news-card-video
14 Ramadhan 1446 HJumat, 14 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner

Tali Asih Dibahas Setelah Penentuan Lokasi Kilang Tuban

9 Januari 2019 20:40 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
SuaraBanyuurip.com - Ali Imron
Tali Asih Dibahas Setelah Penentuan Lokasi Kilang Tuban
zoom-in-whitePerbesar
Humas Pertamina MOR V Jabanusa, Rustam Aji
ADVERTISEMENT
Tuban- Sebanyak 779 penggarap lahan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) asal Desa Wadung, Rawasan, Mentoso, dan Kaliuntu, Kecamatan Jenu untuk bersabar menunggu transfer tali asih proyek Kilang New Grass Root Refinery (NGRR) Tuban, Jawa Timur. Ganti untung tersebut akan dibahas usai penetapan lokasi proyek strategis nasional yang bakal menggunakan lahan 841 hektare.
"Pertamina komitmen dengan penggarap yang selama ini mengelola lahan KLHK," ujar Humas Pertamina MOR V Jabanusa, Rustam Aji, kepada suarabanyuurip.com usai sosialisasi dan konsultasi publik rencana pembangunan Kilang Tuban di Kantor Kecamatan Jenu, Rabu (9/1/2019).
Untuk merealisasikan tali asih ke ratusan penggarap lahan, Pertamina akan koordinasi dengan Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) tim apraisal. Untuk menentukan nilai adilnya antara menanam di tanah sendiri atau di lahan milik pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Setiap ada project kita melihat aspek legalitas dan manusianya," imbuh pria humanis ini.
Tali asih penggarap lahan KLHK merupakan komitmen Pertamina. Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Rachmad Hardadi pada sosialiasi Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) menyampaikan Kilang NGGR Tuban nantinya berdiri di lahan seluas 404 hektare. Sedangkan ganti rugi tanaman diberikan dengan hitungan senilai dua kali hasil panen tanaman.
Selain itu petani juga mendapat tambahan sangu dengan hitungan satu kali panen untuk persiapan alih profesi kepada petani. Untuk teknis pemberiannya apakah bertahap ataupun sekaligus juga belum dibicarakan.
Sebagaimana diketahui, bertahun-tahun di era sebelum tahun 1990-an, lahan di lima desa telah dibebaskan pemerintah untuk proyek Wood Centre. Setelah sekian tahun tak digarap, lahan seluas 340 hektar tersebut digarap petani untuk ladang.
ADVERTISEMENT
"Kami kerja dengan hati nurani, semuanya untuk daulat energy," terang Rachmad Hardadi waktu itu.
Dari 779 petani Jenu bakal menerima tali asih sekira Rp20 juta per hektare dengan nilai total Rp 6.520.000.000 melalui rekeningnya. Rinciannya di Desa Wadung ada 404 orang, 49 orang di Desa Kaliuntu, 100 petani Desa Rawasan, dan 226 petani di Desa Mentoso. (aim)