Konten Media Partner

Banyak Persoalan Jadi Kendala Proyek Pipa Gas

12 Oktober 2017 20:29 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
SuaraBanyuurip.com - Totok Martono
Banyak Persoalan Jadi Kendala Proyek Pipa Gas
zoom-in-whitePerbesar
Land Affair PT Pertagas, Nugroho
Lamongan – Banyak persoalan yang harus dihadapi PT Pertamina Gas (Pertagas) selama proses pembebasan lahan untuk penanaman pipa gas Gresik - Semarang (Gresem) di wilayah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Salah satu diiantara persoalan rute penanaman pipa yang harus melintasi bangunan perkantoran atau rumah. Tingginya kompensasi harga sewa lahan yang ditetapkan pemilik lahan dan adanya makam atau tanah perkuburan.
ADVERTISEMENT
"Berbagai persoalan tersebut yang menjadi kendala penghambat jalannya proyek penanaman pipa gas," kata Land Affair PT Pertagas, Nugroho, kepada Suarabanyuurip.com, Kamis (12/10/2017).
Agar proyek negara tersebut bisa tetap berjalan. Berbagai upaya alternatif ditempuh PT Pertagas. Seperti jika penanaman gas 'terbentur' pada bangunan perkantoran atau rumah, upaya yang ditempuh adalah melakukan pengeboran bawah tanah dengan kedalaman tertentu namun tidak sampai merusak bangunan.
"Soal bagaimana teknis pengeboran bukan kewenangan saya. Yang pasti dari pada membongkar bangunan cara pengeboran lebih efesien," papar Nugroho.
Salah satu bangunan kantor yang akan dilakukan pengeboran yaitu Kantor UPT Pertanian Kecamatan Pucuk di Desa Karang Tinggil. Hingga saat ini proses penanaman pipa di wilayah ini belum bisa tuntas karena 'terhambat' keberadaan bangunan kantor.
ADVERTISEMENT
“Proses ganti rugi dan penanaman pipa dilahan milik warga sudah selesai hanya tinggal lintasan di kantor UPT Pertanian," kata Kades Karang Tinggil Masdar, dikonfirmasi terpisah.
Selain kantor UPT Pertanian ditambahkan Nugroho, pengeboran juga dilakukan dibeberapa titik bangunan rumah milik warga. Tingginya permintaan harga yang dipatok warga pemilik lahan juga menjadi kendala tersendiri dalam proses pembebasan lahan selama ini. Sehingga pihaknya lebih memilih solusi menanam pipa dengan rute memutar.
“Meski 'memutar' tapi biayanya lebih rendah," ungkap Nugroho.
Persoalan penanaman pipa gas yang akan melintasi makam desa biasanya diselesaikan dengan cara musyawarah antar pihak PT Pertagas dengan warga yang dimotori oleh lurah, dan kades.
Seperti di Kelurahan Babat proses relokasi makam tinggal menunggu waktu pelaksanaan.(tok)
ADVERTISEMENT
Sumber Berita Utama :http://www.suarabanyuurip.com/kabar/baca/banyak-persoalan-jadi-kendala-proyek-pipa-gas