Pentingnya Refreshment pada Pengarusutamaan Komitmen Kader Komunitas

Shubuha Pilar Naredia
Dosen Sosiologi FISIP UNS. Praktisi Mentari Sehat Indonesia Kabupaten Karanganyar.
Konten dari Pengguna
2 Maret 2024 8:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shubuha Pilar Naredia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada era modern seperti sekarang ini, manusia dihadapkan pada kehidupan yang serba canggih. Mayoritas masyarakat sudah tidak asing lagi dengan yang namanya handphone dan internet. Cukup dengan handphone dan koneksi internet, seseorang dapat berselancar dengan bebas ke dunia maya. Segala informasi di belahan bumi manapun dapat diakses melalui media elektronik pintar ini atau yang biasa lebih akrab menyebutnya dengan smartphone. Kemudahan akses ini membuat masyarakat memiliki pemikiran yang maju karena memiliki pengetahuan yang sangat luas akan berbagai macam hal. Hal tersebut memicu munculnya berbagai macam komunitas. Menurut McMillan dan Chavis (1986), komunitas adalah kumpulan anggotanya yang memiliki rasa memiliki, terikat satu sama lain, dan percaya bahwa selama anggota berkomitmen pada persatuan, mereka dapat memenuhi kebutuhannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa komunitas hadir di tengah masyarakat sebagai kelompok yang melakukan interaksi sosial atas dasar visi dan misi yang sama.
Komunitas yang Tergabung dalam Visi dan Misi yang Sama, Sumber:iStock
Ada komunitas yang terbentuk atas dasar suku, agama, politik, hobi, sosial, dan lain sebagainya. Misalnya saja komunitas sosial. Komunitas ini muncul atas dasar kepedulian kepada sesama, seperti bencana alam, korban diskriminasi, kelompok termarjinalkan. Salah satu komunitas sosial yaitu Yayasan Mentari Sehat Indonesia (MSI) yang bergerak di bidang sosial, kesehatan, dan pendidikan. Di bidang sosial dan kesehatan, MSI melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan TBC di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. MSI menjalankan program kegiatannya bersama kader yang merupakan garda terdepan dalam mewujudkan visi dan misi bersama, yaitu ditemukannya pasien TBC melalui edukasi dan skrining TBC serta dilakukannya pendampingan kepada pasien hingga sembuh.
ADVERTISEMENT
Kader TBC merupakan anggota sebuah komunitas dan merupakan anggota masyarakat yang terlatih dan bekerja sukarela. Kader bekerja atas dasar kemanusiaan dengan tujuan membantu program pencegahan dan pengendalian TB di Indonesia. Semua masyarakat dapat menjadi kader asal memiliki kemauan, ketulusan dan kepedulian terhadap masalah sosial dan kesehatan. Kader dapat tumbuh dari anggota PKK, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan anggota kelompok lainnya yang ada di masyarakat. Kader perlu dibekali berbagai pengetahuan sebelum terjun ke masyarakat. Salah satu kegiatan yang dapat mendukung hal tersebut adalah refreshment kader. Praktek baik ini dilakukan MSI Kabupaten Karanganyar kepada kader sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas kader dalam memutus mata rantai penularan TBC. Dalam kegiatan tersebut, kader dibekali pengetahuan terkait ilmu dasar tuberkulosis (TB Sensitif Obat dan TB Resisten Obat), Pengetahuan dan Praktik investigasi kontak, dan penemuan kasus melalui community outreach, alur rujukkan fasilitas pelayanan kesehatan (FKTP, FKTRL), dan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT).
ADVERTISEMENT
Pada kegiatan refreshment, kader juga dibekali ilmu tentang komunikasi efektif untuk perujukkan dan pendampingan pasien selama menjalani pengobatan. Komunikasi efektif sangat berguna bagi kader karena selama menjalankan kegiatan di masyarakat. Kader akan bertemu dengan banyak orang, banyak pasien, dan keluarga pasien yang memiliki berbagai macam karakter. Sehingga komunikasi efektif tidak hanya dipraktekkan ketika melakukan pendampingan tetapi juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat. Refreshment menjadi moment penting untuk pengarusutamaan program yang harus diketahui kader, dimana jalan utama yang digunakan untuk menemukan kasus TBC yaitu melalui investigasi kontak, dimana kader memberikan edukasi dan skrining TBC kepada kontak serumah pasien TBC. Investigasi kontak menjadi jalan utama program sebelum melakukan penyuluhan di tempat yang lebih luas. Kunci utamanya yaitu memastikan kontak yang serumah dengan pasien memperoleh informasi dan deteksi dini sebagai upaya pencegahan penularan TBC.
FGD dalam Forum Refreshment Komunitas MSI Kabupaten Karanganyar, Sumber: Efitya,MSI
Refreshment dapat dilaksanakan melalui pembekalan materi yang diberikan oleh narasumber dan fasilitator, diskusi tanya jawab terkait materi dan berbagai permasalahan yang ada di lapangan untuk dapat dipecahkan bersama, serta simulasi dari kegiatan investigasi kontak yang akan menjadi pintu utama masuk kedalam masyarakat. Ketika seluruh kader komunitas sudah memahami betul tentang marwah investigasi kontak, kader secara bersama-sama akan berkomitmen untuk tetap menjalankan program kemanusiaan penanggulangan TBC sebagai bentuk kepedulian pada masyarakat penderita TBC maupun seluruh masyarakat lainnya yang harus diberikan edukasi terkait TBC agar dapat melakukan pencegahan penularan. Tidak hanya kader komunitas, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan dinas lainnya harus saling melengkapi agar program eliminasi TBC dapat terwujud. Misalnya dengan Dinas Sosial yang memberikan bantuan berupa hewan ternak untuk pasien agar dikembangbiakkan ataupun berupa uang tunai yang dapat membantu meringankan beban keluarga pasien karen salah satu anggota keluarganya sedang sakit TBC dan tidak dapat bekerja, terlebih ia merupakan tulang punggung keluarga.
ADVERTISEMENT