Konten dari Pengguna

Trik Menjadi Guru Ideal Versi Mahasiswa

Sri Erdawati
Dosen STAI Auliaurrasyidin Tembilahan bidang keahlian Pendidikan Dasar
17 September 2020 20:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sri Erdawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dosen dan Mahasiswa PGMI
zoom-in-whitePerbesar
Dosen dan Mahasiswa PGMI
Tulisan ini merupakan hasil survey terhadap 62 orang mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) semester VI di kampus tempat saya mengajar. Tentu antara judul artikel dan program studi ini sangat berkorelasi. Sebab lulusan keguruan dan pendidikan akan terjun menjadi seorang guru dan praktisi pendidikan, paling tidak pemerhati pendidikan, dan minimal sebagai orang yang berpendidikan.
ADVERTISEMENT
Saya menyebarkan sebuah pertanyaan tertulis, “Bagaimana upaya anda menjadi seorang guru ideal?” Jawaban mahasiswa sangat beragam. Dari cara yang paling umum diketahui banyak orang hingga tehnik paling detail. Jawaban-jawaban mereka tersebut dapat diklasifikasikan dalam tiga tahapan penting untuk menggapai sosok guru ideal.
Pertama, tahap persiapan. Beberapa orang dari mahasiswa menyebutkan bahwa seorang guru yang ideal harus menyiapkan perangkat pembelajaran berupa rencana pembelajaran, membuat silabus, menguasai materi yang ingin diajarkan, membuat media pembelajaran yang menarik, memilih strategi, menentukan metode, dan menggunakan teknik pembelajaran yang tepat untuk diterpakan pada peserta didik.
Selain itu beberapa mahasiswa menyarankan untuk menjadi seorang guru ideal perlu mengikuti pendidikan dan pelatihan tambahan dari pihak terkait seperti Kementrian atau Dinas Pendidikan agar guru mendapat pembinaan sebelum terjun ke lapangan. Sementara sebagian lainnya menjawab, seorang guru ideal harus memastikan sarana dan prasarana yang menunjang untuk proses pembelajaran. Pernyataan terakhir ini agak terkesan relatif.
ADVERTISEMENT
Kedua, tahapan ketika mengajar. Pada tahap ini ada point yang melekat sosok seorang guru, dan ada berkaitan dengan proses pembelajaran antara guru dan siswa.
Point penting yang berkaitan dengan sosok seorang guru antara lain, memiliki akhlak dan budi pekerti yang baik sehingga para siswa akan meneladaninya. Guru juga mesti disiplin, terutama soal waktu, harus tepat waktu, tidak terlambat masuk kelas dan tidak keluar sebelum jam mata pelajaran berakhir. Guru juga dituntut memiliki rasa percaya diri dengan profesinya sehingga siswa benar-benar yakin dengan apa yang diucapkannya.
Sikap yang penting juga ketika guru menghadapi siswa yang berasal dari latar belakang dan karakter berbeda maka seorang guru ideal menjadi sosok yang penyabar dan tidak mudah marah, apalagi sampai melakukan tindakan kekerasan kepada siswa. Selain itu, guru ideal perlu memperhatikan soal penampilan yang rapi sehingga sosokya sebagai seorang guru terlihat lebih berwibawa dan dihormati terutama oleh murid-muridnya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, kemampuan yang harus ada pada seorang guru ideal ketika proses pembelajaran antara lain: Seorang guru ideal harus mengenal karakter siswa, ada siswa yang mudah sedih, ada yang super aktif, ada yang pintar, dan ada yang lambat mencerna materi pembelajaran guru harus mengetahui dan mampu menyikapinya.
Bila ada siswa yang melakukan kesalahan, guru berhak untuk menegur dan memberi nasehat, tentu dengan nasehat yang lembut. Guru juga perlu memperhatikan penggunaan bahasa yang mudah dimengerti siswa atau dapat berkomunikasi dengan baik ketika proses pembelajaran. Guru memberi perhatian kepada siswanya tanpa pilih kasih. Membuat intermezo menyegarkan agar tidak monoton dan membuat siswa cepat bosan, maka guru perlu mengembangkan jiwa kreatifitas dan inovatif.
ADVERTISEMENT
Guru ideal juga perlu mengapresiasi hasil kerja siswa meskipun dengan cara sederhana seperti memberi tepuk tangan dan acungan jempol. Memotivasi siswa yang lambat menangkap pelajaran, mampu mengelola kelas dengan baik apalagi bila tingkat Sekolah Dasar, mendorong minat dan bakat siswa, mengajarkan kemandirian agar siswa dapat menyelesaikan tugasnya sendiri tidak mudah mencontek dengan teman yang lain, mampu menyikapi dan menyelesaikan persoalan siswa yang ia hadapi, misalnya bila ada siswa berkelahi, dan yang lebih penting, guru ideal mesti menjaga dan menerapkan kode etiknya sebagai guru.
Ketiga, tahapan setelah mengajar. Mahasiswa menyebutkan, bahwa seorang guru ideal harus bisa mengevaluasi materi yang telah disampaikan di kelas, apakah masih ada yang kurang, apabila ada yang kurang, maka guru yang bersangkutan harus memperbaiki diri dan meningkatkan kemampuannya, dengan belajar lebih keras atau mengikuti pelatihan peningkatan mutu dan kompetensi pendidik.
ADVERTISEMENT
Setelah pembelajaran, seorang guru ideal mesti mengevaluasi perkembangan peserta didik, siapa saja yang telah mengerti materi yang telah diajarkan, di siapa saja yang belum sehingga guru ke depannya guru dapat menerapkan belajar tuntas dan tidak salah menentukan metode pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Guru ideal juga perlu bersikap objektif dalam melakukan penilaian terhadapa siswa-siswinya dengan tidak membeda-bedakannya.
Sebagian kecil dari mahasiswa ada juga yang mengaitkan secara teknis dengan nilai religius dan pendidikan keagamaan. Menurutnya, seorang guru yagn ideal itu harus meluruskan niat ketika mengajar ikhlas karena Allah, bukan karena materi. Beberapa orang lainya menjawab, pentingnya membaca doa ketika memulai dan mengakhiri pembelajaran. Bahkan ada yang lebih menarik lagi, perlu membaca surah pendek atau asmaul husna (nama-nama Allah) sebelum proses pembelajaran, namun ia tidak menjelaskan tentang nama mata pelajaran yang sedang diajarkan, apakah memiliki relevansi atau tidak. Tentu pandangan yang terakhir ini subjektif, sebab di bebarapa sekolah atau kelas, tidak semua siswa beragama Islam.
ADVERTISEMENT