Konten dari Pengguna

Kesadaran Umat Islam tentang Manfaat Zakat

Sri Wahyu Fitriani
Mahasiswi Ekonomi Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
16 November 2021 17:47 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sri Wahyu Fitriani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: edited by canva
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: edited by canva
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya zakat merupakan salah satu yang penting sehingga zakat menjadi bagian dari rukun Islam dan bagian dari pilar agama Islam yang harus dilaksanakan. Sebagai seorang muslim harus melaksanakan zakat karena hukumnya wajib jika sudah terpenuhi syarat maupun rukun zakat.
ADVERTISEMENT
Implikasi berzakat sangat banyak, walaupun secara keseluruhan dari umat manusia beranggapan bahwa zakat itu beban, dalam artian zakat dianggap sebuah beban sehingga berat untuk dilakukan. Padahal zakat itu seharusnya dijadikan kebutuhan dalam hidup umat Islam, supaya ringan dan bersemangat dalam melakukan zakat, sehingga zakat tidak lagi dianggap menjadi beban melainkan dianggap sebagai kebutuhan.
Diantara hal penting yang perlu untuk disadari adalah paham tentang manfaat zakat, dimana Allah beserta Rasul-Nya mewajibkan ibadah zakat kepada umat Islam. Karena jika kita mengetahui manfaat di balik suatu ibadah, maka ada semangat yang muncul untuk melakukan ibadah tersebut.
Manfaat pertama dari disyariatkannya ibadah zakat yaitu dalam rangka memperkuat keimanan, keyakinan dan ketakwaan umat Islam. Oleh karena itu ibadah zakat pada dasarnya adalah salah satu instrumen ibadah yang akan mendorong penguatan kualitas keimanan sehingga dapat memperoleh predikat takwa.
ADVERTISEMENT
Ibadah zakat juga menjadi jalan untuk mengoptimalkan semua potensi kebaikan yang ada dalam diri umat Islam. Allah SWT., dalam firman-Nya memerintahkan para penguasa untuk mengambil zakat, karena dalam orientasi zakat terdapat proses penyucian/pembersihan terhadap diri kita, dibersihkannya dari berbagai macam hal negatif dan berbagai macam penyakit rohani.
Pada ayat lain Allah berfirman bahwa zakat termasuk bagian dari jalan tazkiyah (kebaikan), sementara dalam ayat lainnya pula Allah menjelaskan bahwa manusia mempunyai dua potensi yaitu potensi kebaikan maupun potensi keburukan, dan potensi yang dominan itu bergantung pada jalan yang dipilih.
Jika memilih jalan tazkiyah (kebaikan) maka akan beruntung dan potensi kebaikannya lebih dominan, begitupun sebaliknya jika memilih jalan dasiyah (keburukan), maka akan merugi. Oleh karena itu, salah satu jalan tazkiyah ini adalah zakat, sehingga diharapkan potensi kebaikan akan muncul, seperti etos kerja, semangat, produktivitas yang tinggi, sehingga akan dibersihkan dari berbagai macam penyakit ruhiyah, seperti dosa syirik (dosa yang tidak diampuni oleh Allah jika dibawa mati), dan diantara dosa syirik yaitu tidak mau membayar zakat.
ADVERTISEMENT
Manfaat zakat yang kedua dari sisi sosial yaitu mempunyai manfaat dalam membangun tatanan hubungan sosial masyarakat yang baik dan kuat, dimana antara satu komponen dengan komponen yang lainnya tumbuh perasaan saling mencintai dan peduli.
Seperti halnya dalam suasana Indonesia saat ini yang sedang menghadapi kondisi pandemi covid sehingga banyak masyarakat terdampak sangat parah. Maka dibutuhkan semangat saling berbagi dan peduli, yang dapat ditunjukkan dengan ibadah zakat. Oleh karena itu, dalam firman Allah QS. At-Taubah ayat 103, dijelaskan bahwa kita akan menemui diantara tujuan Allah mensyariatkan ibadah zakat yaitu untuk melahirkan masyarakat yang sakinah.
Amil zakat mempunyai tugas untuk mendoakan para muzakki supaya tenang, turun, dan sakinah dalam artian tajam. Jadi masyarakat sakinah adalah mereka yang mempunyai ketajaman hati dan fikiran sehingga dapat mengatasi berbagai macam persoalan, termasuk persoalan pandemi.
ADVERTISEMENT
Untuk menghadapi pandemi covid tidak hanya dengan ikhtiar logika manusia, walaupun pada kenyataannya logika manusia itu penting sebab termasuk sunnatullah yang harus kita ikuti, misalnya untuk mencegah penyebaran covid harus melakukan social distancing, kalau terpaksa keluar rumah harus pakai masker, rajin cuci tangan.
Menghadirkan logika manusia saja itu tidak cukup, sehingga diperlukan untuk menghadirkan Iikhtiar dengan logika ilahi antara lain dengan berbagi. Maka jadikanlah berbagi sebagai gaya hidup, yang didalamnya bukan menyangkut soal kaya atau miskinnya seseorang, bukan soal ada tidaknya iman, tetapi sebagai ciri-ciri orang bertakwa yang suka berbagi dalam keadaan senang maupun susah.
Manfaat yang ketiga secara ekonomi, dalam artian zakat mempunyai potensi ekonomi yang sangat besar. Menariknya ajaran Islam kurang lebihnya mempunyai sisi dimensi ekonomi yang kuat. Maka, dalam Al-Qur’an antitesa dari sistem riba adalah zakat. Misalnya di surah Ar-Rum ayat 39 atau surah Al-Baqarah ayat 276 yang intinya dijelaskan bahwa diantara instrumen antitesa dari sistem riba adalah zakat.
ADVERTISEMENT
Seperti halnya, dalam studi yang dilakukan oleh Pusat Kajian Strategis BAZNAS bahwa potensi zakat mampu mencapai Rp. 233 triliun. Jika umat Islam mempunyai kesadaran dan zakat dapat dikelola dengan baik maka akan membawa banyak pengaruh dalam hidup umat Islam.
Saat kesadaran beragama itu kuat maka akan ada banyak hal yang bisa dilakukan dan dikembangkan melalui penguatan-penguatan secara ekonomi. Oleh karena itu, setelah memahami manfaat zakat baik untuk keimanan personal maupun sosial dan ekonomi, maka tugas umat Islam sekarang adalah menunaikan kewajiban zakat.