Konten dari Pengguna

Mengenal Populisme: Bagaimana Ideologi Ini Mempengaruhi Demokrasi?

SUBAYU LAKSMANA -
MAHASISWA HUBUNGAN INTERNASIONAL UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
13 Januari 2025 14:03 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SUBAYU LAKSMANA - tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pospulisme, sumber; Meta Ai
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pospulisme, sumber; Meta Ai
ADVERTISEMENT
Populisme muncul sebagai alternatif di tengah ketidakpuasan masyarakat terhadap sistem politik. Populisme adalah ideologi yang mempertanyakan batas-batas demokrasi, suatu gerakan politik yang menggabungkan retorika emosional dan janji-janji instan. Populisme kini menjadi fenomena global. Namun, apakah populisme benar-benar membawa perubahan positif atau justru mengancam fondasi demokrasi?"
ADVERTISEMENT
Populisme adalah tindakan politik, yang telah menjadi topik yang relevan dalam struktur ideologis global, terutama dalam negara-negara yang demokratis. Dalam hal ini, definisi fenomena tersebut akan bervariasi, tetapi secara umum, populisme dapat dikategorikan sebagai aksi orang-orang yang mencoba untuk mempresentasikan rasa kekecewaan dalam beberapa kasus dan bertindak mewakili kemarahan dan ketidakpuasan atas lembaga politik dan pejabat dalam bentuk struktural perekonomian. Aksi populisme telah mengalami fase formatif dari berbagai filsuf, mulai dari Rousseau pada abad ke-18 yang membentuk pendapat-pendapat mereka tentang masalah ini.
Dalam lingkup modern, populisme dapat dikaitkan dengan berbagai gerakan politik yang muncul pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21. Populisme tidak jarang dilihat sebagai respons atas sistem politik dan ekonomi yang dideskripsikan masyarakat korup atau bahkan tidak adil. Biasanya, gerakan ini berkembang dengan menggunakan bahasa anti-intelektualisme untuk memantik dukungan massa sehingga cenderung terjadi pandangan yang merugikan terhadap migrasi bahkan globalisasi.
ADVERTISEMENT
Secara alamiah, Populisme bisa memiliki efek yang signifikan pada tahapan demokrasi, mulai dari mengklaim bahwa institusi-institusi demokrasi tidak diperlukan lagi. Lembaga seperti parlemen dan media independen disesatkan, untuk membentuk xenofobia atau sentimen anti-imigran di dalam masyarakat. Itu juga merusak jenis pemikiran publik yang merupakan hak sosial-ekonomi alih-alih hak individu, dan menghasilkan diplomasi dan konflik.
Populisme adalah ideologi politik yang berusaha merepresentasikan kepentingan "rakyat" melawan "elit". Konsep ini memiliki beberapa karakteristik penting yaitu menggunakan retorik anti-elitisme untuk membangkitkan dukungan massa yang disertai pandangan sempit terhadap migrasi dan ekonomi global. Hal ini juga bisa muncul di spektrum politik kanan dan kiri.
Populisme dapat memiliki dampak signifikan pada sistem demokratis mulai dari membangun perlawanan terhadap institusi demokratis seperti parlemen dan media independen, memperkuat sentimen anti-imigran dan xenofobia di masyarakat, mempengaruhi kebijakan publik dengan fokus pada masalah sosial ekonomi daripada hak-hak individu. Serta meningkatkan polarisasi politik dan memperburuk konflik antar kelompok.
ADVERTISEMENT
Populisme telah menyebar luas ke berbagai negara seperti di Eropa, partai-partai populistik seperti Front National (Prancis), Alternative für Deutschland (Jerman), dan Liga Nord (Italia) mencatat pertumbuhan dukungan, di Amerika Serikat, gerakan Trump menggambarkan fenomena populisme di negara maju. Dan di Asia Tenggara, partai-partai populistik mulai muncul sebagai alternatif bagi pemerintah tradisional.
Pembahasan tentang populisme ini seringkali menimbulkan kontroversial, sebagian orang melihat populisme sebagai reaksi sah terhadap ketidakadilan sistem. Sedangkan yang lain khawatir bahwa populisme dapat mengarah pada otoritarianisme dan peningkatan ketidakstabilan sosial. Timbul perdebatan tentang apakah populisme adalah penyebab atau akibat dari masalah sosial ekonomi. Untuk menghadapi tantangan populisme, ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti penguatan institusi demokratis seperti media, lembaga legislatif, dan kejaksaan.
ADVERTISEMENT
Promosi pendidikan kritis dan literasi berita untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam membedakan informasi yang kredibel. Pengembangan kebijakan inklusif yang memenuhi kebutuhan rasa keadilan sosial tanpa mengorbankan prinsip-prinsip demokrasi hingga kerjasama internasional untuk mengatasi tantangan global yang serupa.
Dalam konteks negara Indonesia, populisme dapat mempengaruhi proses demokratisasi karena dapat membuat masyarakat lebih skeptis terhadap elit politik tradisional. Berpotensi munculnya figur kepemimpinan alternatif yang tidak berafiliasi dengan partai politik tradisional, meningkatkan polarisasi politik dan potensi konflik antar kelompok. Dan mempengaruhi arah kebijakan publik, terutama pada bidang ekonomi dan migrasi.
Populisme tidak selalu merupakan ancaman bagi demokrasi, tetapi juga dapat dijadikan sebagai reaksi sah terhadap ketidakadilan sistem. Populisme sering muncul sebagai pandangan masyarakat terhadap kebiasaan pemerintah dan korupsi yang sering terjadi. Gerakan ini dapat menimbulkan perubahan positif dengan mengkoordinasi masyarakat untuk mencari perhatian dari pemerintah.
ADVERTISEMENT
Populisme bisa saja memperkuat suara minoritas yang selama ini terpinggirkan dalam proses politik. Dalam hal ini, populisme dapat menjadi alternatif yang tepat bagi masyarakat yang kecewa dengan partai politik tradisional.
Populistik seringkali menawarkan solusi langsung dan sederhana untuk masalah yang kompleks. Hal Ini dapat memperkuat peran rasa solidaritas sosial di masyarakat serta dapat juga memantik reformasi dalam sistem politik yang dianggap korup.
Dalam beberapa kasus, populisme dapat memiliki dampak positif pada proses demokratisnya, seperti meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses politik melalui gaya bahasa yang lebih inklusif. Memicu perdebatan yang lebih beragam dan memperkuat prinsip-prinsip demokrasi hingga membuat pemerintah lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Ilustrasi Populisme, Sumber; Meta ai
Populisme dapat memperjuangkan hak-hak masyarakat lokal yang terancam oleh dampak ekonomi global. Gerakan ini menunjukkan ketidakpuasan terhadap struktur ekonomi yang dianggap tidak adil. Upaya keras mengidentifikasi dan menghindari hoax dapat dianggap sebagai bentuk censorship yang melanggar hak berbicara dan kebebasan informasi.
ADVERTISEMENT
Perlu diingat bahwa populisme bukanlah ideologi monolitik, banyak variasi dalam interpretasi dan implementasi populisme. Gerakan ini seringkali memiliki pandangan yang beragam tentang solusi bagi masalah sosial ekonomi. Gerakan ini dapat digunakan sebagai sarana untuk memperjuangkan hak-hak minoritas atau mengkritisi struktur elit.