Beralih ke Dunia Digital, Apa Kabar Buku Fisik pada Masa Mendatang?

Anum Arum Narudhu
Mahasiswa Universitas Airlangga, Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan.
Konten dari Pengguna
25 Mei 2023 20:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anum Arum Narudhu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perubahan zaman yang kita rasakan pada saat sekarang ini tidak dapat terlepas dari penggunaan teknologi. Segala kegiatan di dalam kehidupan sehari-hari bahkan dapat dilaksanakan secara daring. Peralihan tersebut tampaknya menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi beberapa sektor, salah satunya adalah pengusaha toko buku. Seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat lebih senang membaca melalui media digital. Hal tersebut menjadikan beberapa pelaku usaha toko buku di Indonesia terpaksa harus menutup usaha disebabkan oleh kerugian yang mereka alami seiring berkembangnya teknologi.
ADVERTISEMENT
Salah satu usaha toko buku yang gulung tikar adalah Toko Gunung Agung. Toko buku ini merupakan salah satu toko buku yang pernah memiliki nama yang besar di Indonesia. Segala kebutuhan literasi masyarakat Indonesia dapat didapatkan di dalam toko ini. Sayangnya, Manajemen PT GA Tiga Belas, selaku pemegang toko Gunung Agung, mengaku terpaksa harus menutup seluruh gerai toko buku di Indonesia pada akhir tahun 2023. Hal ini disebabkan adanya kerugian secara operasional yang dialami oleh pihak manajemen. Penyebab kerugian bukan hanya semata disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang pernah melanda Indonesia, tetapi tidak adanya kemajuan sejak dilaksanakan efektivitas dan efisiensi pada tahun 2013.
Sumber: Pexels.com
Selain Toko Buku Gunung Agung, salah satu toko buku lainnya yang memilih untuk menutup gerai adalah Toko Buku Aksara. Berbeda dengan Gunung Agung yang akan menutup perusahaannya, pihak Toko Buku Aksara tidak lagi membuka toko secara fisik, melainkan beralih ke toko secara daring. Hal ini disebabkan adanya kecenderungan masyarakat yang lebih mengandalkan teknologi pada masa globalisasi ini.
ADVERTISEMENT
Melihat peristiwa banyaknya toko buku fisik yang tutup di Indonesia, hal ini menunjukkan adanya ancaman bagi eksistensi buku fisik. E-book atau electronic book menjadi pilihan yang digunakan oleh masyarakat pada zaman digital ini. Selain karena bentuknya yang berupa soft file, e-book juga dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. Misalnya, seseorang yang sangat ingin membaca sebuah buku tetapi jauh dari toko buku fisik hingga tidak memiliki akses untuk mendapatkannya, dapat mencari di internet soft file buku yang dibutuhkan. Selain itu, harga e-book cenderung lebih murah dibandingkan dengan buku fisik sebab tidak terdapat biaya percetakan. Masyarakat dapat menikmati banyak buku melalui teknologi digital yang mereka miliki. Meskipun begitu, masih banyak masyarakat yang juga menikmati membaca melalui buku fisik.
Sumber; Pexels.com
Terkait dengan banyaknya toko buku fisik yang menutup gerai akibat kerugian, masih terdapat beberapa toko buku yang tetap menjual buku fisik meski berada di tengah gempuran teknologi digital, salah satunya adalah toko Gramedia. Mengikuti perkembangan zaman, Gramedia tidak hanya menyediakan buku secara fisik, tetapi juga mereka mengembangkan perusahaan hingga ke ranah digital dan memiliki beberapa kegiatan menghasilkan yang mampu meningkatkan literasi masyarakat tanpa harus mengaitkan buku fisik. Keberadaan buku fisik hingga saat ini masih menjadi sebuah hal yang dicari oleh masyarakat, misalnya bagi kalangan akademisi, penggiat hobi pembaca, kolektor, dan lain-lain. Dari sisi pengarang pun, rasanya akan hampa jika hasil penulisan yang mereka miliki tidak memiliki bentuk fisik, bukan? Bahkan pada saat kini, masih terdapat banyak buku dirilis yang berasal dari cerita populer dari aplikasi Wattpad.
ADVERTISEMENT
Terdapat perasaan yang berbeda ketika kita membaca buku secara daring dengan membaca buku dalam bentuk fisik. Terkadang, menghabiskan waktu di depan layar digital dapat membuat beberapa orang mengalami gangguan kesehatan dan penglihatan, sedangkan dengan buku fisik orang dapat menikmati karya hingga berjam-jam. Selain itu, buku fisik juga dapat dibubuhi dengan coretan-coretan yang dirasa penting.
Perkembangan teknologi yang dirasakan pada saat kini menjadi ancaman bagi keberadaan buku fisik di masyarakat. Masyarakat mulai beralih membaca e-book daripada membeli buku secara fisik. Meskipun begitu, buku fisik masih menjadi hal yang diperlukan bagi beberapa orang. Maka dari itu, eksistensi buku fisik pada masa mendatang mungkin saja berkurang, tetapi tetap saja masih menjadi hal yang penting bagi beberapa sektor. Perusahaan toko buku juga dapat mengembangkan usahanya ke arah yang lebih digital sehingga tidak mengalami kerugian dalam perkembangan teknologi yang dirasakan pada saat ini.
ADVERTISEMENT