Konten Media Partner

Petani Sekitar J-TB Tetap Bertani

7 Agustus 2018 14:23 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
SuaraBanyuurip.com - Samian Sasongko
Petani Sekitar J-TB Tetap Bertani
zoom-in-whitePerbesar
MERAWAT TEMBAKAU : Petani Dolokgede Joyono sedang melakukan aktivitas dilahan pertaniannya yang ditanami tembakau.
ADVERTISEMENT
Bojonegoro - Sebagian warga desa ring satu proyek Unitisasi Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru (J-TB) tetap milih bertani untuk menyukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Meski proyek Gas J-TB yang dioperatori Pertamina Eksplorasi dan Produksi Cepu (PEPC) tersebut telah dikerjakan sejak dua tahun silam dan saat ini kian meningkat.
Seperti warga Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, ini misalnya. Rata-rata warga desa ring satu lapangan Gas J-TB ini memilih untuk memperkuat perekonomiannya melalui sektor pertanian, ternak kambing dan sapi.
"Menekuni pertanian adalah suatu harga mati bagi keluarga kami. Karena pertanian sudah menjadi sumber penghasilan sejak dulu secara turun temurun," kata salah satu petani tembakau Desa Dolokgede, Joyono, kepada Suarabanyuurip.com, Senin (6/8/2018).
ADVERTISEMENT
Keinginan menekuni pertanian ini dikarenakan selain terbentur usia juga tidak punya keahlihan di bidang migas. Sehingga, dengan terpaksa tetap menjadikan pertanian sebagai gantungan hidup keluarga.
"Meski terkadang hasil belum sesuai harapan, bercocok tanam tetap saya lakukan. Dengan bertani, Alhamdulillah kebutuhan setiap hari juga tetap lancar," ujar pria yang menanam tembakau jenis Crupung dilahannya seluas satu hektare ini.
Terpisah Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dolokgede, Muhammad Ali, menyampaikan, kreatifitas warga Dolokgede dalam bertani, dan budidaya ternak kambing, sapi memang terus dilakukan. Saat ini lahan pertanian seluas kurang lebih 40 hektare telah ditanami tembakau dengan berbagai jenis. Mulai jenis Purwosoto atau Jawa, Crupung, Prancak, Rejeb dan Temploko.
Di sisi lain, tak sedikit pula warga Dolokgede usia produktif yang sudah memiliki sertifikasi soal migas sesuai keahliannya masing-masing. Namun hingga saat ini masih minim terlibat di proyek Gas J-TB.
ADVERTISEMENT
"Semoga perusahaan yang terlibat di proyek J-TB memperhatikan maksimal warga Dolokgede," tegas pria yang juga ketua kelompok ternak Ustan Mandiri Dolokgede ini.
Di harapkan keberadaan proyek Gas J-TB ini dapat memberikan berkah bagi warga masyarakat sekitar project, dan tidak menjadikannya musibah.
"Intinya kalau warga desa ring satu J-TB bisa dan mampu untuk apa ngambil dari warga luar desa ring satu. Kecuali kalau memang warga sekitar sudah tidak ada yang mampu baru melibatkan warga luar daerah," sarannya.(sam)