Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Potensi Laut untuk Pangan Indonesia, Prosperity or Sustainability?
22 Oktober 2020 12:35 WIB
Tulisan dari Sri Surati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam rangka memperingati hari pangan sedunia yang jatuh pada tanggal 16 Oktober lalu, para peneliti gencar mengingatkan pentingnya meningkatkan ketahanan pangan untuk Indonesia. Prof. Dr. Aman Wirakartakusumah menyampaikan pentingnya kontribusi sumber daya kelautan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pangan diyakini sangat berperan dalam menjembatani perdamaian.
ADVERTISEMENT
Sebagai buktinya yaitu World Food Programme (WFP), sebuah yayasan non-profit di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), telah ditetapkan sebagai penerima Nobel dalam Bidang Perdamaian yang diumumkan pada awal Oktober lalu. WFP dinilai berjasa dalam memerangi kelaparan dan membantu mewujudkan perdamaian di daerah konflik.
Sebelum ditemukannya obat dan vaksin, pangan merupakan jalan terbaik untuk meningkatkan imunitas dan kesehatan tubuh selama pandemi, apalagi jumlah korban kelaparan tercatat telah mengalami lonjakan selama pandemi.
Potensi Laut Indonesia
Seperti diketahui, sebagian besar wilayah Indonesia merupakan lautan, sehingga tidak hanya daratan, lautan pun menyimpan banyak sekali potensi yang masih perlu digali.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Dr. Edhy Prabowo, MM, MBA., dalam sambutannya pada peringatan Hari Pangan Sedunia mengatakan bahwa laut merupakan sumber kehidupan utama dan ekonomi kelautan menjadi sumber pembangunan Indonesia masa kini. Potensi laut yang dahsyat mampu meningkatkan ekonomi, baik dalam bidang pangan, farmasi, kesehatan, energi, biodiversitas, ekologi, politik, tambang dan aspek lainnya.
ADVERTISEMENT
Selain memiliki keanekaragaman hayati, laut juga diketahui menghasilkan setengah oksigen yang dihirup oleh makhuk hidup, merupakan sumber pangan untuk lebih dari tiga miliar manusia dan menyerap lebih dari 30% karbondioksida.
Berdasarkan informasi dari Prof. Dr. Ir. Indroyono Soesilo, M.Sc., perikanan tangkap, Indonesia berada di posisi ketiga setelah China dan Peru sedangkan untuk akuakultur menmpati posisi kedua setelah China. Untuk akuakultur, Indonesia harus lebih meningkatkan komoditinya selain rumput laut mengingat Indonesia memiliki sekitar 81 ribu km garis pantai dengan potensi luar biasa.
Laut Indonesia memiliki beberapa keunggulan antara lain keanekaragamannya yang tinggi, tempat bertemunya tiga tumbukan lempeng yang menghasilkan gempa bumi yang membuat laut Indonesia semakin kaya dan adanya arus laut.
ADVERTISEMENT
Mengenai keanekaragaman, Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki spesies laut terbanyak. Indonesia memiliki beragam jenis ikan namun dengan volume yang kecil. Sebaliknya, Samudera Atlantik memiliki jenis ikan yang tidak terlalu beragam namun memiliki jumlah volume yang besar.
Berdasarkan fakta tersebut, Indonesia harus memiliki kemampuan yang mumpuni untuk mengolah ikan yang jenisnya sangat banyak namun dengan volume sedikit tersebut. Jika tidak, maka akan banyak limbah perikanan yang dihasilkan, padahal sesungguhnya dapat diolah menjadi produk perikanan yang lain.
Tantangan yang Menghadang
Laut selalu mengalami ancaman, tidak hanya pencurian, namun tindakan destruktif fisik seperti pemanasan global, polusi plastik, limbah emisi dan migas yang dibuang kelaut, penangkapan ikan berlebihan hingga sampah aktivitas pariwisata turut mengancam potensi laut.
ADVERTISEMENT
Penyelamatan ekosistem laut memerlukan kerjasama yang kuat yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk pembangunan laut yang berkelanjutan
Indonesia perlu merubah tantangan menjadi peluang. Laut yang sehat akan mensejahterakan masyarakat.
Bapak Menteri Kelautan dan Perikanan menyampaikan bahwa salah satu upaya ekonomi kelautan berkelanjutan yaitu mengarahkan aktivitas berbasis kelautan, peningkatan kesejahteraan, kesehatan lautan melalui manajemen perikanan berbasis ekosistem, budidaya laut dan perlindungan laut.
Peran ilmu pengetahuan, inovasi dan sumber daya manusia merupakan kunci penguasaan laut sebagai sumber pangan. Kebijakan ekonomi dan teknologi diselaraskan untuk pembangunan berkelanjutan dan peningkatan daya saing.
