Pembangkit Listrik Tenaga Panas Masuki Tahap Akhir

Konten Media Partner
16 Agustus 2017 19:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
SuaraBanyuurip.com - Ali Imron
RAPAT : Perwakilan Semen Indonesia memaparkan planing kerja pembangkit listrik dengan memanfaatkan gas buang di pabrik Tuban.
ADVERTISEMENT
Tuban - Proyek pembangunan pembangkit listik tenaga panas buang atau waste heat recovery Power Generation (WHRPG) yang dibangun PT Semen Indonesia (Persero) Tbk di Pabrik Tuban mulai tahun 2014 bekerjasama dengan JFE Engineering Jepang kini memasuki tahap akhir dari penyelesaian pembangunan. Pada hari ini dilakukan tahapan sosialisasi kepada stackholder yang menegaskan proyek ini ramah lingkungan.
"Saat ini kami sedang menyelesaikan pembangunan pembangkit listrik memanfaatkan gas buang pabrik Tuban I- IV dengan kapasitas 28 MW," ujar Direktur Engineering dan Project PT Semen Indonesia, Aunur Rosyidi, kepada suarabanyuurip.com, saat jumpa pers di pabrik semen Tuban Desa Sumberarum, Kecamatan Kerek, Rabu (16/8/2017).
Proyek dengan nilai investasi Rp 638 miliar itu, merupakan proyek pertama kali yang dilakukan perusahaan dalam satu area. Dimana seluruh panas buang dari pabrik dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit listrik.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya perseroan telah menggunakan teknologi ini di pabrik Indarung Padang dengan kapasitas 8,5 MW dan telah beroperasi sejak tahun 2011. Pembangkit listrik memanfaatkan gas buang di Pabrik ini merupakan WHRPG terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.
Dibangunnya pembangkit WHRPG, Semen Indonesia mampu menghemat konsumsi listrik dari PLN sebesar 152 Juta KWH pertahun, dengan penghematan biaya listrik sebesar Rp 120 miliar per tahunnya. WHRPG juga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 122.000 ton CO2.
Sementara listrik yang dihasilkan dari WHRPG ini, setara dengan sepertiga dari konsumsi empat pabrik Tuban yang mencapai 140 MW. Besarnya energi listrik yang dihasilkan mampu memberi nilai efisiensi yang cukup besar.
Selain efisiensi pada biaya listrik melalui pembangunan WHRPG ini, perusahaan membuktikan pabrik yang dimiliki Semen Indonesia merupakan pabrik yang ramah lingkungan. Hal tersebut bisa dilihat dengan pengurangan emisi gas buang pada semua operasional pabrik.
ADVERTISEMENT
“Kedepan perusahaan akan terus membangun pembangkit listrik sendiri," jelas Aunur.
Tentunya sesuai strategi perusahan “Manage Energy Security” sebagai salah satu aspek yang harus dikelola dengan baik untuk mewujudkan pertumbuhan kinerja berkelanjutan.
Sementara Asisten Deputi Bidang Kerjasama Multilateral dan Pembiayaan dari Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian, Edwin Manangsang, menambahkan, pembangunan WHRPG ini sebagian dibiayai oleh Pemerintah Jepang melalui skema Joint Crediting Mechanism (JCM).
Sinergi ini merupakan kerja sama bilateral antara Pemerintah Jepang dan Pemerintah Indonesia untuk melakukan kegiatan pertumbuhan rendah karbon. Proyek di PT Semen Indonesia adalah kerjasama bilateral antara Pemerintah Jepang dan Pemerintah Indonesia yang telah dirancang sejak 3,5 tahun yang lalu.
Implementasi proyek WHRPG ini merupakan upaya nyata dari kegiatan mitigasi perubahan iklim, untuk penurunan emisi di Indonesia. Hal ini harus menjadi contoh kegiatan di perusahaan lain bahwa aksi nyata perubahan iklim bisa dilakukan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Teknologi yang digunakan dalam kegiatan ini merupakan teknologi bersih, dengan pemanfaatan panas buang pabrik semen menjadi listrik. Perusahaan semen mendapat keuntungan dengan adanya listrik yang dihasilkan, dan lingkungan pun menjadi lebih bersih karena berkurangnya pemakaian energi listrik dari PLN.
Kegiatan Konsultasi ini merupakan prasyarat dari implementasi kegiatan penurunan emisi melalui skema JCM.  Diharapkan melalui kegiatan ini PT. Semen Indonesia serta Pemerintah Indonesia, dan Jepang akan mendapatkan bukan hanya masukan untuk implementasi pembangkit WHRPG secara berkelanjutan.
"Yang paling penting juga menyebarluaskan keberhasilan kegiatannya pada pemangku kepentingan lokal dan media," terang Edwin.
Kepala Sekretariat JCM Indonesia, Dicky Edwin Hindarto, menambahkan, dari 29 proyek JCM yang telah dan sedang diimplementasikan di Indonesia, bukan hanya diharapkan untuk menurunkan emisi.
ADVERTISEMENT
Lebih dari itu, mampu menjadi kegiatan yang bisa dicontoh dan mampu direplikasi oleh pelaku dan sektor lain. Proyek WHRPG ini selanjutnya bisa menjadi acuan bagi mitigasi perubahan iklim di Indonesia.
Kegiatan ini harus direplikasi, sehingga pada akhirnya peran pelaku non pemerintah meningkat untuk pencapaian target pengurangan emisi nasional.
Proyek pengurangam emisi ini nilai investasinya mencapai US$ 50 juta dengan US$ 11 juta merupakan subsidi dari pemerintah Jepang. Jumlah total proyek di Indonesia yang dibiayai melalui skema JCM saat ini mencapai 29 proyek.
Menyebar di berbagai sektor seperti energi terbarukan, efisiensi energi di gedung, industri, dan manufaktur. Hal ini merupakan bukti nyata bahwa Indonesia mampu melakukan upaya-upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
ADVERTISEMENT
Proyek ini diharapkan menjadi salah satu tolok ukur, dalam upaya pencapaian kriteria pembangunan berkelanjutan di kegiatan mitigasi perubahan iklim. Hal ini karena setiap proyek JCM yang diterbitkan kredit karbonnya sebelumnya, harus memenuhi kriteria pembangunan berkelanjutan yang dipersyaratkan.
Sejak tahun 2013, skema JCM berhasil menyalurkan lebih dari US$ 37 juta subsidi kepada pihak swasta Indonesia. Kontribusi dari pihak swasta Indonesia sampai saat ini mencapai lebih dari US$ 113 juta.
"Total nilai investasi dalam skema JCM mencapai lebih dari US$ 150 juta," imbuh Edwin.
Saat ini terdapat 16 negara berkembang yang telah menandatangani perjanjian kerja sama skema JCM dengan Jepang. Mulai Indonesia, Vietnam, Mongolia, Palau, Meksiko, Maladewa, Thailand, Ethiopia, Kosta Rika, Laos, Kamboja, Kenya, Saudi Arabia, Chile, Myanmar, dan Bangladesh.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia dan Jepang selanjutnya berkomitmen untuk terus melanjutkan skema JCM dengan upaya peningkatan investasi, pengembangan berbagai instrumen teknis, serta peningkatan peran serta pihak swasta sebagai pelaku proyek maupun peran lainnya.(Aim)
Sumber Berita Utama : http://www.suarabanyuurip.com/kabar/baca/pembangkit-listrik-tenaga-panas-masuki-tahap-akhir