Konten dari Pengguna

Mahasiswa BBK 5 Unair Cegah Stunting melalui Gemari di Desa Wringinpitu

Anum Arum Narudhu
Mahasiswa Universitas Airlangga, Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan.
26 Januari 2025 10:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anum Arum Narudhu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto bersama dengan ibu-ibu kader posyandu Desa Wringinpitu, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi. Sumber: dokumentasi pribadi penulis.
zoom-in-whitePerbesar
Foto bersama dengan ibu-ibu kader posyandu Desa Wringinpitu, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi. Sumber: dokumentasi pribadi penulis.
ADVERTISEMENT
Tegaldlimo menjadi salah satu kecamatan yang berbatasan langsung di bagian selatan dan barat daya dengan Kecamatan Muncar. Adanya pelabuhan ikan di Kecamatan Muncar menyebabkan kecamatan ini dikenal sebagai salah satu sentra penghasil ikan terbesar di Indonesia seperti yang dilansir dari Stiorini (2023). Kecamatan Muncar berperan penting dalam menyuplai kebutuhan ikan segar untuk daerah sekitarnya, bahkan seluruh daerah di Banyuwangi. Tidak heran jika tingkat konsumsi ikan di Banyuwangi cukup tinggi sebab ikan segar mudah diakses dengan harga yang terjangkau.
ADVERTISEMENT
Kandungan dalam gizi pada ikan yang kaya akan protein (asam lemak omega-3, vitamin D) dan mineral (kalsium, fosfor, zat besi) sangat penting untuk mendukung pertumbuhan serta perkembangan anak. Banyaknya manfaat dari kandungan gizi ikan ini masih belum disadari oleh khalayak masyarakat, khususnya dalam pencegahan stunting pada anak. Hal tersebut menjadi penyebab terbentuknya program kerja Gemari atau Gemar Makan Ikan oleh mahasiswa Belajar Bersama Kelompok (BBK) 5 Universitas Airlangga.
Bertempat di Pendopo Kelurahan Wringinpitu, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi, program kerja Gemari sukses digelar. Program kerja di bidang kesehatan ini terlaksana pada Kamis (16/01/2025) yang dihadiri oleh ibu-ibu kader posyandu sebanyak 13 orang. Kegiatan dimulai dengan pemaparan materi kandungan gizi ikan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat sekitar, tips memilih ikan yang segar, dan materi tentang stunting yang meliputi ciri-ciri, penyebab, faktor, dampak, penanganan, serta pencegahan.
Pemaparan materi gizi ikan dan stunting oleh Mahasiswa BBK 5 Unair. Sumber: dokumentasi pribadi penulis.
Selesai pemaparan materi, para peserta terlibat aktif dalam diskusi yang dilakukan oleh pemateri. Seperti salah satu peserta yang memiliki balita menyatakan bahwa sang anak tidak menyukai ikan dan lebih memilih ayam sebagai lauk saat makan. Hal tersebut dapat terjadi karena ikan tidak dijadikan makanan olahan yang menarik. Pada program Gemari ini, mahasiswa juga mendemonstrasikan pembuatan inovasi produk olahan ikan yakni nugget dari ikan tuna. Nugget dipilih karena dapat dikreasikan sesuai selera, mulai dari pemilihan tambahan sayur maupun bentuknya, sedangkan pemilihan ikan tuna karena memiliki nilai gizi yang tinggi.
Demonstrasi pembuatan nugget dari ikan tuna bersama ibu-ibu kader posyandu. Sumber: dokumentasi pribadi penulis.
Demonstrasi dilakukan mulai dari persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan, mencampurkan bahan yang telah tersedia, proses pengukusan yang tidak dilakukan karena telah membawa adonan yang telah dikukus, dan penggorengan adonan nugget. Saat demonstrasi pembuatan nugget, ibu-ibu posyandu ikut terlibat hingga nugget siap dimakan bersama. Kegiatan telah dilaksanakan dengan sukses dan diakhiri dengan foto bersama serta pemberian souvenir kepada tiap peserta yang hadir. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, peserta yaitu ibu kader posyandu dapat menyampaikan informasi kepada ibu yang memiliki balita agar lebih aware terhadap stunting dan lebih gencar memberikan asupan ikan pada anak untuk mencegah terjadinya stunting.
ADVERTISEMENT
Sumber:
Stiorini, G. O. D. (2023). Pelabuhan Muncar sebagai Destinasi Wisata dan Penghasil Ikan Terbanyak. Diakses pada 25 Januari 2025 melalui https://kumparan.com/galuh-oktavia13?utm_source=amp