Konten dari Pengguna

Aristoteles: Biografi Sang Bapak Ilmu Pengetahuan

Fahreza
mahasiswa yang sedang mencari jalan ninjanya
9 September 2024 14:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fahreza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada tahun 384/3 SM, seorang anak lahir di Stageria bernama Aristoteles. Ayahnya bernama nikomakus yang berprofesi sebagai tabib raja makedonia. Di umurnya yang ke-17 tahun, Aristoteles pergi ke kota athena untuk menimba ilmu pengetahuan dengan menjadi anggota akademi tahun 368/7 SM. selama lebih dari 20 tahun, Aristoteles berguru dengan seorang filsuf bernama plato, murid sokrates. Plato sendiri meninggal tahun 348/7 SM.
foto hasil jepretan pribadi
zoom-in-whitePerbesar
foto hasil jepretan pribadi
layaknya seorang murid yang menghormati gurunya, saat setelah kematian plato, aristoteles sempat memujinya dengan berkata “yang orang jahat bahkan tak punya hak untuk memujinya, dan yang menunjukkan dalam kehidupan sekaligus ajaranya bagaimana menjadi Bahagia dan baik di saat yang bersamaan”. Aristoteles mendapati sosok teman sekaligus contoh pedoman dalam diri plato yang membuat ia kagum padanya. Dalam awal fase belajarnya, aristoteles banyak mendapat pengaruh mendalam soal metafisika dan religius dari plato, namun di periode selanjunya minat ilmiah aristoteles jauh mendominasi. ia mengembangkan sudut pandangnya secara bertahap.
ADVERTISEMENT
Setelah kematian sang guru, aristoteles meningalkan kota athena dengan Xenocrates. Selanjunya ia mendirikan cabang akademi di daerah Assos (turki) dan mempengaruhi penguasa Atameus lalu menikahi keponakanya sekaligus anak angkatnya, pythias. Saat berada di Assos aristoteles mengembangkan pendanganya sendiri. Tepat tiga tahun setelahnya aristoteles pergi ke mitylene tepatnya di Lesbos. Disinilah kemungkinan besar ia bertemu seorang penduduk asli Eresus bernama Theophrastus yang kelak menjadi murid paling terkenal dari aristoteles.
Pada tahun 343/2 SM, sang filsuf di panggil oleh raja Philip II dari Makedonia guna mengajari putranya yang kelak menjadi raja besar bernama Alexander yang kala itu berusia tiga belas tahun. Kursus pun berlangsung di istana makedonia sebagai suntikan pembelajaran moral untuk pangeran muda. Aristoteles juga tak henti-hentinya membagikan pandangan negara-kota sebagai pusat kehidupan. pada tahun 336/5 SM, alexander naik tahta sedangkan aristoteles pergi ke kota kelahiranya, stageira. Kota itu di bangun kembali oleh muridnya (alexander) sebagai balas budi.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, setelah beberapa waktu berlalu hubungannya dengan sang murid melemah. Hal ini di akibatkan oleh perbedaan pandangan bahwa sang raja Alexander Agung menganggap orang Yunani setara dengan orang “bar-bar” sedangkan hal ini bertentangan dengan aristoteles yang cenderung menganggap bahwa hal tersebut tidak setara. Di lain sisi penyebab rengangnya hubungan sang guru dan murid juga di akibatkan oleh sebuah peristiwa yang menyangkut keponakan aristoteles, Callisthenes. Di tahun 327, raja alexander mengeksekusi keponakan aristoteles karena di curigai ikut serta dalam konspirasi. Meski, Callistenes melayani raja alexander berkat rekomendasi dari plato sendiri.
Di tahun 335/4 SM aristoteles kembali ke athena, disana dia mendirikan sekolahnya sendiri. Sekolah barunya berada di bagian timur laut kota, tepatnya Kawasan Apollo Lycuus. Sekolah itu memiliki karakter perserikatan atau Masyarakat yang mana waktu pemikir sudah matang, mereka melakukan penelitian/studi. Universitas atau institusi ilmiah seharusnya demikin, dengan kelengkapan perpustakaan serta guru dan pengajaran/perkuliahan di lakukan secara berkala.
ADVERTISEMENT
Di tahun 323 SM raja Alexander Agung meninggal, disinilah terdapat reaksi dari Yunani terhadap makedonia yang menyudutkan aristoteles sebagai dalang pembunuhan karena kedekatanya dengan Alexander saat kecil. Berkat itulah aristoteles pergi meninggalkan athena untuk ke Euboiea, ia tinggal di tanah kepunyaan ibunya yang sudah tiada. Selang beberapa saat kemudian di tahun 322/1 SM, aristoteles meninggal karena penyakit.
Aristoteles merupakan tokoh pemikir besar Yunani pada tahun 384-322 SM. Di kenal sebagai seorang intelektual dalam Sejarah barat karena mempunyai pemahaman luas tentang ilmu pengetahuan. Beberapa cabang ilmu yang di kuasai meliputi filsafat, psikologi, fisika, logika, retorika, sains, politik, etika dan metafisika. Ia mempunyai julukan sebagai bapak ilmu pengetahuan. Prestasi tersebut tidak timbul begitu saja, akan tetapi muncul atas upaya yang di lakukan oleh Aristoteles dalam menempuh ilmu pengetahuan dan menghasilkan karya-karya yang bermanfaat.
ADVERTISEMENT