Konten dari Pengguna

Kegiatan Pramuka diselimuti Misteri

Sri Restiana
Freelancer writer dan Ibu Rumah Tangga
29 September 2022 11:47 WIB
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sri Restiana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ini adalah pengalaman mistis yang saya sendiri alami. Ketika saya masih duduk dibangku sekolah. Karena saya suka sekali dengan kegiatan Pramuka. Dan Pramuka merupakan Ektrakurikuler yang wajib diikuti setiap Siswanya, Untuk itu saya menjadi anggota Pramuka yang aktif.
ADVERTISEMENT
Ketika saya duduk dikelas 2 SMA, sekolah akan mengadakan perkemahan dalam rangka kenaikan tingkatan Pramuka dari Penegak ke Bantara. Seperti kita ketahui Pramuka mempunyai beberapa tingkatan mulai dari Tingkatan Pramuka Siaga yakni Siaga Mula, Siaga Bantu, dan Siaga Tata. Tingkatan Pramuka Penggalang yaitu Penggalang Ramu, Penggalang Rakit, dan Penggalang Terap. Sementara tingkatan untuk Pramuka Penegak yaitu Penegak Bantara dan Penegak Laksana.
Dan sekolah saya akan mengadakan kegiatan Pramuka untuk tingkatan Pramuka Penegak yaitu penegak Bantara. Para Pembina Pramuka sekolah mempersiapkan keperluan untuk perkemahan ini, mensosialisasikan kepada para siswa apa saja yang perlu dibawa ketika berkegiatan Bantara ini. Seperti kebutuhan pribadi, alat masak, tenda dan kebutuhan obat-obatan yang di perlukan disana nantinya. Karena kami akan mengadakan perkemahan Pramuka ini selama tujuh hari lamanya. Berhubung sekolah saya berbasiskan Pondok Pesantren dan juga Sekolah Formal maka saya melakukannya bersama-sama dalam menyiapkan segala kebutuhan perkemahan ini
ADVERTISEMENT
Tiba hari pertama pengujian untuk tingkat Bantara. Saya bersama satu kelas melakukan kegiatan Jejak Alam, pengujian ini mengharuskan saya berjalan menyusuri setiap jejak dan mengikuti arah petunjuk yang sudah di atur oleh Pembina Pramuka. Satu per satu dari kita diberi jarak waktu satu jam untuk melakukan perjalan seorang diri sampai ke titik kita akan berkumpul bersama di tempat perkemahan yang sudah di tentukan pembina Pramuka yang belum kita ketahui tempatnya dimana. Ini adalah pengalaman pertama saya melakukan Jejak Alam dengan durasi perjalanan yang cukup lama hampir setengah hari penuh dengan perjalanan yang belum pernah saya lewati. Melewati sawah, sungai , tempat pemakaman , jalan raya dan perkampungan yang arahnya menuju puncak kaki Gunung Salak yang berada di daerah Bogor,Jawa Barat. Ketika waktu sholat tiba saya beristirahat sejenak untuk melaksanakan sholat dan melanjutkan kembali perjalanan. Ditengah jalan tidak sengaja saya bertemu teman yang juga ikut kegiatan Pramuka ini. Namanya Rini,dia bercerita ternyata teman saya yang lainnya bernama Dewi, dia pingsan ketika melewati jalan pemakaman yang saya lewati juga tadi. Akhirnya dia tidak bisa melanjutkan kegiatan Pramuka ini. Di dalam hati saya berkata “Pas lewat pemakaman tadi suasananya emang beda banget” Alhamdulillah saya masih bisa melanjutkan perjalanan ini.
ADVERTISEMENT
Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 15.00 sore dan hujan turun dengan derasnya, saya berhenti kembali di tengah jalan, dengan hawa yang dingin dan tidak banyak orang yang lewat saya memberanikan diri untuk singgah di gubuk kecil disisi jalan. Tas ransel yang berat di pundak,baju yang setengah basah,sepatu yang sudah mulai mengelupas, ingin sekali pulang dan tidur saja. Namun perjalanan sebentar lagi sampai tujuan. Setelah menunggu cukup lama hujan pun reda, saya bergegas melanjutkan perjalanan dengan suasana yang sudah mulai gelap dan akan menjelang Magrib. Jalan yang licin dan juga jalur yang terus menanjak membuat mata saya menjadi kabur kemana-mana. Sekilas seperti ada yang memperhatikan saya dan mengikuti dari belakang, di samping jalan yang saya lewati ada pohon besar sekali dan seperti ada yang diam berdiri dengan tatapan tajamnya. Rasa hati sudah tidak karuan berjalan sendiri di tengah rintik hujan dengan jalan setapak di pegunungan. Dingin dan mencekam sekali, saya hanya bisa terus membaca doa.
