Berwisata di Pinggiran Selokan Ikan

Sri Surati
Microbiology and Molecular Biology Division, National Quality Control Laboratory of Drug and Food, Indonesian Food and Drug Authority. ASNation. The University of Indonesia. Osaka University.
Konten dari Pengguna
22 Oktober 2020 12:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sri Surati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Shimabara, walaupun dijuluki sebagai Kota Air, bukan berarti penghuni kota ini adalah para pengendali air seperti di serial Avatar. Kota yang juga dijuluki sebagai Kota Ikan Koi ini, terletak di Semenanjung Shimabara, Perfektur Nagasaki, Kyushu, Jepang.
ADVERTISEMENT
Alkisah bencana alam Gempa Bumi dan Tsunami Unzen yang terjadi 1792lah yang menjadi asal muasal munculnya banyak mata air alami di Shimabara. Setidaknya ada lebih dari 60 mata air indah di kota ini dan ikan koi hidup dengan sehatnya di setiap saluran airnya.
Ikan Koi yang telah dipelihara sejak 1978 di setiap selokan di Shimabara masih menjadi daya tarik wisata yang sangat populer. Kebiasaan penduduk Jepang yang selalu menjaga kebersihan membuat selokan-selokan berisi ikan tersebut masih terjaga dengan baik dan terlihat alami, mampu menyejukkan setiap mata yang memandangnya.
Sistem pengolahan limbah yang baik menjadi kunci dibalik jernihnya selokan tersebut. Limbah rumah tangga dialirkan melalui saluran khusus di bawah selokan.
Selokan Ber-Ikan di Indonesia
ADVERTISEMENT
Selokan berisi ikan koi ini ternyata tidak hanya tenar di Jepang, ide selokan air yang diisi ikan ini telah menginspirasi beberapa daerah yang ada di Indonesia. Tidak hanya satu, kini sedikitnya ada sembilan daerah di Indonesia yang berhasil menyulap selokan kotor dan bau menjadi selokan jernih penuh ikan.
Sebut saja Kampung Dukuh, Gedongkiwo, Mrican dan Wukirsari di Yogyakarta, Desa Klodran di Karanganyar, Desa Pluneng di Klaten, Kampung Naringgul di Bogor, Desa Jajag di Banyuwangi dan teranyar Kelurahan Purwantoro di Malang.
Sambil menyelam minum air, warga di desa tersebut memanfaatkan saluran irigasi ataupun selokan air untuk meningkatkan penghasilan.
Saluran air yang sebelumnya penuh dengan sampah dibersihkan secara gotong royong, dibendung untuk kemudian diisi ribuan benih ikan. Ikan yang dipelihara juga bermacam-macam, mulai dari ikan koi, ikan mas hingga ikan nila.
ADVERTISEMENT
Alhasil, selain berhasil menjadi daya tarik wisata bagi warga sekitar, ikan-ikan tersebut juga dapat dijual untuk konsumsi ataupun sebagai ikan hias.
Tidak Ada Lagi Sampah
Dampak positif lain pun dirasakan oleh warga desa pemilik selokan ber-ikan. Semenjak dialihfungsikannya saluran-saluran air tersebut, warga sekitar mulai enggan membuang sampah sembarangan.
Sudah pasti malu jika ketahuan membuang sampah sembarangan di selokan. Sanksi sosial memang dirasa paling manjur untuk memberikan efek jera kepada masyarakat.
Sejak dibersihkannya saluran-saluran air tersebut dari sampah, warga desa pun mengakui bahwa tidak ada lagi banjir dadakan yang sering terjadi saat musim hujan karena saluran air yang tersumbat oleh sampah.
Mencuatnya berita mengenai Shimabara beberapa tahun lalu telah memberikan dampak yang positif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan. Tidak hanya itu, hal ini mampu meningkatkan kekompakan warga dan menaikkan pendapatan desanya.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari beberapa sumber, tiga tahun lalu mungkin baru ada beberapa daerah di Indonesia yang berinovasi menyulap selokan ikan. Namun, kini beberapa daerah lain tercatat mengikuti jejak ala Shimabara.
Peran media dalam membuat berita ini menjadi viral, ternyata menyebabkan latah yang baik di Indonesia. Walau rata-rata baru sebagian kecil saluran air yang dimanfaatkan, namun sudah ada rencana di beberapa desa untuk menambah jumlah pemanfaatan saluran air.
Ada desa yang telah memanfaatkan selokan, namun desa-desa lain rata-rata memanfaatkan saluran irigasi yang memang pada dasarnya tidak terhubung dengan pembuangan limbah rumah tangga.
Melihat Ikan dan Kesehatan Mental
Penelitian mengenai hubungan antara kesehatan mental dan melihat aktivitas hewan telah banyak dilakukan. Buktinya banyak orang memilih memiliki hewan peliharaan di rumahnya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan Clements et al. (2019), melihat dan berinteraksi dengan ikan mampu meningkatkan relaksasi dan mengurangi stress. Bahkan beberapa dari pengisi survei mengatakan, melalui ikan dapat meningkatkan persahabatan. Di sisi lain, sebagian responden menganggap ikan sebagai hiburan dan sebagian lainnya berpendapat melihat ikan untuk menambah ilmu pengetahuan.
Toni Vice (2016) juga melaporkan bahwa berdasarkan penilaian terhadap respon fisik dan mental dari beberapa responden, melihat ikan berenang selama sepuluh menit mampu menurunkan denyut jantung dan tekanan darah.
Tidak dipungkiri, warga desa mengaku semenjak mengubah saluran air menjadi kolam bagi ribuan ikan, sedikitnya 300 orang berkunjung ke desanya untuk sekedar melihat ikan.
Untuk desa yang masih memiliki pemandangan hijau di banyak tempat dengan tingkat stress penduduk yang jauh di bawah perkotaan, antusiasme masyarakat sangat tinggi terhadap selokan ber-ikan ini.
ADVERTISEMENT
Walaupun belum ada survey yang dilakukan secara resmi, namun hasil wawancara beberapa media terhadap penduduk sekitar yang sudah bolak balik bertandang untuk melihat ikan memang kebanyakan bertujuan untuk melepas penat.
Walau hanya duduk-duduk saja di pinggiran selokan sembari melihat ikan, sudah membuat hati senang, sebuah definisi nyata bahwa bahagia itu sederhana.