Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Kebangkitan Ekonomi Indonesia Pasca Pandemi Covid-19
17 November 2022 12:47 WIB
Tulisan dari Sri Lestari Yunarsih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kebangkitan Ekonomi Indonesia Pasca Pandemi Covid-19 oleh: Sri Lestari Yunarsih*)
ADVERTISEMENT
Pandemi Covid-19 menjadi momentum penguatan ekonomi Indonesia. Dengan digulirkannya program Pemulihan Ekonomi Nasional, Indonesia berhasil melalui masa-masa krisis akibat pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT
Pandemi virus Covid-19 yang merebak sejak awal tahun 2020 menjadi sebuah pukulan besar bagi masyarakat Indonesia. Segala potensi kehidupan terdampak, termasuk bidang perekonomian yang terpuruk. Efek domino dari penyebaran virus ini merata di seluruh Indonesia. Pembatasan aktivitas akibat pandemi Covid-19 telah menimbulkan kerugian ekonomi secara nasional. Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menyebutkan bahwa nilai ekonomi yang hilang akibat pandemi sebesar Rp1.356 triliun, hal ini disampaikan pada Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat Tahun 2021 (ekonomi.bisnis.com/2021).
Penyebaran virus yang masif pada kurun 2020-2021 menyebabkan pemerintah di negara kawasan Asia dan Pasifik melakukan kebijakan isolasi wilayah dan pembatasan kegiatan sosial secara besar-besaran. Konsekuensi dari kebijakan tersebut menyebabkan aktivitas ekonomi dan sosial menjadi terganggu yang pada akhirnya berdampak kepada gangguan terhadap perekonomian secara keseluruhan termasuk gangguan di pasar tenaga kerja dan penurunan tingkat pendapatan pekerja di seluruh wilayah.
ADVERTISEMENT
Pembatasan kegiatan ini menyebabkan berbagai perusahaan mengalami kebangkrutan dan terpaksa melakukan penutupan kegiatan usaha yang berdampak pada pengurangan tenaga kerja hingga Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara masal. Data fiskal Kementerian Keuangan mencatat bahwa sepanjang tahun 2020 jumlah pekerja di negara-negara kawasan Asia dan Pasifik mengalami penurunan. Secara agregat, total pekerja di kawasan Asia dan Pasifik pada tahun 2020 sebesar 1,8 miliar orang. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 3,2 persen dibandingkan tahun 2019 atau mengalami penurunan jumlah pekerja sebanyak 61,8 juta pekerja.
Pandemi yang telah berlangsung lebih dari dua tahun ini perlahan mulai beranjak dan pemulihan masyarakat mulai digalakkan oleh pemerintah. Pemerintah secara responsif mulai menyusun program penanganan yang komprehensif yang disusun untuk mendukung pemulihan segala bidang di negeri ini. Salah satu program penting adalah Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). PEN disusun untuk menangani dampak pandemi dengan sangat cepat dan komprehensif. Realisasi PEN 2020 mencapai Rp579,8 triliun. PEN berhasil memperkuat sistem kesehatan dalam menangani pasien Covid-19, memberikan perlindungan sosial pada puluhan juta rumah tangga yang rentan dan miskin serta membantu puluhan juta UMKM dan koperasi sehingga mampu bertahan.
ADVERTISEMENT
Pada periode tahun 2021, ekonomi Indonesia perlahan mulai pulih dan tumbuh sebesar 3,69 persen di tengah gempuran Covid-19 gelombang varian Delta. Sampai dengan November 2021, survei konsumen yang dilakukan Bank Indonesia (BI) di trimester ketiga 2021 mengindikasikan optimisme konsumen terhadap peningkatan kondisi ekonomi Indonesia yang mulai menguat. Hal tersebut terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November 2021 sebesar 118,5 lebih tinggi dari dibanding Oktober 2021 (113,4). Stabilitas ekonomi menjadi sebuah harapan menuju pemulihan ekonomi nasional.
