Konten Media Partner

Pram Peroleh Pencerahan dari Kopi dan Rokok

12 September 2018 20:40 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
SuaraBanyuurip.com - Ahmad Sampurno
Pram Peroleh Pencerahan dari Kopi dan Rokok
zoom-in-whitePerbesar
Talk Show Pram dan Sastra.
ADVERTISEMENT
Blora - Pramudya Ananta Toer, adalah sosok sastrawan kondang yang dikenal dunia. Siapa sangka, jika dalam lamunannya  bisa melahirkan karya sastra yang mendunia. 
"Pram itu jadi pengarang dimulai dari melamun, minum kopi dan merokok. Pram mendapat pencerahan itu karena rokok dan kopi," ujar Soesilo Toer adik kandung Pramoedya Ananta Toer dalam pembukaan talkshow berjudul Pram dan Sastra yang bertempat di rumah masa kecil Pram,  Rabu (12/9/2018) 
Pria salah satu pendiri Perpustakaan PATABA (Pramoedya Ananta Toer Anak Semua Bangsa) itu, juga mengatakan bahwa Pram adalah orang optimis. 
Ditambahkan oleh Muhidin M Dahlan seorang penulis kelahiran Sulawesi Tengah yang juga hadir sebagai narasumber, mengatakan bahwa Pramoedya adalah seseorang yang selalu berbicara dengan data.
ADVERTISEMENT
"Pram menggunakan arsip tidak sekedar bahan, tetapi senjata. Arsip di tangan seorang Pram dia bisa menjadi api," tukasnya.
Dari membaca koran yang sedemikian rupa, Pram bisa memprediksi masa depan.
"Karena bacaannya itu adalah koran. Yang dia cari adalah yang selalu mempunyai relasi dengan tujuannya bersastra," ungkap Muhidin. 
Itulah sebabnya Pram menjadi sangat produktif. Karena sastra bagi Pram adalah project. Bukan project-project negara. "Dia bikin project itu dengan sepenuh hati. Bagi teman-teman aktifis, Pram patut dicontoh," ungkapnya. 
Seperti halnya projek Tirto Adhi Soerjo, tidak ada siapa yang nyuruh. Dia tentukan projectnya. Dia disiplin menggali sedemikian rupa.
"Jadilah karya fiksinya tetralogi dan non fiksinya berjudul Sang Pemula," ujarnya. 
Kalau ingin panjang umur dalam berkarya harus serius. Maka buatlah project jangan menunggu negara mengasih kita, atau mengajukan proposal.
ADVERTISEMENT
"Pram tidak mengenal itu," tandasnya.  
Hadir pada kesempatan itu, Dirjen Kebudayaan dan para Kepala Dinas, tampak keluarga besar Pramoedya yaitu Astuti Ananta Toer beserta saudara-saudarinya.
Pemerintah Kabupaten Blora melalui Dinas Pemuda Olahraga kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) bekerjasama dengan Direktorat Jendral Kebudyaan Republik Indonesia, menggelar festival folklor bertajuk Cerita Dari Blora. 
Dalam festival ini mencoba membuka ruang apresiasi dari ragam seni dan budaya tradisi ataupun modern menghadirkan gelaran baik karya sastra, seni pertunjukan tradisional ke rangkaian festival sebagai media presentatif. Sekaligus mengakomodir adanya interaksi maupun komunikasi dengan ruang lingkup membangun dan membuka diri dan terbuka guna persilangan budaya baik lokal, nasional dan internasional.
"Dari Indonesiana inilah yang akan menjadikan Kabupaten Blora menjadi titik penting. Tidak hanya Cepu karena minyaknya, tetapi paling tidak Blora terkenal karena sastranya," kata Sri Hartini,  Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan mewakili Dirjen Kebudayaan RI.
ADVERTISEMENT
Diketahui, Blora merupakan salah satu kabupaten/kota yang terpilih untuk menyelenggarakan Festival kebudayaan dan menjadi bagian dari Platform Indonesiana, yang mulai hari ini hadir dengan festival folklor bertajuk Cerita Dari Blora. Cerita ini identik dengan sosok Pramoedya Ananta Toer. 
Festival ini mengangkat dan mengekspresikan khasanah seni, budaya dan sastra di daerah Blora, termasuk di dalamnya cerpen Cerita Dari Blora karya Pramoedya Ananta Toer.
Festival Folklor Blora dipilih sebagai bentuk penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tokoh sastra besar dunia kelahiran dari Blora Pramoedya Ananta Toer.
Tema ini diambil dari judul kumpulan cerita pendek karya Pramoedya Ananta Toer, yang memberi andil dan membesarkan kota Blora ke tingkat nasional bahkan internasional.
Melalui karya cerita pendeknya, spiritnya terkandung kekuatan makna cerita, moral, dan nilai-nilai estetik. Gelaran karya sastra ataupun kesenian tradisional dikemas dan diungkap dalam upaya menghidupkan seni dan budaya di Blora sebagai kota sastra, dari Blora menuju sastra dunia. (ams)
ADVERTISEMENT