Konten dari Pengguna

Wujudkan Beasiswa Lebih Inklusif

Muh Adnin
Alumni Universitas Bhayangkara Jakarta
17 September 2024 17:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muh Adnin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber : rafael-atantya-k_zeN5A0tLo-unsplash
zoom-in-whitePerbesar
sumber : rafael-atantya-k_zeN5A0tLo-unsplash
ADVERTISEMENT
Sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan memerankan posisi yang menetukan sejauh mana masa depan bangsa lewat generasi mudanya. Jika generasi muda mampu maksimal mendapati kesempatan pendidikan dengan baik.
ADVERTISEMENT
Artinya, dengan pendidikan yang baik ini, semacam ada jaminan dimasa mendatang, para lulusan terbaik pendidikan ini yang menjadi para petinggi penyelenggara negara dan menjalankan tugasnya dengan baik pula.
Namun, masalah - masalah tentang Pendidikan selalu ditemukan dalam proses penyelenggarannya. Salah satu yang paling pokok adalah tentang aksesbilitas Pendidikan. Hendak dimungkinkan sekalipun, persoalan pemerataan Pendidikan, kesempatan bagi golongan menengah ke bawah, sampai instrumen inti seperti kurikulum dan media pendidikan menjadi catatan yang acapkali menyertai kenyataan pendidikan kita.
Sebetulnya, ini memang bukan muncul dengan tiba - tiba, ada berbagai alasan yang melamar belakangnya. Luas wilayah negara kita yang membentang, perubahan kebutuhan pendidikan, kualitas sumber daya pendidik dan indikasi capaian pendidikan menjadi beberapa contoh.
ADVERTISEMENT
Dalam mengatasi ini, maka diperlukanlah solusi yang dilakukan, pemangku kebijakan seperti pemerintah yang mana tugasnya adalah memastikan terwujudnya pencerdasan kehidupan bangsa ini sudah harus mengeksekusi tanggung jawabnya.
foto oleh : syahrul-alamsyah-wahid-2SLWp7PdsX8-unsplash
Kebijakan Strategis
Kementerian Pendidikan, Kebudyaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai perwakilan pemerintah yang bekerja pada sektor pendidikan nampaknya mulai serius dalam memastikan penyelesaian masalah pendidikan. Bahkan, berbagai terobosan coba dibuat dan gerakan guna menjawab tantangan pendidikan di era digital sekarang ini. Merdeka belajar, menjadi satu skema besar kebijakan yang dilakukan. Merdeka belajar juga mencoba merubah konstruksi penyelenggaran pendidikan di Indonesia.
Beasiswa pendidikan bagi generasi muda menjadi salah satu fokus yang dilakukan Kemendikbudristek. Pengadaan program Beasiswa seperti Program Indonesia Pintar (PIP), Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP K), beasiswa Afirmasi, Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI), dan Beasiswa LPDP yang sudah populer menjadi beberapa gambarnya. Hal ini tentu paling tidak memperlihatkan menunjukan keseriusan Kemendikbudristek dalam mewujudkan pemerataan Pendidikan bagi semua generasi pengurus kita.
ADVERTISEMENT
Beasiswa Pendidikan Lebih Inklusif
PIP hadir untuk membantu anak-anak usia sekolah dari keluarga miskin/rentan miskin /prioritas tetap mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat pendidikan menengah, baik melalui jalur formal sd sampai sma/smk dan jalur non formal paket a smpai paket c dan pendidikan khusus. melalui program ini pemerintah berupaya mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah (Kemendikbud.go.id). Di tahun 2024, karena melihat kebutuhan dan optimalisasi program yang ada. Program PIP ini di naikam bantuan nominal biayanya
Seperti di kutip dari laman kompas.com, besaran dana PIP yang akan diterima tergantung pada jenjang pendidikan dan fase semester. di tahun 2024 ini nominal untuk jenjang SMA sederajat akan naik menjadi Rp 1.800.000. Sebagai informasi, ajaran baru dimulai pada bulan Juli-Juni tahun berikutnya sedangkan anggaran dimulai Januari-Desember. (Kompas.com)
ADVERTISEMENT
Selain itu, untuk jenjang pendidikan tinggi, KIP Kuliah juga dihadirkan agar generasi penerus bangsa kita tak hanya bisa menamatkan pendidikannya di tingkat menengah. Akses Pendidikan tinggi, coba dimudahkan agar generasi muda bisa menggapai mimpi dan cita - citanya dengan akses Pendidikan tinggi yang mudah. Dengan adanya beasiswa ini, pendidikan tinggi yang mulanya hanya mampu dirasakan oleh golongan menengah atas kini bisa diakses oleh siapapun.
Seperti yang disampaikan Puput Puspito dkk, Program KIP Kuliah merupakan salah satu program bantuan sosial yang diperkenalkan oleh pemerintah Indonesia untuk membantu mahasiswa dari keluarga kurang mampu dalam menyelesaikan pendidikan tinggi mereka. Program ini dicanangkan dengan tujuan memberikan kesempatan yang lebih luas bagi anak-anak dari lapisan masyarakat ekonomi lemah agar dapat mengakses pendidikan tinggi dengan lebih mudah. (Jurnal Metakognisi, 2024)
ADVERTISEMENT
Masih dalam penelitian yang sama, peran Program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dalam meningkatkan kesetaraaan pendidikan tinggi bagi mahasiswa. KIP Kuliah memiliki kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan kesetaraan dalam perguruan tinggi bagi mahasiswa Universitas Salakanagara. Dalam pembentukan karakter, Program KIP Kuliah memberikan kesempatan bagi mahasiswa mengembangkan sikap kepemimpinan, tanggung jawab, dan kemandirian. Melalui program ini, mahasiswa belajar untuk menghadapi tantangan ekonomi dan mengembangkan karakter yang kuat untuk meraih kesuksesan di dunia akademik dan profesional.
Beasiswa pendidikan juga tidak hanya menyasar pada peserta didik saja, para pendidik pun diberikan kesempatan yang luas untuk mampu melanjutkan pendidikan dengan beasiswa. BPI kini diperluas yang peruntukannya bagi para pendidik dan pelaku budaya. Hal ini tentu membawa semangat yang begitu positif, apalagi seringkali, para pendidik dan pelaku budaya kita yang sebelumnya belum diperhatikan, dengan adanya BPI ini mampu semakin mengembangkan potensi yang dimiliki, yang nantinya akan menjadikan mereka tenaga pendidik dan pelaku budaya yang kompeten dan kompetitif.
ADVERTISEMENT
Semoga, dengan demikian, melalui beasiswa pendidikan yang lebih inklusif, progesifitas Pendidikan mampu semakin nyata berdampak pada kehidupan bangsa dan negara yang lebih baik lagi. Tentunya dengan berbagai evaluasi yang dilakukan, agar program yang ada bisa lebih maksimal. Semoga
Oleh : Adnin, Alumni Universitas Bhayangkara Jakarta