Konten Media Partner

Blora Tak Ada Keinginan Mengubah Nama Blok Migas

9 Desember 2018 15:00 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
SuaraBanyuurip.com - Ahmad Sampurno
Blora Tak Ada Keinginan Mengubah Nama Blok Migas
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan proyek penanaman pipa Gas Gresem di wilayah Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Blora - Keberadaan proyek negara, Minyak dan Gas Bumi (Migas) di wilayah Kabupaten Blora, Jawa Tengah, ternyata tidak memancing syahwat Blora untuk mengajukan perubahan nama. Meskipun terdapat lapangan Gas Blok Gundih yang dioperatori oleh Pertamina EP Asset 4 Field Cepu.
Berbeda dengan keinginan Bupati Bojonegoro Jawa Timur, Anna Muawamah, yang mengiginkan jalur pipa gas Gresik-Semarang, menjadi Bojonegoro-Semarang. Sebab, menurut rencana gas dari Jambaran Tiung Biru (J-TB) akan dialirkan ke Semarang melalui jalur Pipa yang saat ini dikerjakan oleh Pertamina Gas (Pertagas).
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Blora, Mulyono menyatakan, bahwa keberadaan project Nasional di daerah, tidak punya kewenangan mengubah nama atau pun mengalihkan project tersebut.
Akan tetapi kalau Bojonegoro punya keinginan mengubah project itu dengan nama daerah Bojonegoro, bisa saja Blora juga mengusulkan untuk mengubah project tersebut sesuai dengan nama di Blora.
ADVERTISEMENT
"Tapi sebuah Project itu biasanya sesuai dengan nama yang ada di Anggaran. Jadi tidak  bisa diubah," tandasnya.
Mulyono berpendapat, jika nama proyek atau blok migas menggunakan nama daerah, keuntungannya hanya mengenalkan nama daerah saja. Tapi yang lebih penting, adalah ada pemasukan atau pendapatan ke kas daerah.
Hal itu menjadi percuma karena tidak berdampak pada pendapatan daerah atau berdampak pada peningkatan ekonomi daerah.
"Baik pada peningkatan pendapatan masyarakat atau menyerap tenaga kerja setempat," ujarnya.
Djati Walujastono, Ketua Dewan Riset Daerah (DRD) Blora, juga menyampaikan bahwa tidak ada keinginan dari Blora untuk mengubah nama blok maupun project nasional. Menurutnya, kurang relevan kalau nama daerah dimasukkan.
Meski di Blora terdapat sumber gas cukup besar untuk menyuplai pembangkit listrik di Tambaklorok Semarang, Blora tidak mempermasalahkan hal itu.
ADVERTISEMENT
Diriya justru menganggap aneh, adanya keigninan Bojonegoro, Jawa Timur, yang menginginkan adanya perubahan nama pipanisasi gas Gresik-Semarang menjadi Bojonegoro-Semarang, lantaran sebangian gas bersumber dari Bojonegoro.
"Seperti Blok Cepu dulu mau diganti Blok Bojonegoro. Jangan-jangan bengawan solo mau diganti juga," sindirnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan, bahwa penyematan nama pada proyek nasional itu sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah pusat.
"Monggo saja pusat bagaimana, Kami sudah lama ada Cepu yang menjadi asal sumber migas maupun Sumber Daya Manusianya (SDM). Bahkan sudah sejak zaman Belanda. Bojonegoro belum punya nama," ujar Djati.
Nama suatu project atau blok migas, kata dia, kalau bisa memang lebih bagus mengggunakan nama suatu daerah. Sebab, itu akan diperhitungkan dalam lingkup nasional internasional.
ADVERTISEMENT
"Karena migas adalah hitech, hicost, hirisk. Daerah akan dilirik pemerintah pusat, investor nasional maupun internasional," tandasnya.
Akan tetapi, nama project yang sudah ada saat ini sudah tidak bisa diubah. Sebab, pemberian nama project sudah dipertimbangkan dengan matang. Dengan desakan eksekutif dan legislatif baik pusat maupun daerah, mungkin bisa diubah tapi kemungkinan kecil.
"Terbukti Blok Cepu sampai sekarang dan akan datang tidak diubah karena brandit secara internasional dan harus mengubah undang-undang. Kecuali, belum diberi nama," ujar Djati.(ams)