Piala untuk 'Spider-Man: Into the Spider-Verse' dan Masa Depan Marvel

Stella Kemala
Suka Kopi, Star Wars dan Melanglang Buana
Konten dari Pengguna
2 Maret 2019 13:39 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Stella Kemala tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perwakilan dari film "Spider-Man: Into The Spider-Verse." menerima penghargaan Best Animated Feature di Academy Awards 2019. Foto: REUTERS/Mike Blake
zoom-in-whitePerbesar
Perwakilan dari film "Spider-Man: Into The Spider-Verse." menerima penghargaan Best Animated Feature di Academy Awards 2019. Foto: REUTERS/Mike Blake
ADVERTISEMENT
Spider-Man: Into the Spider-Verse memenangkan nominasi 'Film Animasi Terbaik' pada perhelatan Piala Oscars 2019 di Los Angeles, California, Amerika Serikat, Senin (25/2).
ADVERTISEMENT
Film besutan Sony Pictures itu berhasil mengalahkan The Incredibles 2 buatan studio Disney dan Pixar, serta Isle of Dogs milik Wes Anderson, yang biasanya panen piala pada musim award.
Tidak hanya Oscars, tahun ini, Spider-Man: Into the Spider-Verse juga berhasil memenangkan sejumlah penghargaan untuk kategori yang sama di ajang bergengsi lain, seperti di Golden Globe Awards ke-76 dan British Academy Film Awards ke-72.
Di samping itu, film tersebut juga dipuji habis-habisan oleh kritikus film dan penggemar komik Spider-Man di seluruh dunia serta mencapai pendapatan box office lebih dari USD 350 juta di seluruh dunia. Bahkan, pada situs-situs review film terpercaya, seperti IMDB dan Rotten Tomatoes, Spider-Man: Into the Spider-Verse juga memperoleh skor yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Spider-Man: Into the Spider-Verse merupakan kali ke-7 kisah Spider-Man diangkat sebagai tokoh sentral di layar lebar. Dalam rentang waktu 17 tahun, Spider-Man telah mengalami reboot selama 4 kali, yaitu versi aktor Tobey Maguire, Andrew Garfield, Tom Holland, dan versi animasi di film ini.
Berbeda dengan versi sebelumnya, tokoh Spider-Man di film animasi ini adalah bocah berkulit hitam bernama Miles Morales. Dia digigit laba-laba radioaktif dan menjadi Spider-Man. Pada prosesnya, Miles bertemu Peter Parker yang berasal dari tempat lain di multiverse yang kemudian membantunya menjadi Spider-Man.
Sosok di belakang layar
Yang menarik adalah keterlibatan Phil Lord dan Christopher Miller sebagai penulis dan produser pada film tersebut. Lord dan Miller merupakan nama yang tidak asing bagi para penggemar film. Mereka adalah otak dibalik kesuksesan The Lego Movie (2014), 21 Jump Street (2012), dan Cloudy with a Chance of Meatball (2009).
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2017, nama Lord dan Miller menjadi buah bibir ketika ditunjuk oleh Lucasfilm dan Disney (yang telah mengakuisisi Lucasfilm pada tahun 2012), sebagai sutradara film standalone tokoh Han Solo dari franchise Star Wars yang berjudul Solo (2018). Namun, ditengah-tengah produksi, mereka dipecat karena perbedaan kreatif dengan Disney. Posisi sutradara akhirnya digantikan oleh sutradara kawakan Ron Howard.
Phil Lord dan Christopher Miller dengan penghargaan Best Animated Feature Film award for "Spider-Man: Into The Spider-Verse" di Academy Awards 2019. Foto: REUTERS/Mario Anzuoni
Setelah lepas dari proyek Solo, Lord dan Miller memfokuskan perhatian mereka untuk menyelesaikan proyek Spider-Man: Into the Spider-Verse yang hasilnya sukses besar. Sementara itu, Solo mendapatkan perolehan finansial dan kritik yang kurang memuaskan dibandingkan film franchise Star Wars lainnya. Hal tersebut merupakan tamparan telak untuk Disney yang sebelumnya telah 'menendang' Lord dan Miller dari proyek.
ADVERTISEMENT
Sony vs Marvel Studio dan Disney
Hak Tayang Spiderman membuatnya absen dari Film Avengers 1 dan 2 Sumber: https://geektyrant.com/news/poor-spider-man-doesnt-get-to-play-with-the-avengers-fan-art
Selama bertahun-tahun, hak tayang Spider-Man memang menjadi polemik, terutama setelah booming-nya Marvel Cinematic Universe (MCU). Spider-Man sebagai salah satu tokoh utama di buku komiknya terpaksa absen dari MCU karena hak tayangnya masih dimiliki Sony Pictures.
Tokoh Spider-Man baru akhirnya muncul pada tahun 2017 di film Captain America: Civil War (2016), setelah Disney bersama Marvel Studios dan Sony menyetujui untuk membagi hak tayang Spider-Man. Berdasarkan perjanjian tersebut, Disney dan Marvel berhak untuk mendistribusikan film Spider-Man keluaran Marvel, di mana Spider-Man menjadi tokoh sentral, seperti Spider-Man: Homecoming (2017).
Sementara itu, Sony diperbolehkan memproduksi film animasi dan tokoh-tokoh lainnya di luar Spider-Man sebagai tokoh utama. Maka dari itu, muncullah film Venom (2018) yang dibintangi si ganteng Tom Hardy, yang secara tidak terduga sangat sukses secara finansial.
ADVERTISEMENT
Masa depan MCU
Disney saat ini memang berjaya secara finansial karena menguasai hak tayang film-film MCU dan Lucasfilm. Bahkan dalam tahun 2019 ini, ada sejumlah filmnya yang akan rilis dan diprediksi akan meledak di box office, sebut saja Captain Marvel, Avengers: End Game, Spider-Man: Away from Home, dan Star Wars: Episode IX.
Namun, dengan berakhirnya timeline cerita dan kontrak para pemain utamanya usai Avengers: End Game, masa depan MCU ke depannya masih menjadi tanda tanya.
Fase rilis film MCU dari tahun 2008-2019 Sumber: http://www.geekoutpost.com/wp-content/uploads/2017/04/Marvel_blog_image_5.jpg
Bagi yang belum tahu, pengembangan MCU dibagi menjadi 4 fase, di mana Avengers: Endgame akan menjadi film terakhir di Fase 3, dan Spider-Man: Away from Home akan menjadi film pertama Fase 4. Nasib kelanjutan Fase 4 masih misteri dan baru akan diumumkan setelah rilis Spider-Man: Away from Home pada bulan Juli 2019.
ADVERTISEMENT
Jadi bagi para penggemar MCU, sabar menunggu ya!