Pemerintah melanjutkan program pemulihan ekonomi nasional di tahun 2022 dengan berbagai gebrakan yang menjadi pemicu peningkatan ekonomi di sektor riil mulai dari industri rumah tangga, usaha skala mikro, hingga industri nasional. Presidensi G20 yang menunjuk Indonesia sebagai punggawa utama juga memacu semangat peningkatan ekonomi nasional secara masif. Pandemi yang lebih terkendali dan cakupan vaksinasi yang jauh lebih tinggi mendorong kepercayaan diri masyarakat untuk melakukan aktivitas ekonomi sehingga mengakselerasi pemulihan ekonomi pada 2022.
ADVERTISEMENT
Angaran untuk program PEN 2022 yang dialokasikan adalah Rp455,62 triliun diutamakan untuk mendorong pemulihan di berbagai sektor dengan tetap mengedepankan keseimbangan antara pelayanan kesehatan dan stimulus ekonomi. Selain itu, PEN 2022 dilaksanakan secara fleksibel dan responsif terhadap dinamika kondisi yang terjadi di lapangan dan dirangkum menjadi tiga kluster, yaitu kluster kesehatan, kluster perlindungan sosial, dan kluster penguatan pemulihan ekonomi.
Penunjukan Indonesia menjadi Presidensi G20, yaitu sebuah forum kerja sama ekonomi internasional beranggotakan 19 negara dan Uni Eropa, turut mendorong keberhasilan program PEN 2022. Terdapat tiga hal yang menjadi fokus utama Indonesia yakni penanganan kesehatan yang inklusif, transformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi menuju energi berkelanjutan. Dengan semangat untuk “Pulih Bersama”, Presidensi G20 Indonesia 2022 diproyeksikan akan berkontribusi sangat positif dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional dan global.
ADVERTISEMENT
Perekonomian Indonesia pada tahun 2022 mampu tumbuh secara optimal. Hal tersebut dapat dilihat pada pertumbuhan ekonomi Indonesia di Q1-2022 yang dapat tumbuh sebesar 5,01 persen (year on year/yoy), lebih baik dibandingkan beberapa negara lainnya. Indikator sektor riil menunjukkan prospek yang baik di awal tahun 2022, dimana Indeks Keyakinan Konsumen di level optimis 113,10 pada Februari 2022. Sementara itu pertumbuhan impor bahan baku tercatat sebesar 29,98% (yoy) dan barang modal sebesar 20,98% (yoy) di Februari 2022, serta berlanjutnya Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur di level ekspansif 51,2 per Febuari 2022 (menpan.go.id/2022). Di sisi lain pemerintah tengah mengoptimalkan potensi dan peluang digitalisasi terhadap sektor-sektor usaha dan ekonomi lainnya melalui implementasi sinergi kebijakan ekonomi dan keuangan digital. Sinergi dan inovasi terhadap kebijakan ekonomi dan keuangan digital nasional dilakukan bukan hanya pada tingkat nasional namun juga regional untuk memperkuat integrasi ekosistem ekonomi dan keuangan digital. Inisiasi capaian target kegiatan telah dilakukan melalui percepatan dan perluasan digitalisasi daerah, termasuk transaksi pemerintah daerah, serta digitalisasi bantuan sosial, transportasi serta kegiatan perbankan dan ekonomi lainnya yang diakomodasi dalam sistem pembayaran secara digital.
ADVERTISEMENT
Capaian realisasi anggaran kegiatan PEN hingga Mei 2022 adalah sebesar Rp70,37 triliun. Besaran dana tersebut setara dengan 15,4 persen dari total pagu anggaran untuk Program PEN tahun 2022 yang mencapai Rp455,62 triliun. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi pada tahun 2022 ini mencapai level antara 5,1 hingga 5,4 persen, Hal ini disebabkan antara lain karena kinerja dari pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal kedua yang cukup tinggi, dan hingga pada kuartal ketiga pertumbuhan ekonomi terlihat stabil serta menunjukkan aktivitas yang masih cukup kuat. Sementara itu Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 berkisar 4,7-5,5 persen. Hal tersebut ditandai dengan perubahan pandemi yang mulai menjadi endemi dan adaptasi mobilitas masyarakat yang mulai aktif.
