Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Belajar Seni Kepemimpinan dari Zelenskyy, Putin, dan Biden
Penulis untuk topik mengenai kepemimpinan. Sila kontak [email protected]
14 April 2022 20:23 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Sridewanto Pinuji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Krisis yang terjadi, misalnya karena perang membuka kesempatan kepada kita untuk mengenal para pemimpin yang terlibat.
ADVERTISEMENT
Sam Hunter dan Gina Scott Ligon dari Universitas Nebraska menuliskan pelajaran dari tiga pemimpin yang saat ini terlibat dalam konflik, yaitu Putin, Zelenskyy, dan Biden.
Seiring dengan konflik yang masih terus berlangsung di Ukraina, tiga pemimpin tersebut menggunakan pendekatan yang berbeda dalam menghadapi krisis.
Kedua peneliti, Sam dan Gina telah melakukan penelitian terhadap para pemimpin selama lebih dari dua puluh tahun. Bagaimana gaya memimpin dari tiga orang yang terlibat dalam konflik tersebut? Mari kita simak uraian berikut ini:
Zelenskyy, Pahlawan yang Kharismatik
Pemimpin Ukraina ini dipandang oleh banyak orang sebagai seorang pahlawan yang kharismatik.
Tipe pemimpin ini memberikan harapan dan juga visi kepada para pengikutnya. Dia menawarkan gambaran akan suatu masa depan yang cerah. Mereka mampu memengaruhi orang melalui pendekatan yang emosional akan cita-cita masa depan yang diharapkan.
ADVERTISEMENT
Zelenskyy sudah menerapkan cara kepemimpinan kharismatik tersebut sejak kampanya tahun 2019.
Dia mencitrakan dirinya sebagai seorang pemimpin yang ingin mendobrak status quo. Pendek kata, dia ingin dikenal sebagai sosok yang berbeda dibandingkan pendahulunya. Apa yang ditawarkan oleh Zelenskyy adalah sebuah gaya kepemimpinan dan juga peluang baru untuk negaranya.
Dalam krisis yang saat ini sedang berlangsung, pendekatan Zelenskyy yang emosional tergambar dan terlihat jelas. Dia telah menjadi inspirasi bagi warga negaranya dan juga dunia dalam waktu yang sangat singkat.
Putin, Sang Ideologis
Presiden Rusia ini menampilkan dirinya sebagai seseorang yang ideologis.
Tipe pemimpin seperti ini seringkali menginginkan negaranya untuk kembali ke suatu masa kejayaan yang pernah terjadi di masa lalu. Pemimpin ini menawarkan perjalanan waktu ke masa-masa silam ketika warga negara merasa paling puas dengan kehidupannya. Seringkali mereka menyinggung emosi pengikutnya dengan menawarkan gambaran suram jika perubahan seperti masa lalu itu tidak terjadi.
ADVERTISEMENT
Putin pun menampilkan ideologi-nya tersebut dengan keinginan dan gairahnya untuk mengembalikan kejayaan Rusia seperti di zaman Stalin atau Lenin.
Satu ketika, Putin pernah menyebut kehancuran Rusian sebagai tragedy geopolitik terbesar yang terjadi di abad ke 20. Tak ingin mengulang tragedy tersebut, dia pun melakukan aneksasi terhadap Georgia dan Semenanjung Crimea di Ukraina. Putin dengan demikian menerapkan gaya kepemimpinan ideologis dengan berusaha menerapkan nilai-nilai yang dipercayai seperti kekuasaan, sejarah, dan imperialism.
Biden, Sang Pragmatis
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden adalah contoh pemimpin yang pragmatis.
Tipe pemimpin pragmatis mencoba menawarkan gagasan dan berfokus pada penyelesaian masalah. Mereka juga mencoba meraih pengaruh dengan memanfaatkan logika dan rasionalitas ketimbang emosi. Seringkali mereka memanfaatkan data untuk mengambil keputusan.
ADVERTISEMENT
Contoh keputusan tersebut adalah ketika dia menjelaskan rencananya untuk menghadapi Putin melalui sanksi ekonomi dan koalisi internasional.
Satu-satunya kelemahan pemimpin pragmatis adalah kurangnya emosional dalam tindakan dan keputusan mereka. Namun, pemimpin semacam ini dibutuhkan dunia yang kian terbelah, karena mereka menawarkan kesatuan tindakan.
Ketika Tiga Gaya Kepemimpinan Bertemu
Tiga orang pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang berbeda itu dapat mengindikasikan arah krisis yang sekarang sedang terjadi dan bagaimana akan berkembang di masa depan.
Seorang pemimpin yang pragmatis akan lebih fleksibel dan mudah beradaptasi. Mereka akan dengan mudah mengubah pendekatan sesuai kebutuhan untuk menyelesaikan masalah. Biden menunjukkan hal ini dengan sanksi ekonomi baru yang lebih luas lagi.
Sementara itu, pemimpin yang kharismatik seperti Zelenskyy dapat menggerakkan pengikutnya ketika pemimpin lain tidak mampu melakukannya. Hal ini terbukti dari besarnya donasi dan dukungan dari seluruh penjuru dunia. Tentara Ukraina pun dikenal pantang menyerah kendati menghadapi musuh yang lebih perkasa.
ADVERTISEMENT
Namun, energi fisik dan emosi terbatas, hingga lambat laun pendekatan kharismatik menjadi kurang efektif.
Selanjutnya, pemimpin yang ideologis seperti Putin seringkali tidak bersedia untuk melakukan kompromi. Mereka dapat mendorong pengikutnya untuk melakukan tindakan dan pengorbanan dengan berbagai cara yang tidak mungkin dilakukan dua tipe pemimpin lainnya.
Namun, ada catatan pula untuk pemimpin jenis ini. Tindakannya akan berhasil ketika pengikutnya memiliki nilai-nilai yang sama dengan yang dianut pemimpinnya. Para pengikut juga memandang para pemimpin sebagai perwakilan dari nilai-nilai tersebut.
...
Sebagai warga dunia, kita tentu berharap konflik di Ukraina yang menelan banyak korban akan segera berakhir. Meskipun ketika melihat tiga tipe pemimpin dengan berbagai pendekatan, kekurangan, dan kelebihannya tersebut, tampaknya kita masih perlu bersabar.
ADVERTISEMENT