Millenial Indonesia Jadi Traveller Terspontan Kedua di Dunia

5 Oktober 2017 13:31 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Traveller Indonesia (Foto: Instagram/@olivialazuardy)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Traveller Indonesia (Foto: Instagram/@olivialazuardy)
ADVERTISEMENT
"Mending buruan cek tiket sekarang deh, biar harganya murah,"
"Jangan beli tiket pas dekat-dekat mau berangkat, nanti harganya mahal,"
ADVERTISEMENT
"Sudah booking hotel? Jangan sampai enggak kebagian kamar, lho,"
Merasa familiar dengan sejumlah kalimat di atas? kumparan (kumparan.com) yakin, sebagian besar dari kamu pasti pernah melontarkan kalimat tersebut.
Sudah menjadi kebiasaan untuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik sebelum berlibur. Semakin jauh jarak waktu persiapannya, maka semakin baik.
Jika selama ini kamu merasa sudah menjadi traveller yang penuh persiapan dan perhitungan, sebaiknya tinjau kembali pemikiran tersebut. Karena faktanya, traveller Indonesia sukses menyabet peringkat kedua sebagai pelancong paling spontan di dunia.
Hal ini terbukti dalam riset yang dilakukan oleh Agoda. Dalam penelitian Travel & Tech yang melibatkan 20 negara di dunia, terungkap bahwa generasi millenial Indonesia rata-rata melakukan reservasi tiket dan penginapan 18 hari sebelum liburan dimulai.
ADVERTISEMENT
Hal ini berlaku untuk liburan domestik maupun mancanegara. Temuan ini sukses menempatkan Indonesia pada urutan kedua setelah Arab Saudi.
Negara Timur Tengah ini memimpin dengan rata-rata waktu persiapan liburan selama 16,9 hari saja. Sedangkan di urutan ketiga, ada Vietnam dengan lead times selama 18,7 hari.
Lead times sendiri merupakan istilah yang diberi untuk tindakan reservasi akomodasi lebih awal sebelum berlibur.
Gelar wisatawan dengan persiapan paling matang di dunia justru jatuh pada warga Hong Kong. Bayangkan saja, orang Hong Kong sudah mulai melakukan reservasi perjalanan sejak 49,4 hari sebelum liburannya dimulai.
Segalanya dilakukan dengan perencanaan penuh perhitungan. Mulai dari pembelian tiket pesawat, reservasi hotel, hingga penyusunan agenda destinasi wisata yang akan dikunjungi.
ADVERTISEMENT
Setelahnya, ada Rusia dengan 46,4 hari dan Australia dengan 44,3 hari.
Bagaimana pendapat kamu terkait hal ini? Masih menganggap diri sebagai wisatawan yang penuh persiapan?