Konten dari Pengguna

Digital Detox: Mengapa Kita Perlu Menjauh dari Gadget Sebentar?

Suci Amalia
Mahasiswi Hubungan Internasional fakultas ushuluddin dan filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
14 Mei 2025 10:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Tulisan dari Suci Amalia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di era digital yang semakin maju ini, hampir tidak ada yang bisa lepas dari perangkat elektronik. Hampir setiap aspek kehidupan kita kini terhubung dengan teknologi—baik itu untuk pekerjaan, bersosial media, maupun sekadar mengecek berita. Seringkali kita merasa selalu ingin terhubung, baik dengan teman-teman, kolega, atau bahkan dunia luar melalui gadget kita. Namun, seiring dengan semakin banyaknya waktu yang kita habiskan untuk menatap layar ponsel atau komputer, ada dampak negatif yang mulai terasa baik bagi fisik maupun psikologis kita. Tak jarang kita merasa cemas, lelah, dan kurang fokus. Maka dari itu, sebuah fenomena yang dikenal dengan istilah digital detox mulai banyak dibicarakan.
ADVERTISEMENT
Apa sebenarnya digital detox itu, dan mengapa kita perlu melakukannya?
Secara sederhana, digital detox adalah upaya untuk beristirahat dari perangkat elektronik yang terhubung ke internet—seperti ponsel, tablet, atau komputer. Ini bukan hanya sekadar berhenti menggunakan gadget selama beberapa jam, tetapi lebih kepada memberi tubuh dan pikiran kita waktu untuk melepaskan diri dari segala distraksi digital. Ada banyak cara untuk melakukannya, mulai dari menetapkan waktu tertentu tanpa gadget setiap harinya hingga memilih untuk tidak menggunakan perangkat elektronik untuk beberapa hari. Namun, tujuan utamanya tetap sama, yaitu memberikan ruang bagi diri kita untuk kembali terhubung dengan dunia nyata, mengurangi tekanan yang datang dari informasi yang terus-menerus mengalir, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Salah satu alasan utama mengapa digital detox penting adalah untuk mengurangi stres dan kecemasan yang seringkali datang akibat terlalu banyak terpapar informasi dari dunia maya. Berita buruk yang terus-menerus muncul di media sosial, notifikasi yang mengalir tanpa henti, atau bahkan email pekerjaan yang tak pernah berhenti bisa menambah beban pikiran kita. Dengan melakukan digital detox, kita memberi diri kita kesempatan untuk menenangkan pikiran, fokus pada hal-hal yang lebih sederhana dan lebih bermakna, serta membebaskan diri dari tekanan yang datang dengan selalu terhubung ke dunia maya. Selain itu, semakin banyak waktu yang kita habiskan di depan layar, semakin kita terpapar pada gangguan kualitas tidur. Cahaya biru yang dipancarkan oleh layar gadget terbukti mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur pola tidur kita. Oleh karena itu, digital detox memberikan tubuh kita kesempatan untuk beristirahat tanpa gangguan dan membantu kita tidur lebih nyenyak.
ADVERTISEMENT
Selain itu, digital detox juga sangat berguna untuk meningkatkan koneksi kita dengan orang lain. Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, hubungan sosial kita seringkali terdistorsi oleh interaksi yang lebih banyak terjadi di dunia maya. Terlalu sering terjebak dalam dunia digital dapat membuat kita kehilangan momen berharga dengan orang-orang terdekat. Dengan meluangkan waktu untuk beristirahat dari gadget, kita bisa lebih berinteraksi secara langsung dengan teman, keluarga, atau bahkan hanya untuk menikmati waktu tenang sendirian. Ini memberi kita kesempatan untuk kembali merasakan kedekatan yang lebih tulus, yang kadang terabaikan karena dunia digital. Tak hanya itu, banyak orang juga melaporkan bahwa dengan mengurangi penggunaan media sosial dan aplikasi chat, mereka dapat lebih berfokus pada pekerjaan dan merasakan peningkatan produktivitas yang signifikan. Tanpa gangguan dari notifikasi dan pesan-pesan yang terus menerus masuk, kita bisa lebih berkonsentrasi pada tugas-tugas yang membutuhkan perhatian penuh.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana caranya kita bisa mulai melakukan digital detox dalam keseharian kita?
Pertama, kita bisa menetapkan waktu tertentu tanpa gadget. Misalnya, satu jam setiap pagi setelah bangun tidur atau beberapa jam sebelum tidur malam. Saat waktu tersebut datang, letakkan ponsel atau laptop, dan fokuslah pada aktivitas yang lebih berarti seperti membaca, berolahraga, atau bahkan sekadar menikmati sarapan tanpa gangguan digital. Selanjutnya, batasi penggunaan media sosial. Cobalah untuk tidak membuka aplikasi media sosial di ponsel selama beberapa hari, atau atur waktu tertentu untuk membuka media sosial, misalnya hanya 30 menit di pagi hari atau sore hari. Jika kita merasa kesulitan untuk berhenti total, kita bisa mulai dengan langkah-langkah kecil terlebih dahulu. Selain itu, kita bisa menciptakan rutinitas tanpa gadget yang memfokuskan kita pada kegiatan di dunia nyata. Aktivitas seperti berkebun, melukis, atau berjalan-jalan di luar ruangan bisa memberikan kesempatan bagi otak kita untuk menyegarkan diri tanpa keterikatan pada perangkat elektronik. Terakhir, untuk mengurangi gangguan sepanjang hari, kita bisa mengatur notifikasi hanya untuk aplikasi yang benar-benar penting dan mematikan notifikasi untuk hal-hal yang tidak mendesak.
Melukis sebagai salah satu upaya digital detox, sumber: Hasil foto sendiri
Digital detox bukanlah sebuah tren sementara, melainkan sebuah kebutuhan untuk menjaga keseimbangan hidup kita di tengah kemajuan teknologi yang semakin pesat. Teknologi memang memudahkan banyak hal, tetapi kita juga perlu sadar akan pentingnya menjaga waktu dan ruang untuk diri sendiri agar tidak tenggelam dalam dunia digital yang terus berkembang. Dengan menyisihkan waktu untuk beristirahat dari gadget, kita bisa lebih terhubung dengan diri sendiri, orang lain, dan dunia sekitar. Jadi, kapan kamu mulai melakukan digital detox? Saatnya untuk memberi ruang pada diri sendiri, agar bisa kembali segar dan lebih produktif!
ADVERTISEMENT
Suci Amalia, Mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.