Konten Media Partner

IE2I Satya Hangga Yudha: Semoga Target Proyek JTB Tercapai Tepat Waktu

10 Februari 2020 23:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
IE2I Satya Hangga Yudha: Semoga Target Proyek JTB Tercapai Tepat Waktu
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
IE2I dan Ketua Bidang ESDM Rumah Millennials, Satya Hangga Yudha (kanan) bersama Wagub Jatim Emil Dardak.
ADVERTISEMENT
SuaraBanyuurip.com - Samian Sasongko
Bojonegoro - Proyek pengembangan Lapangan Gas Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) yang berpusat di Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yang dikelola PT Pertamina Eksplorasi dan Produksi Cepu (Pertamina Exploration and Production Cepu/PEPC) juga tak lepas dari pantauan Co-Founder Indonesian Energy and Environmental Institute (IE2I).
Co-Founder Indonesian Energy and Environmental Institute, Satya Hangga Yudha, menyatakan, pengembangan proyek Lapangan Gas Unitisasi JTB yang terletak di Bojonegoro, Jawa Timur, yang dikelola oleh PT PEPC telah mencapai perkembangan sebesar 46% dalam pengerjaan Engineering Procurement and Construction (EPC) Gas Processing Facility atau GPF. Sedangkan pengerjaan drilling telah melebihi target.
“Semoga kedepannya, target proyek gas JTB tercapai tepat waktu, sasaran, anggaran, dan juga sesuai harapan dan ekspektasi Pemerintah Indonesia baik itu pemerintah daerah ataupun pusat," kata Satya Hangga Yudha, kepada Suarabanyuurip.com, melalui pesan WhatsApp, Senin (10/2/2020).
ADVERTISEMENT
Pria yang juga Ketua Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rumah Millennials, menjelaskan, kesuksesan proyek lapangan gas unitisasi JTB akan tergantung dengan keakraban personel dari perusahaan dengan masyarakat dikarenakan lapangan gas JTB merupakan Lapangan Unitisasi antara Lapangan Jambaran yang masuk Wilayah Kerja Blok Cepu dan Lapangan Tiung Biru yang masuk Wilayah Kerja Pertamina EP.
Di singgung terkait dengan kajian lingkungan, pria ramah ini mengungkapkan, izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pengeboran gas JTB sudah dikeluarkan tentunya pihak operator pengelola sumur harus memelihara dan menjaga lingkungannya.
“PEPC mesti menjaga lingkungannya karena industri tambang yang paling berpotensi merusak lingkungan," pungkasnya.(sam)