Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengupas Konsep Diri Siswa: Peran Lingkungan dan Pendekatan Pendidikan
7 Desember 2024 23:10 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Suci Naeni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam dunia pendidikan, memahami konsep diri siswa menjadi bagian penting untuk membantu mereka mengembangkan potensi dan menghadapi tantangan. Seorang siswa SMA dari MAN 4 Bogor berinisial "A kelas 11 berusia 17 tahun menjadi subjek observasi untuk melihat bagaimana konsep diri positif dan negatif berpengaruh dalam kehidupannya. Berdasarkan teori Hurlock, konsep diri mencerminkan cara seseorang memandang dirinya sendiri, yang terbagi dalam aspek positif dan negatif. Berikut adalah hasil observasi mendalam dari wawancara terkait konsep diri siswa tersebut.
ADVERTISEMENT
1. Kelebihan dan Kekurangan Diri
Pertanyaan: Apa kelebihan dan kekuranganmu? dan Apakah kamu merasa nyaman dengan dirimu yang sekarang?
"A" menyadari bahwa ia memiliki bakat di bidang seni seperti melukis dan silat. Namun, ia juga mengakui kekurangan dalam manajemen waktu. Meskipun merasa sedikit kurang nyaman dengan dirinya saat ini, ia tetap berusaha untuk memperbaiki kelemahannya.
2. Penerimaan dan Penghargaan oleh Lingkungan
Pertanyaan: Apakah kamu merasa diterima dan dihargai oleh orang-orang di sekitarmu?
"A" mengungkapkan bahwa teman-temannya menghargai dan memahami sifatnya, meskipun kadang sifatnya berubah-ubah. Hal ini membuatnya merasa diterima di lingkungan sekolah.
3. Optimisme dalam Menghadapi Tantangan
Pertanyaan: Apa yang membantumu tetap optimis meskipun menghadapi tantangan besar dalam hidup?
ADVERTISEMENT
"A" menjelaskan bahwa ia selalu percaya setiap tantangan memiliki jalan keluar. Sikap optimis ini membantunya untuk tetap berjuang dan tidak menyerah, bahkan di tengah kesulitan.
4. Mengatasi Konflik Tanpa Emosi Berlebihan
Pertanyaan: Bagaimana kemampuanmu dalam menyelesaikan konflik tanpa marah berlebihan?
Dalam menghadapi konflik, "A" memilih untuk diam jika ia merasa salah. Namun, jika terdapat kesalahpahaman yang tidak sesuai fakta, ia berani menegur atau menyanggah untuk memperbaiki situasi.
5. Melihat Diri Secara Positif
Pertanyaan: Bagaimana cara kamu memandang diri sendiri secara positif bahkan ketika menghadapi kekurangan?
"A" mencoba membangun pandangan positif terhadap dirinya dengan aktif mengikuti kegiatan yang bermanfaat di sekolah, sebagai upaya untuk mengembangkan potensi dirinya.
ADVERTISEMENT
1. Minimnya Apresiasi
Pertanyaan: Apakah kamu jarang diberikan pujian dan hadiah apabila kamu mencapai suatu prestasi?
"A" merasa jarang mendapatkan apresiasi atas pencapaiannya. Bahkan ucapan selamat dari orang-orang terdekat sering kali hanya disampaikan sekadarnya saja.
2. Ketidakpercayaan Diri dalam Situasi Baru
Pertanyaan: Apakah ada situasi di mana kamu merasa kurang percaya diri? Apa penyebabnya?
Ketika bertemu dengan orang baru, "A" sering kali merasa minder hingga gemetar. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan dirinya perlu lebih ditingkatkan.
3. Reaksi terhadap Kegagalan
Pertanyaan: Apa yang terjadi dalam pikiranmu ketika kamu mengalami kegagalan, seperti nilai buruk di ujian?
"A" bersikap cukup santai terhadap kegagalan. Meski begitu, ia kadang merasa iri ketika melihat teman-temannya mendapatkan nilai yang lebih baik, yang menjadi motivasi baginya untuk memperbaiki diri.
ADVERTISEMENT
4. Kritik dan Ketidakpenerimaan
Pertanyaan: Bagaimana perasaanmu ketika mendapatkan kritik atau merasa tidak diterima oleh guru atau teman sekelas?
"A" menerima kritik dengan lapang dada. Namun, ia akan menyanggah kritik yang dianggap tidak sesuai fakta. Respon ini menunjukkan ia memiliki batas toleransi dalam menerima masukan.
5. Kebebasan dan Pengendalian dari Keluarga
Pertanyaan: Apakah kamu menjalani hidup sesuai dengan kemauan dirimu sendiri? Jika tidak, apakah hal tersebut dikarenakan kamu mendapat pengontrolan yang sangat ketat dari keluargamu?
"A" merasa kurang bebas karena pengawasan ketat dari orang tua yang didasari oleh rasa khawatir. Ia berharap orang tuanya lebih percaya pada kemampuannya dalam menjaga diri.
Hasil observasi ini menunjukkan bahwa "A" memiliki potensi yang kuat untuk mengembangkan konsep diri positif, tetapi beberapa aspek negatif seperti kurangnya apresiasi dan kepercayaan diri perlu mendapatkan perhatian lebih. Guru, orang tua, dan lingkungan sekolah dapat berperan dengan memberikan dukungan, penghargaan, dan ruang bagi siswa untuk berekspresi, sehingga konsep diri yang positif dapat terbentuk dengan baik.
ADVERTISEMENT
Melalui studi ini, kita dapat memahami bahwa konsep diri bukan hanya sekadar cerminan dari pengalaman individu, tetapi juga merupakan hasil interaksi sosial dan dukungan dari lingkungan sekitar. Pendekatan yang berorientasi pada penguatan positif dan pengelolaan kelemahan dapat menjadi kunci dalam membangun generasi muda yang percaya diri dan optimis.