Konten dari Pengguna

Menyibak Tirai Kemajuan Teknologi Kereta Cepat di China

Sri Remaytin
KBRI Beijing
11 Maret 2021 23:29 WIB
comment
32
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sri Remaytin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

China dengan ibukota administratif yang berada di Beijing merupakan negara besar dan maju dalam berbagai bidang termasuk teknologi transportasi massal, seperti kereta cepat. Bagi Indonesia, kecanggihan China tersebut menjadi peluang besar untuk mengembangkan proyek strategis nasional di antaranya kereta cepat Jakarta-Bandung.

Model Moda Kereta Cepat China. (Sumber foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Model Moda Kereta Cepat China. (Sumber foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
"Ma, kereta cepat itu ada di Jakarta tidak?" Pertanyaan putra pertama saya langsung memutar mesin waktu kembali pada saat pertama kali tiba di Beijing, China pada 2015. Momentum tak terlupakan karena itulah awal perjuangan saya memulai penugasan sebagai diplomat junior, tepat enam tahun usai lulus diklat Kemlu.
ADVERTISEMENT
Melihat suasana kota Beijing saat itu cukup membuat saya sempat terheran-heran. Ya, mengapa tidak, ibukota sebuah negara dengan teknologi maju berpopulasi terpadat di dunia, hingga lebih dari 1,4 miliar itu terasa lengang dari lalu lalang warga setempat. Sungguh berbeda dengan apa yang saya bayangkan sebelumnya. Jauh dari kebisingan dan hiruk pikuk kehidupan kota Jakarta terutama pemandangan macet saban pagi hingga malam.
Gambaran lokasi geografis negara China. (Sumber foto: Dokumentasi pribadi)
Beranjak dari rasa penasaran, lantas saya pun melontarkan pertanyaan kepada kepada salah seorang kolega yang kebetulan sudah lama bermukim di sana. Setelah santap siang kala itu, kami berdua mampir untuk sekadar melihat aktivitas warga setempat yang sebagian besar ternyata menggunakan moda transportasi massal bawah tanah berupa kereta cepat. Alangkah kaget bukan kepalang sekaligus terkesima saat beliau membawa saya ke salah satu stasiun (dalam bahasa Mandarin disebut 地铁站 "Ditie zhan" baca: tithie can) yang hanya berjarak sekitar 50 m dari kantor saya di Beijing.
Suasana Peron Kereta Bawah Tanah di Beijing yang Terhubung dengan Jalur Kereta Cepat. (Sumber foto: Dokumentasi Pribadi)
Dengan kartu abonemen yang sudah di tangan, kami pun turun ke peron stasiun yang merupakan percabangan stasiun besar dengan kesibukan yang lebih padat karena mengoperasionalkan kereta cepat antarprovinsi. Kesan pertama sungguh mengesankan! Arsitekturnya modern, lantainya bersih berkilap. Stereotip warga setempat yang sering diberitakan tidak tertib selama ini melekat di benak sebagian besar orang asing langsung disangkalkan oleh pemandangan siang hari itu. Para penumpang mengantre dengan tertib baik saat membeli tiket maupun ketika mengikuti arahan petugas untuk pemeriksaan barang melalui pendeteksi logam maupun saat naik dan turun kereta yang berhenti hanya sekitar 2-3 menit.
Ilustrasi Kemegahan Arsitektur Stasiun Bawah Tanah di Beijing. (Sumber foto: Pixabay)
Suasana Kabin Penumpang Kereta Bawah Tanah Dalam Kota Beijing. (Sumber foto: Dokumentasi pribadi)
Bagi teman-teman yang mungkin belum pernah ke Beijing atau pun kota besar lainnya di China mungkin masih bertanya-tanya: “Apa iya China lebih modern dari negara lain yang lebih dahulu terkenal dengan kereta cepatnya?” Nah, kali ini, saya akan menyibak sedikit gambaran melalui 5 fakta menarik terkait moda bergerbong panjang yang melaju cepat tersebut di China, yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Pola utama basis jaringan pengembangan lintasan kereta adalah "4 vertikal dan 4 horizontal" masing-masing dari utara ke selatan seperti Beijing – Shanghai, Beijing – Harbin, Hangzhou – Shenzhen dan Beijing – Guangzhou – Shenzhen – Hongkong, serta dari timur ke barat seperti Qingdao – Taiyuan, Shanghai – Wuhan – Chengdu, Xuzhou – Zhengzhou – Lanzhou – Urumqi dan Shanghai – Hangzhou – Changsha – Guiyang – Kunming.
