Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Sistem Antrean yang Manusiawi untuk Pasien KJS
26 April 2017 23:23 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
Tulisan dari White tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pemandangan ini jamak saya lihat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo: calon pasien yang mengikuti jaminan kesehatan bergerombol mengantre untuk mendaftar berobat. Setiap hari. Ratusan orang.
Hal yang sama juga akan kita temukan jika bergerak ke rumah sakit lain. Datanglah ke RSUD dan puskesmas di Jakarta, maka kita akan melihat antrean yang sama. Di Jakarta. Di Ibu Kota.
ADVERTISEMENT
Di kota yang, katanya, metropolitan ini kita masih menemukan orang harus berebut untuk berobat. Ini kota yang sama yang menjadi awal keberadaan ojek dan taksi online. Tempat di mana hampir semua kebutuhan bisa dipenuhi dengan beberapa ketukan jari, penduduk Jakarta yang menggunakan Kartu Jakarta Sehat masih harus bergerombol saat ingin mendapatkan layanan kesehatan.
Sejak diluncurkan Pemerintah DKI Jakarta pada 2012, tak ada pembenahan berarti mengenai cara menggunakan KJS. Masih saja bergerombol.
Jakarta seharusnya lebih maju dari itu. Pasien KJS seharusnya bisa memesan antrean lewat SMS atau WhatsApp. Sistem ini sudah diterapkan di beberapa rumah sakit swasta. Hampir semua orang di Jakarta menggunakan SMS atau WhatsApp. Kenapa tidak kita adopsi saja feature ini untuk mendaftar nomor antrean. Tinggal kirim nomor KJS maka seseorang bisa mengantre dengan tenang di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Pemerintah pasti bisa menyebut berapa jumlah fasilitas kesehatan atau jumlah kartu yang disebarkan. Namun pemerintah tak boleh lupa bahwa pasien KJS adalah manusia yang sedang membutuhkan pengobatan. Kenapa tidak kita permudah mereka dengan sistem antrean yang lebih manusiawi dan ramah teknologi?
Apa aspirasimu untuk #JakartaKita?