Konten dari Pengguna

Sistem MVAC sebagai Upaya Pencegahan Penyebaran COVID-19

Stefani A Megaranti
Mahasiswa Jurusan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
16 Januari 2021 8:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Stefani A Megaranti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Penyebaran Covid terjadi melalui transmisi udara dapat dicegah dengan penggunaan Sistem MVAC di berbagai jenis gedung.

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penyebaran Covid-19 dapat terjadi melalui kontak, droplet (air liur), transmisi udara, dan fomite(muntah). Transmisi udara (airborne transmission) mengacu pada keberadaan mikroba di dalam droplet, umumnya dianggap sebagai partikel berdiameter <5μm, dapat tetap di udara untuk jangka waktu lama dan ditularkan ke orang lain dalam jarak lebih jauh dari 1m. Penularan SARS-CoV-2 melalui udara salah satunya dapat terjadi selama prosedur medis yang menghasilkan aerosol (gas). Model eksperimental baru-baru ini menemukan bahwa individu sehat dapat menghasilkan aerosol melalui batuk dan berbicara. Sebuah studi menemukan RNA virus SARS-CoV-2 dalam sampel udara dengan aerosol hingga 3 jam dan 16 jam di penelitian (WHO, 2020). Sehubungan dengan transmisi virus melalui udara ditemukan beberapa kejadian di mana kualitas udara dalam ruangan menjadi faktor risiko terhadap penyebaran COVID-19. Sebuah studi di Singapura menemukan terdapat RNA virus pada 2 dari 3 sampel udara ruang isolasi pasien terinfeksi (Morawska et al., 2020). COVID-19 dapat masuk ke sistem MVAC jika terdapat penderita COVID-19 berada di dalam suatu ruangan tertutup dengan sistem MVAC kurang baik, kemudian terdapat aerosol yang masuk ke dalam sistem MVAC disirkulasi ulang dan menyebar ke dalam ruangan atau bahkan ke ruangan lainnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, terdapat bukti bahwa virus COVID-19 dapat bertahan lama di udara dan bergerak lebih jauh dari yang diperkirakan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa penyebaran COVID-19 dapat melalui partikel udara di dalam ruangan. Tata letak dan desain bangunan, serta hunian dan jenis sistem HVAC/MVAC juga dapat memengaruhi potensi penyebaran virus di udara (US EPA, 2020). Karena penyebaran COVID-19 melalui droplet sebagai kontaminan udara dari penderita, maka diperlukan pengendalian terhadap sistem MVAC (Mechanical, Ventilating, and Air Conditioning) untuk mencegah penyebaran COVID-19 (US EPA, 2020).
Sistem MVAC dapat menjadi salah satu pengendalian dalam mengurangi penyebaran virus covid-19 melalui transmisi udara, penggunaan ventilasi sebagai proses penyediaan udara luar ruangan ke dalam suatu ruang atau bangunan dengan cara mekanis dapat menjaga kualitas udara dalam ruangan. Hal ini dapat mengontrol waktu udara ruangan dikeluarkan dan digantikan selama periode tertentu. Dapat digunakan filter/filtrasi untuk mengurangi polusi udara sebelum masuk ke dalam gedung, ventilasi juga berperan dalam membuang udara terkontaminasi virus yang dihembuskan (aerosol), sehingga menurunkan konsentrasi atau dosis yang dihirup oleh penghuni. Ventilasi yang baik juga melindungi penghuni dengan meminimalkan durasi paparan bahan yang berpotensi menular akibat batuk atau bersin. Perlu dipertimbangkan kapasitas untuk meningkatkan tingkat ventilasi saat diperlukan, seperti selama pandemi COVID-19. (EPA, 2020)
ADVERTISEMENT