ADVERTISEMENT
Akhirnya saya sampai ditempat perkemahan yang berada tepat di atas bukit kaki Gunung Salak. Para Pembina Pramuka dan teman-teman saya yang sudah sampai duluan sedang membuat tenda. Sejenak saya hembuskan napas lega dan beristirahat. Tiba waktunya Adzan Maghrib,kita diperintahkan agar segera bersih-bersih dan menunaikan Sholat Maghrib. Ketika tiba di sebuah kamar mandi yang lumayan cukup jauh jaraknya dari perkemahan kita. Bulu kuduk langsung merinding,Bagaimana tidak ruangan itu gelap gulita tidak ada sama sekali pencahayaan. Kamar mandinya kumuh dan kotor tidak terawat seperti kamar mandi horor yang sering kita jumpai di film-film. Bergegas kami segera bersih-bersih dan ketika kami sedang asik saling mengobrol untuk mencairkan suasana tiba-tiba ada suara menyeramkan “ehheeemmm” seperti suara laki-laki yang berbadan besar. Sedangkan saya disana berlima semua perempuan dan tidak ada laki-laki karna mereka masih menunggu giliran di perkemahan. Seketika saya dan teman-teman berteriak berlarian secepat mungkin. Di tengah perjalanan ke perkemahan saya masih berpikir siapa tadi, suara apa itu tetapi saya terus berpikiran positif agar hal yang saya takuti tidak menjadi masalah bagi saya nantinya. Setelah itu kami menyalakan api unggun dan memasak bersama. Jam ditangan menunjukan pukul 23.30 malam, tiba waktunya bagi kami untuk tidur. Masing-masing satu tenda diisi oleh enam orang. Dua tenda Siswa Laki-laki, dua tenda Siswa Perempuan, satu tenda Pembina Perempuan, satu tenda Pembina Laki-laki. Setelah kami masuk ke dalam tenda udara dingin pegunungan dan juga suasana mistis semakin terasa. Di sepanjang malam saya terus membaca Ayat Suci Al-Quran. Di tengah malam saya terbangun dan saya merasakan kaki saya seperti ada yang menyentuh, di luar tenda terlihat ada banyangan hitam tinggi besar yang terus melihat ke perkemahan jelas sekali karna posisi saya berada di ujung tenda yang menghadap langsung hutan belantara Gunung Salak. Saya memejamkan mata dan terus berdoa.
ADVERTISEMENT
Waktu subuh tiba,saya dan teman-teman dibangunkan oleh Para Pembina Pramuka dan diberi waktu untuk melakukan kegiatan masing-masing. Setelah siang pukul 07.00 pagi waktu istirahat tiba, kami bermain disekitar perkemahan, dan pandangan mata saya langsung tertuju ke satu tanaman Bunga yang biasanya saya lihat tanaman itu tumbuh diatas makam-makam. “Apa benar itu ada makam? “ Gumam saya kepada teman-teman. Kami segera menanyakannya kepada pembina pramuka dan mereka membenarkan bahwa di tengah tempat perkemahan kami itu adalah makam, ada satu makam yang katanya itu adalah makam orang leluhur disana. Pikiran saya langsung teringat kejadian semalam.
Pukul 09.00 pagi saya melanjutkan kegiatan Bantara. Dan kegiatan Bantara kali ini yaitu mendaki ke puncak kaki Gunung Salak yang dimana kami tepat berada di bawahnya. Kami diperintahkan bersiap-siap dan membawa apa saja yang di perlukan di sana. Seperti tali tambang, Air minum, obat-obatan. Jalan yang curam di tambah jalur licin menanjak karena sudah diguyur hujan kemarin menyulitkan kami menaiki ke puncak Gunung. Dengan saling membantu kami sampai ditengah Gunung Salak dan sebentar lagi akan sampai ke kawah Gunungnya. Jejak Binatang liar sering saya temui, disekeliling hanya hutan lebat dengan pohon tinggi menjuntai. Setelah berencana turun kembali ke perkemahan,terjadi sesuatu di luar nalar. Tidak ada satupun dari kami yang mengingat jalan untuk turun, jalan yang tadi kami lewati menuju puncak Gunung Salak ini. Salah satu Pembina pun sampai kebingungan kenapa bisa terjadi seperti ini sedangkan dia hapal betul wilayah ini. Karena dia seorang Pendaki Gunung yang sering melewati jalan-jalan ini. Semua anggota dan pembina dibagi menjadi beberapa kelompok dan saling berpencar mencari jalan keluar yang tadi kami lewati. Saling bersautan dan saling memberi kabar bagaimana hasilnya. Karena tidak ada sinyal dipuncak kaki Gunung Salak sehingga kami tidak bisa mengabari orang yang berada di bawah untuk membantu kami. Hati saya sudah tidak karuan, apalagi ada beberapa teman saya yang sampai menangis. Bagaimana kami bisa turun,bagaimana jika terus seperti ini sampai malam dan banyak pikiran negatif lainnya belum lagi ketakutan dengan hewan liar yang ada didaerah Hutan Gunung Salak. Setelah lama mencari jalan keluar yang tidak ada hasilnya,kami memutuskan untuk berkumpul semua dan melakukan doa bersama,dan jam Sudah menunjukkan Pukul 12.00 siang, Adzan Dzuhur sedang berkumandang kami diam sejenak saling menguatkan. Setelah kami berdoa,salah satu pembina kami berangkat kembali mencari jalan keluar. Tidak begitu lama Alhamdulillah jalan keluar yang tadi kami lewati itu di temukan ternyata tidak jauh dari tempat kami berkumpul dan berdoa bersama. Sampai saat ini kenangan itu terus membekas dihati saya, Jalan keluar kami ditutup oleh penghuni mistis kaki Gunung Salak. Itu memang bukan sekedar mitos belaka karna banyak yang mengalami hal seperti ini sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Akhirnya kami bisa kembali ke perkemahan dan kami saling berintrospeksi diri agar kami dapat meluruskan niat hati kami,agar kami bisa sopan terhadap alam lingkungan dan meminta ijin dengan tempat yang kami tempati ini. Karena niat kami bukan untuk membawa keburukan atau kerusakan disana. Kami datang hanya untuk belajar dan mengenal alam lebih dekat dengan kegiatan Pramuka ini.
Setelah itu Alhamdulillah gangguan mistis yang sering di alami sebelumnya berkurang dan hampir tidak ada. Sampai acara kenaikan pangkat Pramuka Bantara selesai dan saya pulang dengan membawa banyak pengalaman juga kenangan.