Taufik Syamsir Kecam Penyebutan ‘Bialah Cigak Baganti Jo Baruak’ Asal Bukan ‘X’

Rico Adi Utama
"Lebih Baik Diasingkan, Dari Pada Menyerah Pada Kemunafikan". (Gie-1965)
Konten dari Pengguna
21 Mei 2018 14:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rico Adi Utama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Taufik Syamsir Kecam Penyebutan ‘Bialah Cigak Baganti Jo Baruak’ Asal Bukan ‘X’
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
SAWAHLUNTO – Taufik Syamsir, tokoh perantau Medan, Sumatera Utara asal Talawi, Kota Sawahlunto ini, seakan tidak pernah lelah memberikan perhatiannya untuk Kota Sawahlunto. Malah, akhir – akhir ini dirinya sangat menyayangkan dan mengecam adanya ucapan yang tidak pantas dari salah seorang yang merasa tokoh, terkait sosok calon cikal bakal kepala daerah di Kota Arang itu.
ADVERTISEMENT
“Di sebuah diskusi, saya mendengar ungkapan yang tidak senonoh dan amat sangat tidak pantas itu, apalagi yang mengucapkannya juga termasuk petinggi partai yang mestinya memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. Dia mengatakan biarlah cigak ganti jo baruak (Indo: biarlah kera ganti dengan monyet) asal bukan si X. Berarti si empu yang menyebutkan kalimat itu adalah orang tuanya baruak, kalau begitu,” ungkap Taufik Syamsir, geram, (20/5/2018).
“Berarti orang yang merasa tokoh dan hebat tadi, sangat dan sangat tidak memahami tujuan Pilkada, yang sudah susah payah diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU),” imbuhnya.
Lebih lanjut Taufik juga membeberkan, bahwa dirinya sudah merangkum beberapa kriteria dan tips dalam memilih pemimpin, khususnya Pilkada Sawahlunto untuk menentukan nasib kota tersebut lima tahun yang akan datang. Tips dan kriteria tersebut, akan dirangkum pada tulisan dan/ atau berita berikutnya.
ADVERTISEMENT
“Lebih baik kita mempositifkan masyarakat dengan memberikan edukasi, diantaranya soal tips dan kriteria dalam memilih calon pemimpin. Dari pada menghujat, menghina, apalagi menyebutkan nama binatang kepada sesama manusia, yang seharusnya siapapun kita dan berapa pun kayanya kita dapat menghargai orang lain sebagaimana kita menghargai diri kita sendiri,” pungkas Taufik. (Rico Adi Utama)