Proses Mencintai Diri Seorang Acne Fighter

Sri Suci Nurhayati
Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2019 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
30 Oktober 2020 10:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sri Suci Nurhayati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Orang lain mungkin menganggap bahwa jerawat itu hal biasa, tapi pernah tidak membayangkan bagaimana rasanya memiliki jerawat yang parah di seluruh muka?” tutur R (27) seorang acne fighter sejak tahun 2014 saat ditemui dikediamannya, Hari Rabu (28/10)
ADVERTISEMENT
Pernah memiliki jerawat yang parah tentu bukan hal mudah untuk melewatinya. Berawal dari sebuah produk kecantikan yang R ketahui sedang viral pada saat itu membuat R ingin mencobanya. Ternyata hasil tidak berbuah manis seperti yang diharapkan. Setelah beberapa kali pemakaian ternyata tidak ada perubahan sama sekali, ketika berhenti memakai produk itu wajahnya merah bagai udang rebus dan jerawat mulai muncul.
Tidak berhenti disitu, akhirnya R mencoba produk kecantikan lain dengan harga yang lumayan mahal. R rela mengeluarkan uang berjuta-juta demi kesembuhan wajahnya. Namun tidak berbuah hasil, dari satu dokter ke dokter lain tetap saja hasilnya nihil. Sampai pada dititik R ingin menarik diri dari lingkungannya karena rasa malu atas apa yang diderita.
ADVERTISEMENT
“Bukan hanya malu, saya sampai di tahap stress dan ingin menarik diri dari sosial media juga lingkungan. Salat saya semakin rajin pada saat itu dan selalu berdoa pada Tuhan agar diberi kesembuhan. Saking frustasinya saat itu, saya berpikir bahwa ini adalah kutukan atau mungkin guna-guna dari orang lain karena jerawat saya tidak sembuh selama bertahun-tahun” jelas R.
Meskipun pernah ada di tahap terendah selama menjadi acne fighter. Namanya seorang pejuang pasti tidak akan menyerah untuk memperjuangkan apa yang terbaik. Sama halnya dengan R yang terus mencoba berbagai produk kecantikan baru yang mungkin cocok dengan dirinya. Menurut R produk kecantikan itu bagaikan jodoh, kalau dipakai orang lain cocok belum tentu dengan kita.
ADVERTISEMENT
Selama proses itu R juga sering mendapatkan bullying dari beberapa orang dengan kalimat yang menyakiti hati atau bahkan merasa risih ketika melihat jerawat yang ada di wajahnya yang benar-benar parah. “Dulu pernah sampai dibilang monster dan jadi bahan obrolan orang-orang ketika lihat wajahku yang merah karena jerawat di wajahku” kata R.
Ketika sedang merasa sedih dan insecure R selalu berdoa kepada Tuhan dan menonton motivasi untuk memanajemen stresnya. Dari sanalah proses penerimaan diri untuk tahap mencintai diri itu muncul. R mulai menjauhi orang-orang yang toxic dalam hidupya. Bagi R dengan bertemu orang-orang yang hanya membuat dirinya down hanyalah sebuah kesia-siaan yang tidak bisa menjadikan dirinya lebih baik dan bahkan bisa menyakiti dirinya sendiri sehingga tidak akan bisa maju. Itu merupakan salah satu bentuk R dalam mencintai diri sebagai acne fighter.
ADVERTISEMENT
Menurut R motivator terbesar untuk sembuh adalah diri sendiri, bukan orang lain. Prinspinya adalah yakin semua penyakit ada obatnya. Harus percaya kalau diri kita dilahirkan tidak dijadikan untuk jelek tapi dilahirkan untuk beruntung dan sukses, meskipun beberapa kali melakukan kebodohan. Hanya diri sendirilah yang bisa memberikan versi terbaik dalam diri.
Setalah bertahun-tahun mengalami proses yang cukup berat untuk dilalui. Akhirnya R menemukan jodoh pada produk kecantikan yang sekarang ia pakai. Tentu pada saat pemakain pertama juga tidak hilang dari bullying orang-orang disekitarnya karena sudah ganti produk kesekian kalinya. Namun R memilih untuk mengabaikan komentar orang-orang terhadap dirinya dan tetap percaya diri bahwa R pasti sembuh.
Terbukti setelah bertahun-tahun berjuang, sekarang jewarat R sudah hilang dan wajahnya pun semakin membaik. R sangat bangga terhadap dirinya karena bisa membuktikan ucapannya terkhusus pada diri sendiri kalau R bisa. Tak lupa R juga sangat bersyukur kepada Tuhan karena sudah diberi kesabaran dalam melewati berbagai ujian di hidupnya sebagai acne fighter.
ADVERTISEMENT
“Jangan menyerah, sabar, telan semua komentar orang dan jadikan motivasi untuk lebih baik. Balas dendam terbaik adalah dengan menjadikan diri kita lebih baik dengan versi kita sendiri. Semangat” pesan R.