Sebagai bentuk implementasi dari penggunaan sistem MVAC di beberapa bangunan, terdapat beberapa rekomendasi yang dapat dipertimbangkan untuk digunakan. Bangunan rumah, di mana saat pandemi sebagian besar pekerja melaksanakan Work From Home (WFH) dan menghabiskan banyak waktu di rumah. Disarankan menggunakan filter dengan nilai tertinggi yang dapat ditampung oleh kipas sistem dan slot filter. Penggunaan HEPA Filter dengan MERV 13 atau lebih tinggi diperlukan untuk menyaring 50% partikel kecil. Ketebalan filter sendiri biasanya 1-5 inch, pastikan filter terpasang dengan pas sehingga tidak ada kebocoran di sekitar filter. Perhatikan waktu penggantian filter dengan rekomendasi setiap 60-90 hari atau saat filter terlihat sangat kotor. Kipas pada sistem harus menyala lebih lama, atau terus menerus, karena sistem MVAC menyaring udara hanya saat kipas bekerja (EPA, 2018, 2020).
ADVERTISEMENT
Sistem MVAC dalam Gedung, sumber: indianamart.com
Gedung Komersial sebagai Kantor atau Pusat Perbelanjaan juga perlu memerhatikan rekomendasi penggunaan MVAC Systems, terdapat banyak aktivitas yang terjadi dan banyak jumlah orang di dalam gedung. Hal pertama yang harus dilakukan dalam mencegah penyebaran COVID-19 melalui sistem MVAC adalah mengidentifikasi karakteristik dari sistem MVAC dengan meninjau desain yang ada. Perhatikan sistem kontrol MVAC dapat dioperasikan, pemantauan jarak jauh, dan kemampuan yang perlu diperbaiki. Jalankan sistem MVAC untuk memastikan adanya udara luar yang masuk dan sistem MVAC dioperasikan selama jam sibuk. Meningkatkan aliran udara luar dengan menghidupkan sistem MVAC maksimal selama dua jam sebelum dan sesudah waktu operasional gedung. Gunakan HEPA filter minimal MERV-13, peredam udara luar 100%, dan penggunaan sinar Ultraviolet C sebagai tambahan di ruang yang melayani individu rentan. Terdapat kemungkinan kontaminasi di dalam peralatan, petimbangkan menambahkan Ultraviolet germicidal irradiation (UVGI) di dalam sistem MVAC, bersihkan sistem menggunakan busa (foaming agent), siapkan pemantauan dan pemeliharaan rutin terhadap sistem MVAC (ASHRAE, 2020).
ADVERTISEMENT
Rumah Sakit menjadi salah satu tempat paling berisiko dalam penyebaran COVID-19 karena keberadaan pasien COVID-19, sehingga kualitas udara perlu diperhatikan untuk mencegah airborne transmission. Secara umum sistem MVAC di RS dapat menggunakan local exhaust ventilation, general ventilation, dan air cleaning. Pengaturan distribusi udara yang masuk sebelumnya harus melalui pengkondisian menggunakan HEPA filter untuk menghilangkan kontaminan, Filter HEPA setidaknya 99,97% efisien untuk menghilangkan partikel dengan diameter ≥0,3 μm. Udara dari kamar atau area yang mengandung kontaminan sebaiknya dibuang melalui saluran pembuangan yang terpisah dari sistem. Filtrasi dengan metode elektrostatis dengan efisiensi tinggi dapat digunakan untuk menghilangkan partikel dengan diameter 1–5 μm. Ultraviolet germicidal irradiation (UVGI) dapat digunakan sebagai alat pembersih udara tambahan secara efektif dalam mengurangi penularan infeksi bakteri dan virus di udara di rumah sakit. Sebagian besar lampu UV yang dapat digunakan ialah lampu uap merkuri bertekanan rendah yang memancarkan energi radiasi terutama pada panjang gelombang 253,7nm. Dua sistem UVGI yang dapat digunakan dalam pengaturan layanan kesehatan adalah iradiasi saluran dan iradiasi bagian atas udara kamar. Pengaturan suhu perlu diperhatikan untuk area yang membutuhkan tingkat kenyamanan pasien lebih tinggi sekitar 24°C. Ruangan isolasi untuk airborne infection di rumah sakit sebaiknya diatur pada tekanan negatif untuk mencegah mikroorganisme terbawa di dalam ruangan. Ruang perawatan pasien dengan infeksi menular disarankan memiliki nilai minimal total air change per hour 12. (CDC, 2016, 2020)
ADVERTISEMENT