Konten dari Pengguna

Korban Bully Jadi Pelatih Bela Diri

SRI RAHAYU
Mahasiswa Penerbitan (Jurnalistik) Politeknik Negeri Jakarta
11 Juni 2022 7:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SRI RAHAYU tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi seni bela diri pencak silat (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seni bela diri pencak silat (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi)
ADVERTISEMENT
Memiliki tubuh kecil membuat Irgi Herdiana kerap di-bully oleh teman-teman sebayanya, yang memiliki tubuh lebih besar dibanding dia. Berangkat dari hal tersebut, Irgi tidak ingin diam saja. Ia ingin melawan, namun harus dengan cara yang tepat.
ADVERTISEMENT
Berawal dari ketidaksengajaan, Irgi melihat teman-temannya (selain yang mem-bully), sedang berlatih pencak silat. Akhirnya ia ikut bergabung mempelajari pencak silat. Saat itu, Irgi masih duduk di bangku kelas tiga SMP di daerah Garut.
Pencak silat ini merupakan seni bela diri tradisional, berasal dari Kepulauan Nusantara (Indonesia). Tujuan Irgi ingin mempelajari pencak silat, tidak lain agar ia mampu membela dirinya bila mana di-bully lagi. Bahkan Ia ingin membantu orang-orang terdekatnya yang juga menjadi korban bullying.
Awalnya, ia hanya belajar di satu perguruan pencak silat daerah Garut. Setelah semua jurus dan gerakannya berhasil dikuasai, Irgi berpindah ke perguruan pencak silat lainnya. Begitu seterusnya sampai empat kali berpindah. Saat ini ia berguru di Maenpo Syah Bandar Kari Madi-Tasik.
ADVERTISEMENT
Berpindah-pindah tempat berguru, itu maksudnya karena tiap perguruan pencak silat memiliki jurus dan gerakan yang berbeda. Sehingga ketika Irgi ingin menguasai banyak jurus dan gerakan, ia harus berpindah tempat berguru.
Selain mempelajari silat untuk kepentingan dirinya sendiri, irgi juga kerap kali tampil dalam acara bela diri bersama dengan teman seperguruannya.
Banyak hal tak terduga saat menampilkan seni bela diri pencak silat tersebut. Salah satunya ketika lawan main Irgi lupa gerakan silatnya. Nyaris saja golok yang dipegang lawan mainnya melukai kaki dan perut Irgi. Namun Ia mampu menghindari tebasan yang diberikan, dan dengan segera merubuhkan lawannya.
Hal yang menjadi dukanya selama belajar pencak silat adalah berkurangnya waktu untuk main bersama teman-temannya karena ia harus latihan. Selain itu, jarak tempuh ke tempat perguruan pencak silatnya pun jauh.
ADVERTISEMENT
Irgi kerap kali mengalami cedera dan cape, namun niat dan hobi yang membuatnya tetap bertahan mempelajari seni bela diri ini.
Irgi juga menjadi pelatih pencak silat di padepokan Lingkung Seni Lawunggiri, Desa Giri Mukti, Kecamatan Cibatu-Garut. Selain pencak silat, padepokan tersebut juga merangkul semua jenis seni.
Ia menyukai pencak silat karena memperbanyak pengalamannya di dunia seni bela diri. Berhubung Irgi beberapa kali pindah perguruan, ia pun jadi banyak saudara. Menurutnya pencak silat bukan hanya untuk bela diri, namun juga mempererat tali persudaraan dan silaturahmi.
Alasan Irgi tetap menggeluti seni bela diri pencak silat ini karena sebagai bentuk mempertahankan dan melestarikan budaya bangsa Indonesia. Ia berharap, generasi selanjutnya semakin banyak yang berminat mempelajari pencak silat.
ADVERTISEMENT
Penulis: Sri Rahayu