ADVERTISEMENT
Perekonomian Indonesia tumbuh semakin menjanjikan yaitu sebesar 5,44 persen (yoy) pada Triwulan II tahun 2022. Dalam skala penilaian secara triwulanan, ekonomi nasional tumbuh 3,73 persen (quarter on quarter/qoq) bahkan Produk Domestik Bruto (PDB) menghasilkan harga konstanya jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi yakni sebesar Rp2.924 triliun. Capaian ini menandakan tren peningkatan kegiatan ekonomi yang menujukkan bahwa program pemulihan ekonomi Indonesia semakin meningkat. Pemulihan dunia usaha juga semakin terlihat dengan indikasi pertumbuhan kredit yang terus meningkat mencapai 10,7 persen (yoy) per Juni 2022 dengan tingkat Non Performing Loan (NPL) terjaga dibawah 3 persen. Kredit Modal Kerja meningkat seiring peningkatan manfaat, serta kredit investasi mulai menunjukkan akselerasi positif. Sejalan dengan pertumbuhan kredit, realisasi KUR per Juli mencapai sebesar Rp 209,05 triliun (56,02% dari target tahun 2022 sebesar Rp373,17 triliun) dan diberikan kepada 4,40 juta debitur. Sedangkan total outstanding per 31 Juli 2022 Rp 530 triliun. Dari segi kesejahteraan, tingkat kemiskinan dan pengangguran juga menurun.
ADVERTISEMENT
Pada kuartal ketiga, geliat ekonomi semakin dirasakan walaupun isu gelombang resesi di beberapa negara lainnya mulai terasa. Namun, modal sosial ekonomi masyarakat Indonesia mampu menahan laju inflasi di berbagai daerah. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan realisasi Program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) telah mencapai Rp178 triliun hingga 19 Agustus 2022, sebuah capaian positif yang berdampak pada angka pertumbuhan ekonomi yang masih stabil dan mampu menjaga tren dari triwulan sebelumnya. Neraca perdagangan melanjutkan tren surplus, pada bulan Agustus 2022 telah mencapai USD5,76 miliar, sehingga secara kumulatif surplus neraca perdagangan mencapai USD34,92 miliar. Ekspor dan impor bulan Agustus 2022 juga mencatatkan capaian tertinggi, yaitu Ekspor mencapai USD27,9 miliar atau tumbuh 30,15 persen (yoy), serta impor tumbuh 32,81 persen (yoy) didominasi impor bahan baku, barang modal, dan Bahan Bakar Minyak (BBM).
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengaskan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia yang terus berlanjut didukung indikator utama yang menunjukkan kinerja yang kuat, baik dari sisi konsumsi maupun produksi. Beliau menegaskan bahwa Google Mobility Indeks per 16 September 2022 di angka 19,5 persen, berada di atas level pandemi meski termoderasi. “Indeks penjualan ritel masih cukup kuat, turut menopang pemulihan ekonomi, di mana di bulan Agustus diperkirakan tumbuh 5,4 persen (yoy). Mandiri Spending Indeks terus menguat di angka 132,0 per 21 Agustus 2022, sejalan dengan optimisme dan mobilitas masyarakat” ungkap Menkeu (menpan.go.id/2022).
Momentum kebangkitan ekonomi ini harus kita jaga dengan menggerakkan segala potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dalam pemulihan ekonomi nasional. Penguatan di berbagai sektor masih sangat dibutuhkan seperti penguatan neraca perdagangan dan penguatan permintaan domestik. Transformasi struktural mampu menjadi pondasi mempertahankan pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, perbaikan di sisi ekonomi terus diiringi dengan perbaikan di sisi kesehatan. Reformasi struktural pasca pandemi juga perlu dilakukan guna mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi sehingga dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan mengangkat kesejahteraan masyarakat.
ADVERTISEMENT
*) Penulis adalah Kepala Seksi Verifikasi dan Akuntansi KPPN Jakarta VI
Isi tulisan merupakan pendapat pribadi, tidak mewakili institusi tempat di mana penulis bekerja.