Peran ilmuwan dengan spesialisasi beragam sangat diharapkan. Dari sisi sumber daya manusia, pemerintah akan menggandeng kampus-kampus terutama yang memiliki jurusan perikanan dan kelautan agar para lulusannya bisa mandiri dan dapat mengelola laut dengan baik.
ADVERTISEMENT
Dari sektor perikanan budidaya, baru sekitar 10% luas lahan budidaya yg dimanfaatkan, itupun belum optimal, sehingga hal ini masih perlu ditingkatkan. Sektor perikanan memang sudah cukup berkembang, namun sektor kelautan masih perlu dikembangkan.
Prof. Dr. Ir. Indroyono Soesilo, M.Sc., yang pernah diabadikan namanya untuk spesies hiu yang pernah beliau temukan di Indonesia yaitu Hemitriakis indroyonoi, mengatakan bahwa salah satu cara mengenali potensi laut Indonesia adalah dengan melakukan ekspedisi terhadap apa yang ada dalam laut Indonesia. Tanpa melakukan ini maka potensi laut tidak akan dapat digali.
Menggali potensi dengan melakukan ekspedisi memang membutuhkan dana yang sangat besar, namun cara ini harus diberikan perhatian khusus. Bermitra dengan berbagai stakeholder akan sangat membantu.
ADVERTISEMENT
Prosperity or Sustainability?
Pada tahun 2017 lalu, Indonesia berada pada posisi ke enam belas sebagai negara berpendapatan 1 triliun dollar. Karenanya, Presiden Jokowi memiliki mimpi pada tahun 2045, Indonesia akan menjadi negara maju yang berpendapatan 7 triliun dolar.
Berdasarkan prediksi, jika Indonesia memiliki pertumbuhan rata-rata ekonomi sekitar 5,1% per tahun, maka Indonesia dapat menjadi negara maju peringkat ketujuh di dunia, dan jika Indonesia mampu menaikkan pertumbuhan rata-rata ekonomi sekitar 5,7% per tahun, maka Indonesia akan berada dalam posisi kelima negara maju di dunia pada tahun 2045.
Apabila Indonesia telah berhasil melewati pandemi di tahun depan dan mulai bergerak dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi tersebut, Indonesia akan memiliki kekuatan menjadi negara maju di dunia. Diprediksi, paling lambat pada tahun 2038, Indonesia sudah keluar dari middle income trap.
ADVERTISEMENT
Menurut Prof. Dr. Ir. Indroyono Soesilo, M.Sc., potensi laut yang besar ditambah dengan bonus demografi Indonesia dimana saat ini, Indonesia memiliki jumlah penduduk usia produktif terbesar diharapkan mampu mensejahterakan masyarakat dan mengantarkan Indonesia menjadi salah satu negara maju di dunia. Dengan catatan, para usia produktif ini harus sehat fisik dan mental serta harus berpendidikan.
Namun, apabila masyarakatnya tidak sehat, kelaparan, dan berpendidikan rendah maka hal ini akan menjadi hambatan untuk mewujudkan mimpi tersebut.
Pangan, gizi, dan nutrisi dari laut harus dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai permasalahan pangan di Indonesia, sehingga kekuatan pangan yang juga disertai dengan pemanfaatan demografi Indonesia, mampu menciptakan kemakmuran (prosperity) bagi masyarakat Indonseia.
Tentu saja, pemanfaatan laut Indonesia untuk berbagai aspek harus diimbangi dengan usaha-usaha untuk pembangunan berkelanjutan (sustainability). Indonesia sudah mampu menghasilkan berbagai benih ikan dan membudidayakan ikan napoleon yaitu ikan karang yang sangat mahal, yang untuk menangkapnya seringkali menghancurkan karang.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Indonesia juga telah mampu membudidayakan ikan tuna, identifikasi dan deteksi penyakit ikan menggunakan teknologi terkini, mengembangkan vaksin dan obat antivirus untuk ikan.
Ke depannya, Indonesia juga perlu meningkatkan pengembangan budidaya terumbu karang dan spons yang diduga mengandung banyak metabolit sekunder atau senyawa bioaktif yang dapat dimanfaatkan sebagai pengembangan obat baru dan antibiotik.
Untuk pengembangan pakan ikan, perkebunan sawit seluas jutaan hektar memiliki menghasilkan maggot (berasal dari soldier fly) yang dapat digunakan sebagai sumber lemak pada campuran pakan ikan.
Untuk mencapai prosperity sekaligus menjaga sustainability, perikanan tangkap harus dikendalikan, perikanan budidaya harus digenjot dan pengolahan produk perikanan harus dikembangkan. Dan juga yang terpenting, Indonesia harus memiliki kekuatan yang tangguh untuk melindungi kekayaan laut Indonesia dari tangan-tangan jahil manusia yang tidak bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT