Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Antarkan Ratusan Tumpeng di Sekitar FSO Gagak Rimang
31 Maret 2018 13:37 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
SuaraBanyuurip.com - Ali Imron
![Antarkan Ratusan Tumpeng di Sekitar FSO Gagak Rimang](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1522477990/14752_600x600_glu4hs.jpg)
TUMPENGAN : Nelayan Karangagung membawa tumpeng dengan menaiki perahu untuk dimakan bersama di tengah laut.
ADVERTISEMENT
Tuban- Ratusan nelayan dan masyarakat Desa Karangagung, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, di awal bulan Sya'ban (Tahun Hijriyah) atau Ruwah (Tahun Jawa) mengantarkan ratusan tumpeng di sekitar Kapal Alir Muat Terapung (Floating Storage and Offloading/FSO) Gagak Rimang. Tumpeng tersebut tidak dibuang atau dilarungkan seperti nelayan Tuban umumnya, melainkan dimakan bersama di tengah laut.
"Tradisi nelayan Karangagung tidak ada larung saji," ujar ketua panitia tumpeng akbar sedekah laut, Is'ad, saat ditemui suarabanyuurip.com, di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Karangagung, atau ring 1 stasiun pipa minyak dari Blok Cepu maupun Blok Tuban, Sabtu (31/3/2018).
Is'ad menjelaskan, tumpeng akbar yang dibawa ke tengah laut hanya sebagai simbolis. Selain itu, menjadi wujud rasa syukur nelayan atas nikmat rezeki yang berlimpah selama ini.
ADVERTISEMENT
Secara turun temurun nelayan yang wilayahnya berdampingan dengan Kabupaten Lamongan ini mempercayai membawa makanan ke laut kemudian memakannya bersama akan mendatangkan rejeki kepada mereka. Sebaliknya jika melarungkan tumpeng atau kepala Kerbau atau Sapi, justru dianggap tidak mensyukuri rezeki.
"Mending tumpeng itu dimakan biar tidak sia-sia," jelasnya.
Tumpeng akbar tahun ini melibatkan 500 perahu, terdiri dari 300 perahu besar dan 200 perahu kecil. Setiap perahu dihias dengan bendera dominan merah putih, disertai tumpeng.
Pantauan di lapangan, sebelum pawai para nelayan dan masyarakat mengirimkan doa dan tahlil kepada para nenek moyangnya. Harapannya ritual tolak balak yang bernuansa islami ini lancar tanpa halangan.
ADVERTISEMENT
Setelah semua persiapan selesai, satu per satu perahu mulai meninggalkan TPI Karangagung. Tepat di pintu masuk dermaga, anak-anak maupun ibu rumah tangga yang ikut berteriak histeris karena perahunya terguncang ombak.
Kurang lebih perjalanan dua jam, untuk tiba dititik untuk makan tumpeng bersama. Setelah selesai, nelayan dan masyarakat kembali ke titik awal untuk berakrifitaa seperti biasanya. (aim)
Sumber Berita Utama : http://suarabanyuurip.com/kabar/baca/antarkan-ratusan-tumpeng-di-sekitar-fso-gagak-rimang