Konten dari Pengguna

Keberlanjutan Kurikulum Merdeka

Muh Adnin
Alumni Universitas Bhayangkara Jakarta
28 Juni 2024 14:07 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muh Adnin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sekolah Anak dengan Kurikulum Cambridge International. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sekolah Anak dengan Kurikulum Cambridge International. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Kata kurikulum dikenal sebagai istilah dalam dunia pendidikan sejak kurang lebih satu abad yang lampau. Istilah kurikulum boleh dikatakan baru di Indonesia dan menjadi populer sejak tahun lima puluhan. Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya. Kurikulum merupakan kumpulan mata pelajaran yang harus disampaikan guru dan dipelajari siswa.
ADVERTISEMENT
Peran pengembang kurikulum menjadi sangat penting bagi dunia pendidikan dengan memperhatikan 3 jenis peranan kurikulum yaitu peranan konservatif, peranan kritis dan evaluatif serta peranan kreatif. Jika ketiganya mempunyai peranan yang seimbang maka akan atau membantu peserta didik menjadi generasi penerus yang siap dan terampil dalam segala hal.
Di Indonesia, kurikulum merdeka menjadi kurikulum yang terbarukan diterpakan, kurikulum merdeka yang menjadi bagian dari rangkaian episode kebijakan merdeka belajar dari awal penerapannya banyak menarik perhatian publik. Tentunya karena keraguan tentang mengapa kurikulum Pendidikan kembali diubah, bagaimana penerapannya, sampai apakah kurikulum ini bakal menjadi efektif menjadi pertanyaan publik.
Namun demikian, kurikulum yang pada awalnya merupakan pokok dari alternatif kebijakan akibat Pendidikan kita yang terdampak pandemi, kini kurikulum merdeka nyatanya sudah memasuki tahun ke 4. Lantas, mengapa sebenarnya kurikulum ini mesti berlanjut?
ADVERTISEMENT
Pertama, tentu ialah alasan mendasar tentang efektivitas penyelenggaraan Pendidikan itu sendiri, kita tentu perlu menyepakati dulu, bahwa memang perubahan kurikulum bukanlah satu satunya jalan yang bisa diambil demi menunjang keterbaikan pendidikan, pemerataan dan evaluasi di dalamnya adalah langkah yang tak kalah utamanya.
Kurikulum merdeka tentu juga demikian, di umurnya yang memasuki tahun keempat ini yang hadir sebagai kurikulum pengganti karena paksaan perubahan mekanisme Pendidikan akibat pandemi covid 19, kini mesti berfokus pada keberlanjutan dan evaluasinya.
Bukan malah justru malah mengubah kurikulum kembali yang tentunya akan membutuhkan banyak energi dan materil. Selain itu pula, fokus menjadikan kurikulum merdeka menjadi kurikulum nasional seperti yang di awal sempat disinggung adalah hal yang paling relevan alih-alih merumuskan kurikulum baru lagi.
ADVERTISEMENT
Kedua, dalam kurikulum ini, pengadaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) menjadi nilai lebih yang bernuansa positif, melalui projek semacam ini, pembelajaran yang ada tidak hanya bergerak pada orientasi kecerdasan secara teori. Tapi juga kecakapan secara praktik, P5 yang hadir sebagai bagian kurikulum merdeka akan menginisiasi penguatan karakter siswa yang lekat dengan karakter Pancasila.
Kekosongan segmen Pendidikan karakter yang kadangkala terjadi di dalam penyelenggaraan Pendidikan, apalagi di era modern yang banyak menimbulkan demoralisasi generasi muda kini akan coba diurai dan dibendung. Di tengah gempuran zaman yang semakin memprihatinkan, pendalaman dan penumbuhan kapasitas profil pelajar Pancasila yang sarat akan nilai luhur adalah upaya serius menjaga marwah pada generasi penerus bangsa.
ADVERTISEMENT
Karakter Profil Pelajar Pancasila yang di antaranya adalah 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bergotong-royong, 4) berkebinekaan global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif, bukan hanya menjadi serangkaian konsep saja, tapi juga menjadi keluaran hasil pembelajaran yang nantinya termanifestasi pada setiap kepribadian peserta didik kita semuanya.
Tentunya, demi mengsuksesinya, semua pihak di dalamnya baik guru, tenaga Pendidikan, pimpinan satuan Pendidikan, sampai orang tua peserta didik tentunya harus mengambil peranannya. Sebab akan sulitnya nantinya jika pembelajaran yang ada tidak didukung oleh ekosistem yang mendukungnya, tak hanya di lingkungan sekolah, ruang lingkup seperti keluarga tentu perlu mendukung secara penuh setiap pembangunan dan penguatan karakter siswa ini.
ADVERTISEMENT
Ketiga, dalam kurikulum merdeka, tak hanya fokus pada peserta didik yang kemudian mendapatkan perhatiannya, guru dan tenaga kependidikan pun mendapatkan kemudahan baru utamanya dalam menyiapkan pembelajaran yang akan dilakukannya. Penyederhanaan rancangan pembelajaran yang menjadi salah satu tugas para Pendidikan akan memudahkan pekerjaan yang ada.
Tenaga Pendidikan kita tidak lagi disibukkan oleh rancangan pembelajaran yang terlampau rigid yang justru malah kadangkala tak memberikan dampak yang signifikan. Dalam kurikulum merdeka, muatan ajar yang disiapkan mampu semakin fleksibel dilakukan oleh para tenaga pengajar.
Hal ini akan memberikan ruang kreativitas bagi guru dalam menyiapkan pengalaman ajar yang relevan dan terkonteks baik pada kebutuhan siswa dan muatan lokal yang ada di masing-masing daerah. Dalam penyerderhaan ini, muatan ajar juga akan semakin substansial dan menekankan pada sisi pokok yang jauh lebih kebutuhan baik bagi siswa maupun guru.
ADVERTISEMENT
Kurikulum merdeka yang diterapkan juga mendukung jaminan jam mengajar bagi guru dan tunjangan profesi guru. Dukungan yang ada ini tentu menjawab kebutuhan akan perwujudkan kesejahteraan guru. Kita tentu sepakat bahwa selain masalah praktik pembelajaran, apresiasi kinerja guru melalui peningkatan kesejahteraan adalah hal yang perlu terus dikejar.
Kebijakan lain seperti penambahan kuota tenaga pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (p3k) guru juga semakin melengkapi upaya menciptakan kesejahteraan ini. Tak hanya itu, peningkatan kapasitas guru lewat program guru penggerak yang mana ini juga menjadi bagian dari merdeka belajar juga semakin melengkapi implementasi kurikulum merdeka yang ada, peningkatan kapasitas ini tentu akan memberikan kesempatan guru untuk berkembang yang nantinya berdampak juga pada kehidupan pada guru sekalian.
ADVERTISEMENT
Terakhir, melihat begitu strategiknya kurikulum merdeka ini, semoga setiap pemangku kebijakan tak berhenti saja sampai di sini saja, perlu ada keberlanjutan kebijakan lain yang semakin mengoptimalkan lagi proses Pendidikan yang ada. Melalui ini juga, evaluasi serta masukan yang konstruktif semoga terus mengiringi kebijakan yang ada. Semoga proses revitalisasi ini terus berlangsung dalam rangka mewujudkan pendidikan Indonesia.