Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Peringatan untuk Menjaga Kelestarian Budaya Reog Ponorogo
31 Mei 2022 19:21 WIB
Tulisan dari Steve Widyana Ardhitayanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menurut Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Direktorat Jenderal Dukcapil berdasarkan Data Kependudukan Semester II Tahun 2021 tanggal 30 Desember 2022, jumlah penduduk Indonesia mencapai 273.879.7
ADVERTISEMENT
50 jiwa. Hal ini tentu membuat Indonesia kaya dengan suku bangsa yang mempunyai seni dan budaya yang beraneka ragam. Terdapat perkembangan yang cukup unggul di bidang kesenian dan menjadi daya tarik utama. Kekayaan budaya ini menjadi salah satu ciri khas serta identitas bangsa Indonesia.
Kesenian yang ada di Indonesia salah satunya adalah kesenian Reog yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Kesenian Reog Ponorogo ini memiliki ciri khas keunikan, dan corak daerah yang telah menjadi pusat perhatian masyarakat lokal, nasional hingga internasional. Di kehidupan sehari-hari, Reog Ponorogo ditampilkan sebagai penghubung interaksi sosial, parade pengantin di acara pernikahan, dan aset pariwisata.
Kebudayaan Reog yang begitu unik tak lepas dari sorot mata negara tetangga yaitu Malaysia. Beberapa waktu yang lalu terdapat isu bahwa negara Malaysia ingin mengklaim budaya tersebut menjadi budaya milik negaranya dengan cara mendaftarkan warisan budaya tak benda ke UNESCO. Entah benar atau tidak, hal itu membuat masyarakat sangat marah terutama masyarakat Ponorogo, karena budaya tersebut asli berasal dari Ponorogo.
ADVERTISEMENT
Pelestarian Reog Ponorogo sendiri sebenarnya sudah berjalan sejak dulu. Pelatihan tarian Reog juga dilakukan di sekolah-sekolah seperti di SMAN 2 Ponorogo. Selain untuk tujuan pelestarian, pelatihan ini juga berguna untuk menarik minat bakat siswanya agar siswa dapat berpartisipasi secara antusias dalam kegiatan ekstrakurikuler dan mengembangkan setiap gerakan tari Reog secara lebih kreatif. Selain diselenggarakan di sekolah, pada tahun 2019, Bupati Ponorogo menghimbau kepada seluruh kepala desa selaku pimpinan desa di Kabupaten Ponorogo untuk menggelar kesenian Reog setiap tanggal 11 tiap bulannya dimulai pada bulan Juli 2019. Bupati Ponorogo juga memberikan dana kesenian ke setiap desa supaya program ini tetap berjalan. Beliau menilai bahwa pemberian dana ini sudah memberikan dampak positif pada pelestarian kesenian Reog di Ponorogo.
ADVERTISEMENT
Pemerintah daerah terus memantau pagelaran Reog di desa. Apabila masih ada desa yang belum melaksanakan kegiatan ini, maka akan diidentifikasi penyebab masalahnya. Jika masalahnya tidak ada pemain, diperlukan pelatihan untuk mempersiapkan pemain reog di desa sekaligus untuk memberdayakan masyarakat supaya turut andil melaksanakan kegiatan tersebut. Pelatihan ini akan menciptakan pemain Reog yang baru sehingga kesenian dapat terus terjaga. Namun, akibat pandemi covid-19 perkumpulan Reog semakin jarang dilakukan serta dibatasi dan hanya digelar pada festival Reog malam bulan purnama, peringatan sura, dan peringatan 17 agustus.
Semenjak adanya isu tersebut, masyarakat Ponorogo kembali beramai-ramai menggelar tarian Reog sebagai bentuk unjuk rasa kepada Pemerintah agar segera menangani permasalahan tersebut. Hal semacam ini juga menjadi peringatan bagi kita semua agar tidak acuh terhadap kebudayaan yang telah menjadi ciri khas dari Indonesia. Kita juga harus melestarikan kesenian Reog supaya hal serupa tidak terulang kembali.
ADVERTISEMENT