Konten dari Pengguna

Kontribusi IQ, EQ, dan SQ dalam Pemaksimalan Psikologi Pendidikan

Suci Naeni
mahasiswa universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, fakultas tarbiyah dan keguruan
25 Oktober 2024 12:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Suci Naeni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Memotret sendiri
zoom-in-whitePerbesar
Memotret sendiri
ADVERTISEMENT
Pengertian Intelektual (IQ), Emosinal (EQ), dan Spiritual (SQ)Kecerdasan Intelektual adalah kemampuan manusia untuk berpikir secara analitis dan logis. Ini meliputi keterampilan dalam menangkap informasi, menyimpannya, dan mengolahnya menjadi pengetahuan yang berguna. Intellectual Quotient (IQ) mengukur aspek kecerdasan ini, termasuk kreativitas mental yang berpusat di otak. Kemampuan ini memungkinkan kita memahami dunia, memecahkan masalah, dan menciptakan ide-ide baru. Defini IQ menurut Lewis Madison Terman (1877-1956) suatu kemampuan untuk berpikir berdasarkan dengan gagasan yang abstrak, menurut Alfred Binet mengatakan bahwa Intelegensi mencakup 4 hal yitu: pemahaman, hasil penemuan, arahan, dan pembahasan. Kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) merupakan kemampuan seseorang untuk mengenali dan mengelola emosi diri sendiri serta orang lain. Keterampilan ini mencakup pengelolaan motivasi dan ketahanan dalam menghadapi kekecewaan, pengendalian dorongan dan penundaan kepuasan, serta pemeliharaan kestabilan emosi. EQ juga berperan dalam mencegah stres mengganggu proses berpikir dan membantu memahami berbagai keadaan emosi seperti ketakutan, kemarahan, dan frustrasi. Dengan EQ yang baik, seseorang dapat menghadapi berbagai situasi emosional secara lebih efektif, yang sangat penting dalam interaksi sosial dan pengendalian diri sehari-hari. Kecerdasan Spiritual (SQ) merupakan integrasi dari kecerdasan intelektual dan emosional yang esensial bagi manusia untuk memberikan makna yang lebih dalam pada hidup dan menjalaninya dengan penuh berkah.
ADVERTISEMENT
Proses Perkembangan
Pembentukan karakter bangsa Indonesia yang luhur sebenarnya berakar dalam keseharian kita sebagai manusia. Sikap-sikap seperti kejujuran, kerja keras, dan toleransi bukan sekadar konsep abstrak, melainkan cerminan jiwa kita yang terdalam. Kampus, sebagai wadah pengembangan diri, menjadi tempat di mana nilai-nilai ini dapat tumbuh dan berkembang melalui interaksi antar sesama.
Tujuan
Menurut para ahli psikologi, kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat.5 Menurut Kusuma dan Rizki (2017), kecerdasan intelektual (IQ) merupakan klasifikasi kecerdasan manusia yang didominasi oleh kemampuan daya pikir rasional dan logika. Kecerdasan emosi mengharuskan seseorang untuk belajar mengakui, menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat dan menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT