penggunaan rempah-rempah lokal yang khas menggambarkan kekayaan alam dan kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Bali.
ADVERTISEMENT
Pada awalnya, sate lilit hanya disajikan pada saat upacara keagamaan, namun kini sate lilit mudah ditemukan di berbagai tempat makan dan pedagang di pinggir jalan. Bahkan, sate lilit telah tersebar melewati batas-batas geografis Bali dan menjadi bagian integral dari strategi pemasaran pariwisata Bali di tingkat internasional.
Gastrodiplomasi merupakan strategi diplomasi publik yang memanfaatkan kekayaan kuliner untuk memperkenalkan budaya, nilai-nilai, dan citra negara kepada dunia untuk menjalin hubungan yang lebih erat serta membuka peluang kerja sama di berbagai bidang, melalui rasa dan sentuhan.
Sate lilit tidak hanya menciptakan pengalaman kuliner yang tidak terlupakan bagi para wisatawan yang mengunjungi pulau ini, tetapi juga memainkan peranan yang penting dalam memperkuat hubungan antar budaya. Melalui cita rasa yang autentik dan proses pembuatan yang tradisional, sate lilit memberikan kesan yang mendalam mengenai kekayaan budaya Bali kepada setiap orang yang mencicipinya.
ADVERTISEMENT
Tentu, peran koki dalam menghidangkan sate lilit tidak dapat diabaikan. Mereka merupakan duta kuliner yang berperan penting dalam memperkenalkan serta mempromosikan budaya Bali melalui makanan kepada wisatawan internasional.
Hidangan sate lilit, burger, dan panacotta dengan menggunakan bahan plant-based. Foto: Monika Febriana/kumparan
Hidangan ini telah menjadi alat diplomasi yang kuat dalam mempromosikan Bali sebagai destinasi pariwisata global. Dengan dilakukannya promosi kuliner yang cermat dan terencana, sate lilit dapat menjadi jembatan budaya yang menghubungkan Bali dengan berbagai negara.
Kerja sama antara pemangku kepentingan pariwisata lokal dan internasional sangatlah penting dalam upaya ini. Restoran Bali yang berada di luar negeri bisa menjadi platform utama untuk memperkenalkan sate lilit kepada masyarakat global.
Contohnya, “Made's Warung” yang berada di Amsterdam, Belanda. Restoran ini merupakan salah satu restoran terkenal yang menyajikan hidangan-hidangan autentik Bali kepada para pengunjungnya. Tidak hanya menjadi tempat untuk menikmati cita rasa Bali di luar negeri, Made’s Warung juga menjadi salah satu titik fokus untuk mempromosikan kekayaan budaya Bali.
ADVERTISEMENT
Adanya festival kuliner, kelas memasak, dan demo kuliner juga dapat menjadi sarana yang efektif dalam menyebarkan pengetahuan dan meningkatkan minat terhadap hidangan ini. Contohnya seperti Festival Kuliner dan Kultur di Horst, Belanda 2016. KBRI Beijing bersama Westin Hotel Beijing Financial Street mengadakan festival kuliner masakan Bali di hari peringatan HUT ke-77 RI hingga 18 September 2022.
Festival ini mendatangkan Chef berbakat asal Bali, I Made Suriana yang saat ini tinggal di Tiongkok dan berkarier di restoran Barbacoa di Sanya, Hainan. Pengunjung disuguhkan berbagai makanan khas Bali, salah satunya yaitu sate lilit. Festival-festival ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mempromosikan dan memperkenalkan kuliner khas Bali dan Indonesia agar lebih dikenal di mancanegara.
ADVERTISEMENT
Dengan mempromosikan sate lilit, Bali tidak hanya menawarkan kelezatan kulinernya, melainkan membuka pintu dialog lintas budaya dan pertukaran yang positif antara Bali dan dunia. Dalam era globalisasi yang komunikasi lintas budayanya semakin penting, sate lilit hadir sebagai simbol yang mempersatukan orang-orang dari berbagai latar belakang di sekitar meja makan. Hal ini merupakan cerminan dari nilai-nilai persatuan, keramahan, serta keanekaragaman budaya yang menjadi inti dari identitas Bali.
Bali, dengan warisan budaya yang kaya telah melakukan langkah-langkah yang inovatif untuk memanfaatkan kekayaan kuliner tradisionalnya sebagai alat untuk memperluas pengaruhnya di dunia, salah satunya dengan sate lilit. Sate Lilit bukan hanya hidangan lezat, tetapi juga aset budaya yang berharga bagi Bali.
Koki memiliki peranan penting dalam memperkenalkan sate lilit kepada dunia, bukan hanya melalui kemampuan mereka dalam memasak, tetapi juga dalam pelestarian dan penyebaran tradisi kuliner Bali dari generasi ke generasi.
ADVERTISEMENT
Restoran-restoran Bali yang berada di luar negeri dan festival-festival internasional yang sudah berlangsung telah menjadi platform, di mana sate lilit berperan sebagai duta kuliner dan menarik minat para pengunjung untuk menikmati kelezatan dan kedalaman budaya Bali.
Melalui sate lilit, Bali telah melakukan gastrodiplomasi sebagai strategi untuk mempromosikan warisan budayanya, memperluas pengaruhnya di dunia, serta memperkuat hubungan antarbangsa melalui cita rasa yang autentik dan pengalaman kuliner yang tak terlupakan.