Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten Media Partner
Kementan Gandeng Produsen Pakan Ternak Serap Jagung Blora
19 Februari 2019 21:00 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
ADVERTISEMENT
SuaraBanyuurip.com - Ahmad Sampurno
Blora - Jagung menjadi salah satu komoditas penting untuk pemenuhan kebutuhan bahan pakan ternak. Untuk memenuhi kebutuhan itu, Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng produsen pakan ternak untuk ikut menyerap komoditas jagung petani Blora, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita, menyampaikan, dirinya mendapat tugas dari Menteri Pertanian untuk mengawal dan menjembatani kerjasama pemanfaatan jagung hasil panen raya petani dengan peternak ayam. Melalui peran Bulog di tengahnya.
"Petani yang harus kita bina di sini ada dua, yaitu petani jagung dan peternak ayam. Sedangkan kami (pemerintah) berada di tengah-tengah mereka yang harus mengayomi keduanya,” kata I Ketut Diarmita, pada kesempatan panen raya jagung di Lokasi Hutan Perhutani RPH Kalisari Jati Gong, Desa Jati Klampok, Kecamatan Banjarejo, Selasa (19/2/2019).
Dalam pakan unggas, jagung merupakan komponen penting karena berkontribusi sekira 40-50 persen dalam formulasi pakan. Sehingga ketersediaan jagung sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha peternakan.
ADVERTISEMENT
Di jelaskan, data prognosa jagung tahun 2018 dari Badan Ketahanan Pangan, bahwa total penggunaan jagung di Indonesia sebesar 15,58 juta ton. Sekira 66,1 persen atau 10,3 juta ton untuk memenuhi kebutuhan industri pakan dan peternak ayam petelur (layer) mandiri.
Di ketahui produksi pakan tahun 2018 pada angka 19,4 juta ton. Setidaknya dibutuhkan jagung 7,8 juta ton untuk industri pakan ditambah 2,5 juta ton untuk peternak mandiri.
Sedangkan pada tahun 2019 alami kenaikan. Industri pakan memerlukan 8,59 juta ton dan peternak mandiri 2,9 juta ton. Hal ini menurutnya, dapat menjadi pendorong bagi berkembangnya agribisnis jagung di Indonesia. Dalam rangka peningkatan produksi dan kesejahteraan petani. Sekaligus sebagai motor penggerak pembangunan di pedesaan.
ADVERTISEMENT
Dengan panen jagung ini, I Ketut Diarmita berharap, para petani dapat menyuplai kebutuhan jagung bagi peternak. Tidak hanya yang berada di wilayah Blora, tapi juga kabupaten lain.
Ia juga berharap petani jagung dan peternak ayam mandiri dapat menikmati masa panen raya jagung melalui mekanisme distribusi dan tata niaga yang baik.
Pada kesempatan tersebut, pihaknya juga mempertemukan langsung peternak ayam mandiri Solo dengan petani jagung Blora. Ini langkah konkret memberi kepastian pasar kepada petani dan peternak yang diwujudkan dalam kesepakatan kerjasama penyerapan jagung antar kedua belah pihak.
“Kesepakatan pembelian jagung petani oleh peternak, dengan Bulog berada di tengahnya, mengatur penyerapan jagung dan pasokan dari Blora ke Solo,” ungkap dia.
Sebagai salah satu sentra ternak ayam petelur di tanah air, kebutuhan jagung sangat tinggi sebagai bahan pakan. Dia mengharapkan saat panen raya seperti ini harga jagung ditingkat petani tetap terjaga, tidak turun drastis. Petani untung dan peternak juga memperoleh harga yang wajar. Sehingga keduanya sama-sama untung.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut dia menjelaskan, dasar aturan yang digunakan sebagai pedoman harga jagung adalah Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 96 Tahun 2018 Tentang Harga Acuan Pembelian di tingkat petani dan harga acuan penjualan di tingkat konsumen.
Dalam Permendag ini harga pembelian jagung di tingkat petani dengan kadar air 15% sebesar Rp3.150 per kilogram (Kg), dan harga acuan penjualan di industri pengguna (red,sebagai pakan ternak) Rp4.000 per kg.
Di Lokasi sama Bupati Blora Djoko Nugroho menyampaikan, bulan Februari dan Maret 2019 merupakan puncak panen raya jagung di Kabupaten Blora. Meskipun menurut Djoko Nugrono pada akhir bulan Januari petani sudah banyak memanen jagungnya.
Dari laporan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blora, menyebutkan luas panen pada awal tahun 2019 ini (red,Januari-Maret) 26.977 Ha. Seluas 21.051 Ha sudah masuk data Statistik Pertanian, ditambah 5.926 Ha di lahan hutan belum masuk data Statistik Pertanian.
ADVERTISEMENT
"Sehingga produksi jagung mencapai 157 ribu ton," ungkapnya.
Sementara pada tahun 2018 luas panen jagung di Kabupaten Blora 70.319 Ha yang tersebar di 16 Kecamatan, dengan rata-rata produktivitas 5,8 ton per Ha.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blora juga melaporkan bahwa luas panen jagung tahun 2018 seluruh Kecamatan Banjarejo sendiri 2.548 Ha terdiri dari luas panen Februari 1.388 Ha dan Maret 1.215 Ha. Dengan produktivitas 7 sampai 7,5 ton per Ha.
"Saya berharap harga jagung di tingkat petani saat ini untuk pipil basah dengan Kadar Air (KA) 33% dapat mencapai Rp2.800, sehingga petani masih untung,” ucap Bupati Blora.
Ia berharap para perusahaan pabrik pakan (feed meal) yang hadir di sini tertarik untuk mendirikan pabrik pakan di lokasi setempat. Sehingga lebih mendekatkan antara produsen jagung dengan pabrik pakan yang dapat langsung menyerap jagung petani.(Ams)
ADVERTISEMENT