Ilustrasi Peta Koneksi Jalur Kereta Cepat di China per 2020. (Sumber foto: www.discoverychina.com)
2. Kecanggihan teknologi pembangunan lintasan kereta cepat berhasil menaklukkan medan ekstrem mulai dataran tinggi, sawah dan rawa hingga gurun di China. Seluruh ibukota provinsi di China telah terkoneksi dengan jalur transportasi kereta cepat. Lhasa di Tibet menjadi ibukota provinsi terakhir yang diperkirakan akan dapat diakses kereta cepat mulai Juli 2021. Lokasinya yang berada pada ketinggian lebih dari 3600 meter di atas permukaan laut menjadi tantangan utama.
Ilustrasi Lintasan Kereta Cepat di Daerah Rawa dan Persawahan di China. (Sumber foto: Pixabay)
3. Kereta cepat pertama berkecepatan di atas 300 kilometer per jam yang dibangun di China adalah rute Beijing-Tianjin dengan kecepatan 350 kilometer per jam berhasil memangkas waktu tempuh dari 2-3 jam menjadi hanya 30 menit dan beroperasi perdana menjelang Olimpiade 2018.
Ruang Tunggu Penumpang Kereta Cepat di Stasiun Selatan, Beijing. (Sumber foto: Dokumentasi pribadi)
Persiapan Keberangkatan Kereta Cepat Beijing-Tianjin di Stasiun Selatan, Beijing. (Sumber foto: Dokumentasi pribadi)
Deskripsi Kabin Gerbong Penumpang Kereta Cepat Beijing-Tianjin. (Sumber foto: Dokumentasi pribadi)
4. Jalur kereta cepat di China merupakan yang terpanjang di dunia, sekitar dua per tiga dari total lintasan yang dimiliki seluruh negara, yaitu 37.900 km per 2020. Keberadaannya berkontribusi dalam mendukung kelancaran koneksi baik di level domestik maupun lintas negara. Ke depan, Pemerintah China telah menetapkan target perpanjangan jalur kereta cepat hingga menjadi 70.000 km pada 2035.
Ilustrasi Target Pemerintah China terkait Rencana Pengembangan Jalur Kereta Cepat Nasional (Sumber foto dan gambar: Pixabay)
5. Rancangan dan fungsi kereta cepat terus dikembangkan sesuai kebutuhan terkini di mana China punya kereta kargo tercepat di dunia yang resmi diluncurkan pada penghujung 2020. Kereta pengangkut barang ini dirancang memiliki kemampuan untuk melaju 350 kilometer per jam dan tahan terhadap berbagai tingkat temperatur di sekitarnya, mulai minus 25 derajat celsius yang sangat dingin hingga 40 derajat celsius yang pasti tidak tanggung-tanggung panasnya.
Ilustrasi Moda Kereta Cepat China dengan Berbagai Level Kecepatan. (Sumber foto: Pixabay)
Nah, siapa yang tidak tergiur dengan pesatnya perkembangan dan kecanggihan teknologi kereta cepat seperti yang dimiliki oleh China? Saya yakin seluruh masyarakat Indonesia tentu ingin menikmati moda transportasi yang cepat, bersih dan nyaman. Selain dapat mengurangi kepadatan lalu lintas, penggunaan moda transportasi massal oleh para penduduk urban akan meningkatkan kualitas hidup dan menekan tingkat polusi udara akibat gas emisi kendaraan bermotor.
ADVERTISEMENT
Semoga proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung yang saat ini tengah dikerjasamakan dengan China dapat segera rampung sesuai waktu yang telah direncanakan. Jadi, bagi teman-teman, bila ingin berlibur dari Jakarta ke Bandung tidak perlu lagi membuang banyak waktu dan tenaga menyusuri jalan tol Cipularang.
Dengan kereta cepat, dalam waktu sekitar 30 menit kita sudah dapat menikmati wisata belanja dan kuliner legendaris serta kekinian khas kota Bandung. Asyiknya…